Wednesday, December 17, 2008

WRC INDONESIA DITUNDA HINGGA 2011

Jakarta,-- Kejuaraan dunia reli mobil (World Rally Championship=WRC) yang dijadwalkan berlangsung di Indonesia pada 2010 ditunda hingga 2011 dengan alasan teknis dan nonteknis, kata promotor penyelenggara Jeffrey JP, Jumat.

"Jadi salah kalau ada yang mengatakan WRC Indonesia batal atau dihapus, karena yang pasti ditunda untuk kepentingan yang realistis," kata Jeffrey, direktur utama PT Bloedus Management Indonesia (BMI) sebagai promotor reli nasional dan internasional di Tanah Air.

Jeffrey yang sedang berada di Malaysia untuk kepentingan berkaitan dengan reli Asia Pasifik (APRC) di negara itu, mengatakan FIA memberikan dua opsi kepada Indonesia.

"Opsi pertama, kalau Indonesia tetap sebagai tuan rumah pada 2010 dan sebagai kandidat pada 2009, namun dianggap gagal sebagai kandidat, maka Indonesia secara permanen akan dihapus dari kalender penyelenggara WRC. Tapi kalau rencana sebagai tuan rumah diundur hingga 2011 dan sebagai kandidat pada 2010, maka kita memiliki waktu untuk mengadakan perbaikan. FIA meyarankan kita mengambil opsi kedua, karena mereka juga tidak ingin kita gagal," kata Jeffrey.

Ia juga menuturkan, dari sisi teknis, FIA meminta Indonesia meningkatkan infrastruktur reli, diantaranya lintasan perlombaan harus diperbaiki agar memenuhi standar WRC, yaitu pereli harus mampu mengembangkan kecepatan rata-rata antara 80-85 km per jam, sedangkan dalam reli APRC yang diadakan di Makassar 24 Agustus 2008 kecepatan rata-rata baru 70-75 km per jam.

"Selain itu, kepulan debu barus dikurangi, karena persyaratan WRC jarak pelepasan pereli antara dua hingga satu menit sedangkan di reli yang lalu gapnya tiga menit. Jadi kita harus mengeraskan lintasan," kata Jeffrey, mantan navigator nasional.

Ia juga mengatakan, karena kegiatan Pemilu di Tanah Air diadakan pada 2009, maka konsentrasi tidak akan terpusat.
Ketika disinggung adanya demo berkelanjutan petani tebu di Takalar yang sempat menjadi berita nasional usai Lebaran lalu, Jeffrey mengatakan,

"Makanya syukur kita dapat pengunduran satu tahun dari FIA, jadi kita dapat lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi WRC itu."
WRC pernah diadakan di Sumatera Utara pada 1996 dan 1997 dan keduanya dimenangi Carlos Sainz dari Spanyol.(arl)

RINI S BONO GROGI DAN BERDOA TERUS

Balikpapan, 15/11 - Rini S Bono, ibunda Sean Ricardo, yang terus mendampingi puteranya setiap memasuki service area atau kawasan re-grouping para pereli, terlihat sesekali memandang kagum pada puteranya yang baru berusia 12 tahun itu.
Setelah sebelumnya mendampingi David Maslen dari Inggris dan beberapa kali memenangi perlombaan di Indonesia, kali ini, tepatnya Sabtu dan Minggu (15-16/November 2008), Sean sebagai navigator mendampingi Cody Crocker dari Australia. Cody adalah juara Reli Asia Pasifik (APRC) 2006-2007, 2008.
"Bagaimana perasaan ibu saat melihat Sean mendampingi juara APRC Cody dalam reli kali ini? Dulu ibu mengatakan selalu deg-degan dan bedoa terus, bagaimana kali ini," ditanyakan kepada mantan bintang film era 70-80-an itu dalam tenda tim Serge KFC di service area reli nasional di Penajam Passer Utara (PPU), Kalimantan Timur, Sabtu (15/11).
"Saya sebagai ibu tetap deg-degan dan tetap berdoa terus untuk putera saya dan suami saya. Semalaman bahkan saya tidak dapat tidur. Saya tetap khawatir dengan hobi mereka olahraga keras itu. Tapi Tuhan lah yang maha tahu dan semoga mereka selamat dan menang," kata Rini.
Ia menyiapkan makanan untuk Ricardo yang akrab dipanggil Kadok dan untuk puteranya Sean Sabtu siang di tenda tim mereka, namun beberapa menit kemudian sudah harus mempersiapkan mobil dan diri untuk berlaga kembali. "Wah nasi masih di leher sudah dipanggil lagi," kata Ricardo yang berlaga didampingi navigator Hervian Soejono, sembari keluar tenda.
Sean juga dipanggil Cody keluar tenda karena mereka masih harus berlaga lagi hingga Sabtu petang, setelah sejak pagi hingga siang mereka tampil sebagai yang tercepat hingga SS-3.
"Tolong doakan keselamatan Sean. Ia masih amat muda untuk menggeluti olahraga keras ini, tetapi itu hobinya dan memang harus dilakoninya sejak sekarang," kata Rini.
"Ibu mengutamakan Sean sekolah atau bertanding otomotif? Toh suatu saat ia bisa saja jadi juara dunia."
"Saya tetap ingin ia mendahulukan sekolahnya. Kalau papanya menginginkan ia sekolah sembari melakoni olahraga itu secara seimbang. Itu nanti semua terpulang kepada Sean, tentu saja bila studynya sudah rampung," tutur Rini.
Ricardo Gelael menginginkan Sean suatu saat tampil dalam kejuaraan dunia reli khusus kendaraan produksi massal atau PWRC (Production World Rally Championship), seperti yang musim ini diikuti seniornya Subhan Aksa.
"Mungkin dua atau tiga tahun mendatang ia baru dapat tampil sebagai driver. Sekarang biar ia menjadi navigator dulu, karena para pereli dunia pun umumnya berangkat dari navigator baru menjadi driver," kata Ricardo.

