Sunday, November 20, 2011

TOMOR LESTE, ASEAN DAN MEDALI EMAS Oleh A.R. Loebis

Jakarta, 20/11 (ANTARA) - Ketika para Menlu Negara Asia Tenggara (ASEAN) di Bali sepakat menyambut baik proposal Timor Leste untuk masuk kelompok ASEAN, Julianto Perreira berpasangan dengan Dorceyana Borger pun membuat sejarah mempersembahkan medali emas pertama untuk negeri itu.

"Pada tingkat Menlu, para menteri menyambut baik minat dan aplikasi resmi Timor Leste untuk bergabung dengan ASEAN," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Bali minggu lalu.
Tiga hari kemudian di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Julianto Perreira berpasangan Dorceyana Borger menyabet medali emas pertama untuk Timor Leste pada cabang kempo SEA Games XXVI/2011.

"Ini adalah persembahan medali emas pertama untuk negara, berasal dari kelas gerak kekompakan dan keindahan sabuk coklat (kyukenshi)," kata pelatih Endri Soessilisa.
Pada kelas sabuk hitam (yudansha), Timor Leste meraih medali perak dari atlet Domingos Savio berpasangan dengan Fidelia da Costa Perreira dengan skor 261,5.
"Pertandingan yang baru pertama kali digelar pada ajang SEA Games ini, bagi kami sangat berat lawan-lawannya. Namun yang menjadi tekad atlet kami adalah semangat untuk meraih medali," ucap Francisco Amaral yang didampingi pelatih Endri Soesilisa.

"Kami harapkan emas dari cabang kempo akan menjadi pemacu bagi atlet Timor Leste. Karena dengan semangat dan sportivitas tinggi ternyata peluang kemenangan dalam bertanding sangat terbuka. Ini kita buktikan pada cabang kempo," ujarnya.

Dengan demikian, Timor Leste pada hari kesembilan event itu meraih satu medali emas satu perak dan tiga perunggu dari cabang kempo sedangkan satu medali perunggu sebelumnya lainnya diraih dari cabang taekwondo melalui atlet puteri Luisa Dos Santos.

Sementara di Bali, Menlu Marty mengatakan, sesuai pasal 6 Piagam ASEAN, masalah keanggotaan negara harus diputuskan dalam pertemuan puncak antarkepala negara.

"Yang mengusulkan kepada kepala negara adalah Dewan Koordinasi ASEAN," kata Marty yang memimpin rapat dewan. Dewan Koordinasi ASEAN sepakat mengusulkan kepada para kepala negara/pemerintahan ASEAN untuk membentuk kelompok kerja yang akan membahas permohonan Timor Leste secara khusus dan rinci.

Perkembangan situasi pada KTT ke-19 ASEAN di Bali serta hasil yang diperoleh di GOR Jakarta Timur, tentu membahagiakan dan membanggakan bagi Timor Leste yang dulu bernaung di bawah NKRI itu.

Terlebih lagi ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Timor Leste Ramos Horta di lokasi pelaksanaan KTT di Nusa Dua, Bali, mereka membahas topik penting tentang permohonan Timor Leste untuk bergabung dengan ASEAN.


Menyodok Brunei
Kalau Indonesia mencapai target menjadi juara umum SEA Games XXVI, maka Timor Leste berhasil merangkak dari urutan juru kunci dan melewati Brunei Darussalam yang terkulai di urutan terakhir dari 11 negara dengan hanya dua perak dan tujuh perunggu.
Timor Leste datang ke Jakarta dan Pelembang, dengan hanya mengoleksi enam medali perunggu sejak mengikuti pesta olahraga Asia Tenggara pada 2003 di Hanoi.
Pada 2003, Timor Leste pulang ke negaranya dengan tidak membawa satu pun medali, kemudian dua tahun kemudian di Manila mereka meraih tiga medali perunggu, kemudian pada 2007 nasibnya sama dengan 2003 dan pada 2009 di Laos hanya mendulang tiga medali perunggu.
Dari sekitar 6374 atlet yang tampil di wilayah Jakarta dan Palembang, Timor Leste menurunkan 103 atlet putera dan 44 atlet puteri yang mendaftarkan diri turun di cabang atletik, bulu tangkis, tinju, balap sepeda, sepak bola, karate, kempo, menembak, tenis meja, pencak silat, taekwondo, bola voli dan angkat besi.
Tapi pada cabang sepak bola, negara kecil dengan jumlah penduduk 1.019. 252 (wikipedia.com, 2011) ini membuat kejutan dalam penyisihan Grup B, ketika berhasil mengalahkan Brunei 2-1 sereta Filipina 2-1 sebelum kandas di tangan Vietnam 0-2.

Tapi Timor Leste tidak lolos dari penyisihan grup B SEA Games XXVI setelah berada di urutan keempat dengan simpanan enam poin disusul Laos (4), Brunei (4), Filipina (3) sedangkan di puncak bercokol Vietnam dan Myanmar.
Timor Leste resmi diakui secara internasional pada 20 Mei 2002, karena sebelumnya Timor Leste masuk dalam wilayah Indonesia dengan nama Timor Timur. Tapi negara itu masih belum masuk anggota ASEAN.
Ketrampilan olahraga Timor Leste mulai terlihat pada Arafuru Games 2001, ketika mereka memboyong enam medali emas, satu medali perak dan dua medali perunggu.
Pada acara olahraga yang diikuti 25 negara dengan menandingkan 29 cabang di Darwin, Australia, mereka memperlihatkan kepiawaian atlet mereka di cabang atletik, cabang ibu olahraga di dunia ini.

Julianto Perreira, Dorceyana Borger, Luisa Dos Santos dan rekan mereka lainnya, akan menjadi pahlawan olahraga negara dan akan dielu-elukan sekembalinya ke Timor Leste. Raihan medali emas untuk pertama kali di SEA Games pecah dan ini akan menjadi catantan sejarah tinta emas bagi negara itu.
Akhirnya Timor Leste menutup tahun 2011 dengan prestasi mengesankan di SEA Games serta tak lama lagi akan mengikat tali persaudaraan menjadi anggota negara ASEAN.

***6***
(T.A008/B/A016/C/A016) 20-11-2011 13:32:02

No comments: