Tuesday, November 15, 2011

TIMOR LESTE DAN MEDALI PERUNGGU by A.R. Loebis

Jakarta, 15/11 (ANTARA) - Luisa Dos Santos menjadi pahlawan mengisi dahaga medali Timor Leste, ketika mempersembahkan medali pertama bagi negaranya, walaupun hanya medali perunggu.
Atlet puteri berusia 19 tahun itu mempersembahkan medali pertama bagi negara bekas propinsi Merah Putih itu lewat pertandingan taekwondo di kelas 46 kilogram di SEA Games XXVI, ketika di semi final kalah dari atlet tuan rumah, Fransisca Valentina, Senin.

Walaupun medali perunggu itu dibagi dua dengan semifinalis kalah lainnya Leight Anne Nugui dari Filipina, tapi perunggu itu menjadi buah mata amat berarti bagi negara itu, setelah kamar tempat medali mereka kosong melompong selama empat hari berlangsung laga olahraga Asia Tenggara itu.
Kalau Indonesia mencapai target dengan meraih enam medali emas di cabang taekwondo, maka bagi Timor Leste, medali perunggu itu merupakan medali perunggu ketujuh yang diraih mereka sejak mengikuti pesta olahraga Asia Tenggara itu mulai 2003 di Hanoi, Vietnam.
Pada 2003, Timor Leste pulang ke negaranya dengan tidak membawa satu pun medali, kemudian dua tahun kemudian di Manila mereka meraih tiga medali perunggu, kemudian pada 2007 nasibnya sama dengan 2003 dan pada 2009 di Laos hanya mendulang tiga medali perunggu.
Dari sekitar 6374 atlet yang tampil di wilayah Jakarta dan Palembang, Timor Leste menurunkan 103 atlet putera dan 44 atlet puteri yang mendaftarkan diri turun di cabang atletik, bulu tangkis, tinju, balap sepeda, sepak bola, karate, kempo, menembak, tenis meja, pencak silat, taekwondo, bola voli dan angkat besi.

Pesilat putri mereka Leste Agusta De Rego Barbosa gagal bertarung melawan pesilat Rawadee Damsri asal Thailand pada SEA Games XXVI.

Pelatih Leste Higionio Zamor di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta Timur mengatakan, Agusta gagal turun bertanding di kelas D karena berat badannya tidak mencukupi sehingga ia harus turun di kelas A.

"Tapi kami terlambat mendapat informasi dari panitia, karena kami kira untuk kelas A putri dipertandingkan dalam ajang olahraga ini," katanya. Manajer Timnas Pencak Silat Timor Leste Delfin Alwis sebelumnya menyatakan yakin akan meraih medali.

Ia mengatakan khusus untuk atlet pencak silat pihaknya mengirim delapan pesilat andalan. "Dari delapan pesilat yang kami siapkan untuk berlaga di antaranya lima pesilat putra dan tiga putri," kata Delfin. Dikatakannya, atlet tersebut akan turun di kelas B putra dan putri serta di kelas C.

Tapi pada cabang sepak bola, negara kecil dengan jumlah penduduk 1.019. 252 (wikipedia.com, 2011) ini membuat kejutan dalam penyisihan Grup B, ketika berhasil mengalahkan Brunei 2-1 sereta