INDONESIA TETAP DIHARAPKAN JADI BAGIAN WRC

Jakarta, 10/11 - Penyelenggara kejuaraan dunia reli mobil (WRC) tetap mengharapkan Indonesia menjadi bagian dari WRC, setelah terjadi penundaan penunjukan Indonesia sebagai negara tuan rumah penyelenggara kejuaraan dunia dari 2010 menjadi 2011.
Penundaan Indonesia menjadi kandidat reli dunia pada 2009 dan peralihan tuan rumah 2010 menjadi 2011, diputuskan WRC setelah melakukan observasi pada penyelenggaraan reli Asia Pasifik (APRC) di Makassar 2008.
Kemudian tim pelaksana WRC Indonesia, Sadikin Aksa dan Jeffrey JP diminta FIA agar melakukan pertemuan dan pembicaraan lebih lanjut dengan President WRC Morrie Chandler dan FIA Senior Observer Piero Sodano langsung di kantor FIA di 8 Place de la Concorde, Paris, mingu lalu (6/11).
Jeffrey mengatakan di Jakarta, Senin, dalam pertemuan itu dinyatakan bahwa Indonesia tetap diharapkan menjadi bagian dari rangkaian WRC agar kompetisi menjadi lebih bervariasi dan menambah negara penyelenggara di kawasan Asia dengan karakteristik tersendiri.
"Penundaan WRC Indonesia menjadi 2011 adalah agar negara Indonesia tidak gagal dalam rencana menyelenggarakan kembali WRC serrta dapat dipertanggungjawabkan penyelenggaraan eventnya untuk tahun-tahun selanjutnya dengan pertimbangan tambahan waktu satu tahun untuk peningkatan mutu serta adanya pemilihan umum pada 2009," kata Jeffrey.
"Indonesia juga diharapkan agar Indonesia lebih serius dan bekerja lebih keras lagi dalam dalam mempersiapkan berbagai faktor yang harus ditingkatkan untuk mencapai standard WRC berdasarkan hasil observasi tahun 2008," katanya.
Selain itu, katanya, dalam diskusi itu disebutkan area penyelenggaraan sebaiknya tetap berlokasi di Sulawesi Selatan berdasarkan data penyelenggaraan yang telah dilakukan oleh pihak BMI baik di Sumatera Utara maupun Sulawesi Selatan.
"Kita juga diminta agar lebih melakukan sosialisasi penyelenggaraan event kepada semua lapisan masyarakat dan pembentukan tenaga kerja (SDM) dengan pelatihan yang menjadikan tenaga terampil sesuai standard WRC," kata Jeffrey, yang juga mantan atlet otomotif nasional.
Ia menambahkan, penentuan kalendar WRC 2011 akan dilaksanakan pada akhir Januari 2009 dikarenakan mulai 2011 penyelenggaraan WRC akan ditangani oleh promotor baru dan juga dari FIA akan melakukan perubahan format regulasi reli secara keseluruhan agar menjadi lebih sederhana dan mudah untuk dipahami.
"Keberhasilan penyelenggaraan WRC di Indonesia pada 2011 akan sangat tergantung pada kerjasama dan dukungan semua pihak yaitu pemerintah pusat dan daerah; IMI; instansi terkait; media cetak dan elektronik serta partisipasi langsung dari para sponsor / produk, karena event tersebut merupakan event yang mewakili negara Indonesia dalam rangkaian Kejuaraan Dunia Rally (WRC)," kata Jeffrey.

KUARTET KONSTAN DI RELI KALTIM

Jakarta, 19/11 - Mungkin untuk pertama kalinya dalam sejarah reli nasional bahkan dunia, ketika empat pereli teratas tidak berubah kedudukannya mulai dari awal hingga usai melahap 11 trayek khusus (SS=special stage) sepanjang 166,50 km pada Kejurnas Reli Mobil di Kaltim, 14-16 November 2008.
Mereka adalah Cody Crocker, Rifat Sungkar, Rizal Sungkar dan Ricardo Gelael, sedangkan Subhan Aksa di posisi kelima pada etape I mengalami kerusakan kendaraan menjelang etape II sehingga posisinya digantikan Akbar Hadianto.
Dua pereli teratas, Cody dan Rifat, menggenjot Subaru Impreza WRX, disusul Rizal di atas Mitsubishi Evolution VIII, kemudian Ricardo di atas Subaru Impreza WRX dan Akbar tampil di atas Mitsubishi Evolution IX.
Namun yang mencengangkan ditilik dari segi apa pun, Cody didampingi navigator remaja Sean Gelael, tidak dapat ditembus pereli lain sejak SS-1 hingga SS-11, sehingga pereli Australia juara Reli Asia Pasifik 2006-2007-2008 itu tidak saja tampil sebagai pemenang, tetapi juga menghantarkan Sean sebagai juara nasional kategori navigator (co-pilot) 2008.
Lintasan reli yang diadakan di perkebunan akasia di kawasan Desa Sepaku, Kabupaten Penajam Passer Utara (PPU), sekitar 80 km baratdaya Balikpapan itu, dirancang amat sederhana dengan melintasi hanya tiga kawasan.
Kawasan pertama dinamai Logdump 1500-1 sepanjang 17,61 km, lintasan kedua 1500 Meriden-1 dan tempat ketiga Terunen A-1. Para pereli menyantap lintasan itu dalam tiga SS sebelum melakukan re-grouping siang hari dan setelah makan siang meneruskan perlombaan tiga SS berikutnya di tempat sama alias mengulang lomba.
Pada lima SS hari kedua, sebanyak 20 pereli -berkurang satu orang dari hari pertama,--menerusakan adu kecepatan di tempat sama dengan arah berlawanan. "Karakter jalan bila berlawanan biasanya ada perbedaannya," kata Subhan Aksa, pereli PWRC yang menaiki Mitsubishi Evolution VI, yang mengalami kerusakan kendaraan ketika akan memulai permainan di hari kedua pada SS-7.
"Hujan subuh tadi membuat lintasan amat licin. Kalau esok masih hujan juga, maka perlombaan akan sukar diprediksi," kata Akbar Hadianto yang menggenjot Misubishi Evolution IX, pada perlombaan hari pertama, ketika menempati urutan keenam dan akhirnya naik ke tangga kelima setelah Subhan bersama navigator Hade Mboi mengalami masalah dengan kendaraan mereka.
Cody mengatakan, setelah berhasil menguasai permainan pada hari pertama dengan waktu 51 menit 43, 33 detik, terpaut dua menit lebih dari Rifat, Rizal dan Ricardo maka ia harus berusaha tidak mengambil risiko pada hari kedua. "Kami harus konstan tetapi berusaha tidak menurunkan irama kecepatan dan tidak ambil risiko," kata Cody.
Dalam Kejurnas Gudang Garam International Rally 2008 sebagai putaran akhir untuk musim lomba 2008, praktis persaingan ketat terjadi antara dua bersaudara Rifat dan Rizal setelah Ricardo stabil di urutan keempat. Pada 11 SS yang dilombakan, Ricardo secara berurutan pada setiap SS menempati posisi 4, 5, 4, 5, 5, 4, 5, 3, 5, 4, 5.
Rifat yang dipandu Bill Hayes (Australia), navigatornya di putaran Asia Pasifik (APRC) dan satu tim dengan Cody di Subaru Motorimage Singapura, tiap SS menempati posisi 3, 3, 5, 4, 4, 3, 3, 2, 4, 3, 3. Sedangkan Rizal memposisikan diri pada urutan 3, 3, 5, 4, 4, 3, 2, 4, 3, 2, 2.
Posisi terbaik Subhan Aksa berada di urutan kedua dan ketiga pada SS-4 dan SS-5 sedangkan Akbar Hadianto urutan kedua pada SS-2 dan ketiga pada SS-3 serta kedua pada SS-9.
Pada akhir perlombaan hari kedua, Cody membuktikan kepiawannya sebagai pereli APRC, menyelesaikan perlombaan dengan waktu satu jam 51 menit, 53,33 detik, terpaut tiga menit 9,63 detik dengan Rifat.

GR-2 dan N-15

Pereli remaja Adwitya Amandio yang menggenjot Mitsubishi Lancer GT-i dan tampil sebagai juara Grip GR-2, juga stabil pada posisinya di tangga kesembilan overall, setelah melaju dari gerak awal ke-17.
Posisi pereli DKI yang didampingi Boy Martadinata itu mulai SS-1 hingga SS-11 secara berurutan adalah 9, 9, 9, 9, 9, 10, 10, 8, 10, 10 dan 11sedangkan posisi Mago Sarwono di atas Suzuki SX-4 sebagai juara Grup N-15 dan overall ke-11 secara berurutan menempati posisi 11, 12, 11, 13, 11, 12, 9, 13, 8, 9, 10.
Pimpinan Lomba Jeffrey JP menuturkan, perlombaan putaran terakhir Kejurnas itu berlangsung mulus, arena lomba tidak merusak kendaraan kendati faktor kecepatan tinggi masih tetap memegang peranan.
"Di sini butuh skill pereli karena jalur lomba di tanah berkerikil itu amat keras tetapi amat licin bila terkena siraman hujan. Jalur panjang untuk mengembangkan kecepatan ada dan ada pula tikungan yang harus dijinakkan para pereli," kata Jeffrey.
Ketrampilan untuk melarikan kendaraan, apalagi mobil canggih, amat menentukan dalam perlombaan itu. Pada lintasan terpanjang di SS-2 (17, 72km), Cody mencetak waktu 10. 58, 90 sedangkan urutan kedua Akbar (11.14,70) sementara Rizal di tangga ketiga (11.16, 70) dan Rifat keempat (11.21, 30).
Ketika petang hari saat lintasan semakin kering, Cody melaju lebih cepat pada SS-5 yang merupakan ulangan dari SS-2. Ia membuat angka 10.14, 10, terpaut sekitar 18 detik dengan Rifat (10.33,80). Subhan di urutan ketiga (10.35, 60) sedangkan Rizal keempat (10.41, 80).
Dengan hasil konstan perlombaan putaran akhir Kejurnas reli musim 2008 itu, kendati Cody tampil sebagai juara, namun Rifat yang mendapat tambahan 20 poin sehingga ia tampil sebagai juara nasional 2008 sekaligus mempertahankan gelar juara 2007.
Posisi kedua gelar nasional musim ini adalah Rifat Sungkar disusul Ricardo Gelael yang pernah menjadi juara nasional 2006.
Sedangkan juara nasional kategori navigator jatuh pada Sean Gelael, yang tahun depan ditargetkan orangtuanya, Ricardo Gelael, untuk duduk di bangku driver dan akan menyetir sendiri kendaraanya di medan laga kejuaraan reli.

Thursday, December 11, 2008

RELI MOBIL: PRESTASI DAN GENGSI

Kejuaraan nasional reli mobil 2008 berakhir November lalu dan menampilkan para juara nasional antara muka lama dan baru dengan diwarnai peran serta pereli asing yang membuat perlombaan semakin menarik sementara kejuaraan dunia (WRC) menjauh dari Indonesia.
Rifat Sungkar masih mendominasi pengumpulan poin dan tampil sebagai juara nasional sekaligus mempertahankan gelar 2007 dan posisi kedua ditempati adiknya Rizal Sungkar dan posisi ketiga dihuni juara nasional 2006, Ricardo Gelael.
Perlombaan menarik disimak, karena pereli papan atas berlomba didampingi atlet asing, Rifat didampingi Bill Hayes (Australia) sementara Sean Gelael yang masih berusia 12 tahun didampingi driver Cody Crocker (Australia), juara Reli Asia Pasifik (APRC) 2006, 2007, 2008.
Sebelum berlaga pada putaran terakhir yang keempat di Kalimantan Timur 14-16 November, posisi teratas klasemen driver ditempati Rifat (58 poin), disusul Rizal (42), Ricardo Gelael (38), Akbar Hadianto (35,5) dan Subhan Aksa (26).
Sedangkan posisi teratas klasemen navigator (co-pilot) hingga putaran ketiga dibagi navigator veteran Anthony ?Wono? Sarwono (49 tahun) dan Sean Gelael (12) dengan sama-sama mengumpulkan 45 poin, disusul Arianto Syarief (40 poin) dan Hade Mboi (33 poin).
Dengan tidak ikutnya Bill Hayes memperebutkan poin, maka Wono dan Sean mempertaruhkan pamor mereka, termasuk Arianto Syarief (navigator Akbar Hadianto), yang tetap berada di urutan ketiga.
Pada perlombaan itu, Crocker yang belum pernah tampil dalam reli Indonesia, dengan menggenjot Subaru Imprezza WRX milik Ricardo Gelael mendominasi perlombaan mulai SS-1 hingga SS-11 sepanjang 166, 50 kilometer.
Namun sebagai pereli asing yang baru sekali turun di reli nasional, Crocker pun tidak mendapat poin sehingga perburuan gelar juara praktis antara dua Sungkar bersaudara, Rifat yang menaiki Subaru Imprezza WRX besama navigator Hayes yang mendampinginya di APRC dan Rizal yang menggenjot Mitsubishi Lancer Evolution VIII.
Namun bila Ricardo yang mengendarai Subaru Imprezza WRX bersama Hervian Soejono berhasil mengejar Rizal untuk mendapatkan posisi kedua dan Rizal minimal berada di urutan keempat, maka Ricardo naik ke urutan kedua overall nasional.
Crocker yang tampil tercepat sejak SS-1 hingga akhir perlombaan, membukukan angka hukuman terkecil satu jam 38 menit 25, 08 detik, terpaut tiga menit lebih dengan Rifat yang mencetak waktu 1:41.34, 71 dan Rizal (1:41.54, 18) dan Ricardo (1:42.57,55).
Dengan posisi akhir putaran keempat Kejurnas Gudang Garam International Rally 2008 seperti itu maka Rifat mempertahankan gelarnya di kategori driver sedangkan Sean Gelael yang dipayungi Tim Serge KFC menyabet gelar nasional kategori navigator dari tangan M Herkusuma.
Subhan Aksa, pereli nasional yang mengikuti seri PWRC (kejuaraan dunia production car) 2008 sempat membayangi di urutan kelima pada hari pertama, namun Mitsubishi Evolution VI yang dikendarainya ngadat pada hari kedua sehingga runner-up nasional 2007 itu tidak mendapat poin.

Pereli berbakat
Crocker mengatakan, ia amat bangga dengan kemampuan Sean memberikan komando kepadanya dalam mengikuti perlombaan nasional itu.
"Dalam usia semuda itu ia sudah mampu membuat pace-note yang dapat dimengerti dengan baik. Saya salut dan saya memperhitungkan ia akan menjadi pereli tangguh di kemudian hari," kata Crocker.
Sebagai calon pereli yang harus mendapat perhatian, Sean tidak sendiri, karena Adwitya Amandio yang masih berusia 15 tahun pun sudah menunjukkan kiprahnya dengan tampil sebagai juara kategori driver pada Grup GR-2.
Pelajar SMA PSKD Jakarta yang pada musim tahun lalu berada di urutan ketiga, dengan mengejutkan mengalahkan para seniornya dengan menggeber Mitsubishi Lancer Gti dan berada di urutan kesembilan overall dan di puncak pada kelas yang diikutinya.
"Kalau ada mobil Grup N saya ingin belomba di grup itu," kata pembalap pendiam yang sempat mengeluarkan darah dari hidung bahkan tidak sadarkan diri sesaat saat berlomba pada putaran pertama nasional Maret lalu di Palembang.
Sean pun tidak kalah sengitnya. "Saya sudah ingin mengemudi dalam reli nasional, tidak lagi sebagai navigator," tutur pelajar kelas tujuh di sekolah dasar internasional di Cita Buana Cilandak, Jakarta, yang pada Kejurnas Reli Sprint di Bali dan KFC Sprint Rally di Dawuan, Cikampek, sudah berada di balik stir sebagai pengemudi (driver).
"Saya mengikuti hobi Sean dan kalau ia menekuni hobi itu sebagai olahraga prestasi maka saya akan mendukungnya menjadi pereli profesional," kata ayahnya, Ricardo Gelael.
Pada 2009, katanya, Sean akan didampingi Bill Hayes dan Tony Sircomba (juara dunia navigator PWRC 2006) sebagai penasihat nonteknis dan teknis sedangkan Crocker akan mendampinginya dalam dua putaran reli mendatang.
Ricardo kelihatannya tidak main-main dengan niatnya mengarahkan putranya ke jenjang internasional, sedangkan Sean pun dengan lantang mengatakan ia ingin menjadi pereli tangguh di masa mendatang. "Saya ingin ikut reli dunia," kata Sean dengan nada masih kekanak-kanakan bila ditanya apa cita-citanya.

Gengsi dunia
Kalau prestasi pereli pemula mulai kelihatan menanjak, pamor Indonesia sebagai tuan rumah seri kejuaraan dunia (WRC=world rally championship) 1996-1997 di Sumatera Utara memudar karena belum berhasil mengembalikan kejuaraan itu ke Indonesia, padahal sebelum sudah sempat dijadwalkan akan berlangsung pada 2010.
"Perlombaan dunia 2010 itu ditunda hingga 2011 dengan alasan teknis dan nonteknis," kata promotor penyelenggara Jeffrey JP.
"Opsi pertama, kalau Indonesia tetap sebagai tuan rumah pada 2010 maka akan sebagai kandidat pada 2009. Kalau dianggap gagal sebagai kandidat, maka Indonesia secara permanen akan dihapus dari kalender penyelenggara WRC. Tapi kalau rencana sebagai tuan rumah diundur hingga 2011 dan sebagai kandidat pada 2010, maka kita memiliki waktu untuk mengadakan perbaikan. FIA menyarankan kita mengambil opsi kedua, karena mereka juga tidak ingin kita gagal," kata Jeffrey.
Ia juga menuturkan, dari sisi teknis, FIA meminta Indonesia meningkatkan infrastruktur reli, di antaranya lintasan perlombaan harus diperbaiki agar memenuhi standar WRC, yaitu pereli harus mampu mengembangkan kecepatan rata-rata antara 80-85 km per jam, sedangkan dalam reli APRC yang diadakan di Makassar 24 Agustus 2008 kecepatan rata-rata baru 70-75 km per jam.
"Selain itu, kepulan debu harus dikurangi, karena persyaratan WRC jarak pelepasan pereli antara dua hingga satu menit sedangkan di reli yang lalu gap-nya tiga menit. Jadi kita harus mengeraskan lintasan," kata Jeffrey, mantan navigator nasional.
Ia juga mengatakan, karena kegiatan Pemilu di Tanah Air diadakan pada 2009, maka konsentrasi tidak akan terpusat.
Pada WRC di Sumatera Utara pada 1996 dan 1997, keduanya dimenangi Carlos Sainz dari Spanyol. WRC 2011 direncanakan akan diadakan di kawasan perkebunan di Sulawesi Selatan.
Kancah reli mobil di Tanah Air 2008, kelihatan saling berkejaran antara menanjaknya prestasi para atlet bintang muda dan tingginya konsentrasi untuk membawa sirkus WRC itu ke Indonesia, sehingga tidak salah bila diibaratkan dengan lomba lari antara prestasi dan gengsi!

Thursday, April 24, 2008

MASA DEPAN RELI SPRINT

Kejuaraan reli sprint diharapkan menjadi massal, siapa pun memiliki peluang tampil sebagai pemenang dan penonton datang berbondong-bondong menyaksikan.
Demikian kira-kira konsep masa depan kejuaraan reli sprint yang menjadi pelatihan bagi para atlet otomotif pemula, untuk maju ke kancah yang lebih akbar, yaitu reli kecepatan (speed rally).
Lantas apa selanjutnya yang akan dilakukan untuk mengejawentahkan konsep itu?
"Kita siapkan sirkuit permanen. Kemudian beberapa aturan permainan diubah agar lebih menguntungkan semua peserta," kata Ricardo "Kadok" Gelael yang menjadi promotor penyelenggara reli sprint sepanjang musim lomba 2008.
Lahan seluas 500 hektar di kawasan Cikampek sudah disiapkan Kadok dan disebutkan amat layak dijadikan sirkuit permanen, dengan panjang lintasan sekitar enam kilometer, dapat dibuat satu jalur sebagai satu lintasan atau lintasan ganda (double track).
Di kawasan itu sirkuit itu dapat dibangun tenda penonton, dengan fasilitas pendingin udara dan pesawat televisi yang menyuguhkan adegan perlombaan lengkap dengan waktu lomba para peserta. Di bagian lain sirkuit ada, kafetaria serta panggung untuk pertunjukan band agar ada hiburan bagi para pengunjung.
Beberapa unit mobil disiapkan. Kendaraan berpenggerak roda dua (belakang dan depan) yang disiapkan bekerja sama dengan ATPM, dapat dinaiki siapa pun, bahkan menjadi salah satu unsur lomba bagi peserta senior dan junior.
"Ayo nyupir semua, mobil gua pinjamin, agar tidak ada dugaan yang punya mobil canggih saja yang menang," kata Kadok.
Bahkan Kadok menginginkan dalam seri perlombaan itu, termasuk putaran speed rally, akan diikuti kendaraan sejenis (one make race), misalnya Suzuki, yang dalam lomba beberapa tahun ini sudah ada satu-dua yang menaikinya.
"Kita siapkan kendaraan, kita cari sponsor dan pereli tinggal naik mobil. Atau beli kendaraan standar, kemudian kita bangun kendaraan reli dengan biaya murah, misalnya 40 jutaan rupiah. Setelah itu mereka dapat ikut lomba, sedangkan bayaran 40 juta itu kita beli spare parts untuk reli seterusnya," kata Kadok.
Nantinya, kata Kadok, tidak ada pembagian kelas dan kategori kendaraan karena semua bisa dikendarai secara bergantian oleh pereli yang menaiki kendaraan canggih dan kendaraan GR-2 yang baru dibangun itu.
"Siapa pun yang masuk urutan 10 besar dapat poin, karena kelas GR-2 pun akan masuk dalam urutan overall, tidak dimasukkan dalam kategori podium GR-2. Saya kira ini tidak bertentangan dengan aturan, karena niat kita untuk memajukan atlet kita," katanya.

Sistem Poin
Kalau Serge dipercaya sebagai promotor nasional, khususnya reli sprint, maka diusulkan mengubah point system (sistem raihan angka), yaitu pereli urutan 10 besar overall akan mendapat poin mulai dari 10 hingga satu (10-1).
"Beda angka hanya satu poin sehingga perlombaan dari satu putaran ke putaran lainnya tetap seru dan membuat para peserta bersemangat, karena peluang tetap terbuka," kata Kadok.
"Ini yang saya usulkan kepada IMI Pusat. Saya niatnya baik, agar perlombaan reli sprint banyak peminat, baik dari sisi peserta mau pun dari sisi penonton," kata Kadok, yang sependapat reli sprint akan menjadi perhatian masyarakat penggila otomotif, seperti yang saat ini terjadi dalam perlombaan slalom test.
"Kita harus memikirkan hal ini, kalau bukan kita siapa lagi? Kalau tentang peraturan, saya kira bisa dibicaran dan diubah. Undang-undang dasar saja bisa diubah," kata Kadok, juara nasional reli 2006, dengan nada bersemangat.
Bahkan, katanya, untuk mendatangkan penonton ke arena lomba, ia pun bersedia menyiapkan kendaraan yang kelak akan dinaiki tidak saja oleh para pereli junior, tetapi juga para artis.
"Jenis olahraga ini diawali dengan minat peserta dan penonton, karena berkaitan dengan sponsorship, setelah itu baru kelak menjadi ajang perlombaan yang mengetengahkan kualitas tinggi," kata Kadok, pereli senior yang masih aktip berlomba hingga kini, dan sedang mempersiapkan puteranya, Sean Ricardo yang masih berusia 11 tahun, ke jenjang seri kejuaraan reli dunia (WRC).
"Toh para pereli dunia yang kita kenal sekarang, mengawali karir mereka dari perlombaan reli jarak pendek seperti reli sprint di negara kita," kata Kadok.
Indonesia terpilih lagi sebagai tuan rumah seri kejuaraan dunia reli (WRC) pada 2010, setelah sebelumnya menjadi tuan rumah pada 1996-1997, sehingga niat untuk memajukan mutu para pereli lokal agar dapat tampil di tingkat internasional, memang harus dipupuk sejak dini, seperti yang sudah dilakoni Rifat Sungkar dan Subhan Aksa.

Monday, February 4, 2008

RELI DUNIA KEMBALI KE RI

Rencana pelaksanaan kejuaraan dunia (WRC=world rally championship) di Indonesia mengalami kemajuan besar pada Jumat (31/8/2007) ketika Menegpora Adhyaksa Dault yang mengutus asisten deputi pembinaan prestasi olahraga, James Tangkudung, bertemu langsung dengan presiden WRC FIA, Morrie Chandler di sela-sela pelaksanaan seri ke-11WRC di Selandia Baru.

“Dalam pertemuan itu, James didampingi Harris Gondokusumo (biro olahraga roda empat PP IMI) dan kita mendapat banyak masukan soal waktu rencana pelaksanaan WRC di Indonesia,” kata Direktur PT Bloedus Management Indonesia (BMI), Jefrey JP dari Selandia Baru, Jumat malam.

Morrie yang juga tokoh di balik kesuksesan reli Selandia Baru sebelum terpilih sebagai presiden WRC FIA, juga memberi arahan yang harus dilakukan oleh PP IMI dalam waktu dekat, katanya.

“Sebelumnya, pelaksanaan WRC Indonesia ditargetkan tahun 2009 di Makassar. Namun ada perkembangan baru di FIA soal rencana kalender kejuaraan reli dunia tersebut. Mulai tahun 2010, rencananya FIA akan memberi kesempatan bagi 12 negara yang di tahun 2009 tidak menggelar WRC,” kata Jeffrey JP, direktur PT BMI yang mempromotori reli nasional dan internasional di Indonesia.

Negara-negara itu, katanya, akan mendapat kontrak pelaksanaan event selama dua tahun hingga 2011 dan bila Indonesia tetap ngotot menggelar WRC di 2009, kemungkinan pelaksanaannya kembali baru di 2012.

Di masa peralihan antara regulasi soal kalender WRC inilah, Morrie menyarankan kepada Indonesia untuk tidak mengambil di 2009, ujar Jeffrey.

Menurut pengalamannya menyelenggarakan WRC di Selandia Baru dulu, katanya, pihak penyelenggara baru akan menuai keuntungan ekonomis di tahun kedua. “Tahun pertama, investasi akan sangat besar karena infra strukturnya belum siap, seperti pelatihan untuk petugas lapangan,” tutur Jeffrey.

berdasar saran inilah, PP IMI yang diwakili Harris dan penyelengara reli di Tanah Air sepakat untuk memundurkan jadwal dari 2009 menjadi 2010.

“Dua kali pelaksanaan WRC yang berdekatan itu (2010 dan 2011) diyakini punya keuntungan buat Indonesia. Bukan hanya dari sisi ekonomis, namun juga waktu persiapan yang lebih lama memberi kesempatan penyelenggaraan yang lebih sempurna, jelas Jeffrey yang juga mantan navigator nasional.

Morrie juga mengarisbawahi soal peninjau (oberver) dari FIA, kata Jeffrey, yang akan menilai kelayakan penyelenggaran event reli di tanah air, seperti APRC Makassar.
Menurutnya, PP IMI harus segera mengajukan surat permohonan sebagai kandidat WRC di 2008 agar bisa disetujui sebagai pelaksana WRC di 2010. Ini harus dilakukan secepatnya sebelum 12 September 2007 karena FIA akan menggelar rapat tahunan untuk menentukan kalender WRC selama dua tahun di 2010 dan 2011 sekaligus.

Penyelenggara reli di Tanah Air, dalam hal ini BMI, jelas Jeffrey, juga disarankan memakai seorang adviser (penasihat) yang sudah biasa dan berhasil menggelar seri WRC dengan sukses.

Pada kesempatan itu, pemerintah melalui asisten deputi pembinaan prestasi olahraga melihat kunci sukses penyelengaraan seri kejuaraan dunia WRC secara benar.

“Reli Selandia Baru adalah satu-satunya seri yang bertahan paling lama dalam kalender WRC. Kemegahan sebuah event dunia yang mampu mendatangkan devisa bagi negara tercermin jelas di reli ini,” kata Jeffrey. (a.r. loebis)

SAJAK KEPADA HMS

Kisi-kisi besi kisi-kisi maya membalut
pembaringanmu
jiwamu sisa hidupmu
jasadmu sisa kegagahanmu
tenagamu sisa kekuatanmu
lunglaimu sisa perbawamu
seringaimu sisa senyummu
pucatmu sisa ceriamu

Kisi-kisi besi kisi-kisi maya membalut
istanamu keranjang sampah sumpah serapah
keluargamu penggali kubur kejantanan masa lalu
piring sendok dan garpu
bekas makan warisan pada setelahmu
sumbatan kran demokrasi terpimpinmu ciptaanmu
sentralisasi kekuasaan yang kini jadi sebab akibat

Benarkan itu semua?

Benarkan sebab kekinian semua ditumpahkan
pada kesilaman
benarkan masa lalu
merupakan sentra kegamangan kekinian pimpinan
kalau tak ada reformasi
dan tak dicanangkan dekokratisasi
apakah akan timbul kemoratmaritan kehidupan
yang sekarang
yang melanda semua pusat gerakan hidup
dan kehidupan
benarkan ordemu aib nasional
tumpuan penyebab seperti disimpulkan pengamat
mengapa hingga kini orang tua
mengingatkan lebih enaknya “jaman normal”?

Tapi!

mengapa tak mengalir air bersih pencuci piring kotor
mengapa tak mengucur
cairan kemaslahatan dari kran yang terbuka
mengapa reformasi
dan demokratisasi tak menuangkan rasa persatuan
mengapa semakin banyak kata membingungkan
mengapa semakin banyak rakyat ketakutan di jalanan
mengapa semakin banyak orang
yang membakar orang
mengapa semakin banyak fitnah berkeliaran di udara
mengapa agama menjadi medan laga
mengapa orang saling membunuh
membiarkan setan
dan iblis bebas bersemayam dalam dada
mengapa pemimpin utama
membuat kebijakan seenak perutnya
apakah semua karena peralihan
dan kesalahan orde sebelumnya?
yang jelas kini teori-teori
lahir setelah terjadinya peristiwa
praktek-praktek membuat sarjana
semakin mampu berkata-kata
kemunafikan semakin membuat
pembela perkara laku di pasaran
menjajakan ilmunya,
membolak balik buku tebal simpanannya
yang dulu berdebu di lemari tua
tengoklah di layar kaca
setiap saat mereka sperti selebriti saja
para ekonom, politisi, polisi pun selalu bermuka dua
berkoar-koar
tapi seperti cecungukan begitu dekat dengan penguasa
tak ada bedanya orde-orde itu.

Kisi-kisi besi kisi-kisi maya membalut
fisikmu dianalisis 62 dokter independent
tak bisa kau duduk di meja pesakitan
kau sama dengan ahli warismu
yang duduk di kursi utama itu
tetap tak tersentuh jerat-jerat teori buku tebal
walau banyak “gate”
yang sudah terpampang di layar massa
inilah orde ordo kekuasaan yang sama saja
walau beruah dinastinya
bahkan lebih menghalalkan segala haram

Kepada HMA yang dibalut kisi-kisi maya di jiwanya
yang sedang digerogoti detik-detik
mundur batas akhir geraknya
entah bagaimana nanti bila malaikat mengajaknya
apakah masih ada sisa ingatan
ketika ia membela negaranya
seperti kesenduan mendalam mingguan lamanya
saat pendampingnya meninggalkannya
apalagi tak ditengok Tommy
yang saat ini entah dimana
putra mantan kepala negara itu hilang dari negaranya
polisi sibuk menanyai siapa saja
entah mengapa kok tidak semua perusahaannya disita
agar ia keluar dari persembunyiannya
atau mungkin ia memang tak bersembunyi
ini memang jaman penuh tanda tanya
seperti dituangkan dari langit saja, rakyat kelelep
reformasi dan demokratisasi
memang dicirikan tanda tanya
bertanyalah kepada siapa saja
pasti dijawab dengan tanya
tanya menjadi segenap tanya
tanda meninggalkan tanya
tanda negeriku saat ini adalah tanda tanya.

Kepada HMS yang kini terbaring tak bisa ditanya
tidurlah dikelilingi kisi-kisi besi maya
yang mendekam dalam jiwamu
diamlah dalam rekaman ribuan tanya
yang memenuhi syaraf, urat dan aliran darahmu
tergoleklah dalam jutaan jawab
yang diselimuti tanya dari mantan rakyatmu
siapkan jawaban dalam perjalanan panjangmu
yang akan ditanyakan satu per satu
lewat buku tebal malaikat
yang mencatat amal makruf dan nahi mungkar
yang selalu disebut-sebut pejabat
yang mengaku Islami itu
yang hanya menghapal hadis kebaikan
untuk pidato-pidato di atas mimbar
mempelajari tingkah laku sahabat Rasululloh
di jaman hulafaurasyidin
untuk membuat perbandingan
bahwa agama itu rakhmatanlilalamin
tapi setelah itu mereka terseok-seok
di lorong-lorong kemunafikan
menambah data perbuatan di buku tebal malaikat
yang tak sama dengan buku tebal pengacara itu
yang tak tapat dputarbalikkan ayat-ayatnya
yang akan dipertanggungjawabkan di yaumilakhir
masa depan yang akan kehilangan tanda tanya
karena semua sudah menjadi jawaban-jawaban

Kepada HMS yang kini mungkin
hanya mampu berzikir dalam hati
berzikirlah di atas jutaan tanya
untuk menjawab pertanyaan masa depan
atau mungkin tak akan ditanyakan
karena malaikat tak berurusan dengan masalah negara
kecuali hati manusia
kita-kita semua
tentang masalah negara dalam diri sendiri
Nanti!
(Sajak ini kutulis ketika merenung tentang dua negara
Negara takhta di dunia dan negara kelak menuju surga)

A.R. Loebis
Jakarta, 03 Desember 2000

Thursday, January 31, 2008

PAK HARTO MENEMBUS TABIR RAHASIA

Setelah hampir 87 tahun melakoni irama kehidupan di dunia fana ini, akhirnya Pak Harto menembus tabir rahasia untuk memasuki ranah perjalanan abadi yang kelak akan dialami semua manusia di muka bumi ini.
Presiden kedua RI ini mengalami prosesi pemakaman amat fenomenal sejak berpulangnya Minggu (27/1-2008) hingga dimasukkan ke dalam liang lahat di Astana Giribangun, Solo, Senin (28/1), serta menyita perhatian dan enerji cukup banyak dan menguras air mata secara amat dramatis.
Walau banyak yang mencela masa lalunya, namun jutaan manusia yang mengikuti prosesi pemakaman itu melalui televisi nasional, yang sebagian di antaranya juga diwawancarai, dengan tulus mendoakan semoga Pak Harto diterima Allah SWT di sisi-Nya dan dimaafkan kesalahannya semasa hidup.
Kematian Pak Harto sebenarnya sama dengan kematian manusia lain, yaitu lepasnya roh dari jasad. Hakekat berpulangnya pemimpin Orde Baru itu sama dengan kematian orang yang dimutilasi, pengemudi yang jatuh dari area parkir gedung tinggi, akibat sakit flu burung, demam berdarah dan ribuan penyebab lainnya.
Karena lakon irama kehidupan yang teranyam pada diri dan pribadi Pak Harto selama ini amat fantastis, menyebabkan sakit dan matinya begitu fenomenal, bahkan kisahnya menjadi berita dunia berkepanjangan di berbagai media massa.
"Kullu nafsin zaaiqaatul maut. Qolu, inna lillahi wa inna ilaihi roji'un". Semua ciptaan Allah akan hancur ke bentuk zat asalnya, sesuai dengan janji Yang Maha Pencipta dan Pembasmi.
Kematian semua manusia di muka bumi ini sudah dipastikan dan jadwalnya terukir dalam buku agenda malaikat. Namun kematian itu menyimpan rahasia amat dalam bahkan Nabi Muhammad SAW pun diberi pengetahuan amat sedikit tentang masalah mati itu.
"Dan apabila mereka bertanya padamu (Muhammad) tentang ruh, katakanlah : Ruh itu urusan Tuhanku dan kamu tidaklah diberi pengetahuan kecuali sedikit." (Al-Qur'an, Surat Al Isra' ayat 85).
Batas rahasia hidup dan mati itu begitu misterius, tidak dapat dianalisis dengan akal pikiran yang bagaimana pun hebat dan tinggi intelejensianya.
Kepergian ke alam baka memang tidak ada yang mengetahuinya. Karena kematian itu berupa 'Sir Allah' (rahasia Allah), yang bagi kalangan sufi mengatakannya dengan maut, yaitu keluarnya ruh dari tubuh.
Ahli tasawuf Muhammad Mahmoud dalam bukunya Ra'aitullah (Aku Melihat Allah) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Abubakar Basymeleh dan Ibrahim Mansur menjadi Melihat Allah (1984) menuturkan dengan amat spesifik tentang rahasia Allah itu.

"Sir" tersembunyi
Allah berseru kepada hamba-Nya (hal 78): "Hei Hamba! Sirmu yang tersembunyi itu berkekuatan melebihi kekuatan bumi dan langit. Sirmu dapat memandang tanpa biji mata, mendengar tanpa daun telinga. Sirmu tidak bertempat tinggal di dalam rumah dan tidak makan buah-buahan. Sirmu tidak mengenal malam dan tidak mengembara di siang hari."
Sir manusia tidak diketahui oleh akal dan pikiran dan tidak pula berhubungan dengan hukum sebab akibat. Sir manusia hidup dalam abad demi abad, sedang jasadnya hidup dalam waktu yang ditentukan.
"Aku berada di belakang sirmu. Pengetahuan tidak mengetahui Aku dan isyarat-isyarat tidak sampai menyaksikan Aku. Bila engkau meyakini tentang sirmu, engkau bukan lagi engkau, sedang engkau-engkau itu adalah tetap engkau engkau daripada-Ku. Segala sesuatu di alam wujud ini kemudian datangnya darimu," demikain sabda Allah kepada hamba-Nya.
Sebanyak 42 dokter spesialis yang merawat Pak Harto,--yang sudah berpengalaman puluhan tahun dan menuntut ilmu hingga ke negeri seberang,--tidak mampu memblokir batas rahasia itu.
Mereka juga tidak mampu mengikat maut agar tidak mendekat kepada orang terhormat itu. Mereka hanya mampu merawatnya selama dua minggu dan Minggu (27/1) pukul 13.10 WIB Pak Harto melewati tabir rahasia itu.
Pak Harto kini sudah menempati kuburnya, tempat transit pertama roh sebelum menuju akhirat, karena alam kubur adalah tempat menginap sebelum hari kebangkitan. Kubur dan rumah adalah dua kata yang berbeda, tapi fungsinya sama. Rumah tempat tinggal, kubur pun demikian.
Jenderal besar yang dijuluki "The Smiling General" itu sudah memasuki tidur panjang yang identik dengan perjalanan abadinya, sebagai kontras dengan perjalanan dan tidur sesaat putra putrinya serta manusia di muka bumi ini.
"Tidur adalah saudara mati," kata Bey Arifin (Hidup Sesudah Mati, 1994 yang mengutip Az-Zumar, 42) yang berbunyi, "Allah mewafatkan jiwa ketika matinya dan jiwa yang tidak mati dalam tidurnya. Lalu ia tahan jiwa yang Ia tetapkan mati atasnya dan Ia lepaskan yang lain ke dalam tubuhnya hingga suatu masa yang ditentukan (umur atau ajal). Peristiwa yang demikian bukti bagi kaum yang berfikir."
Bey Arifin melukiskan persamaan antara orang tidur dan yang mati, yang tidur dihidupkan kembali (bangun tidur) sedang yang mati pun dihidupkan kembali di alam abadi untuk menjalani perhisaban dan pembalasan akan kebaikan (hak) dan kejahatan (bathil) yang dilakukan semasa bangunnya.
Orang yang sudah ditidurkan selama-lamanya itu pun, berdasar ayat kitab suci, disebutkan seakan-akan bangun tidur ketika tiba di alam akhirat.
Seorang pria luka yang sudah dinyatakan mati dalam perang Vietnam mengatakan ia merasakan perasaan lega luar biasa. "Tidak ada lagi rasa sakit dan aku tak pernah merasa begitu santai. Aku merasa tenteram dan semua begitu indah," kata pria itu senada dengan ratusan orang mati suri seperti direkam dalam "Life After Life" karangan Raymond A. Moody Jr. MD, 1979.
Namun H. Husen Usman Kambayang dalam "Menuju Perjalanan Abadi" (2004) menyitir Kanzul Akhbar menuliskan, "Pada waktu ajal sudah dekat, apabila orang mukmin, maka Jibril mengembangkan sayapnya yang kanan sehingga ia melihat tempatnya di surga dan ia memperhatikannya terus menerus hingga ia tidak lagi melihat yang lain sekalipun ayah, ibu, atau anak dan kerabatnya."
"Sebaliknya, apabila yang meninggal itu orang kafir dan durhaka, maka malaikat Jibril mengembangkan sayapnya yang kiri, sehingga ia melihat tempatnya di neraka Jahannam dan terus memperhatikannya karena ketakutan dan ia tidak melihat ke arah lain walaupun ke arah ayah, ibu, anak atau kerabatnya."
Kematian itu misterius dan amat rahasia. Setiap orang baru mengetahui rahasia itu setelah ia menembusnya saat ajal tiba. Pak Harto sudah berpulang dan ia sudah menembus tabir rahasia itu. Ia kini melakoni perjalanan abadi yang entah di mana batasnya. Selamat jalan Pak Harto. (A.R. Loebis / Pumpunan ANTARA)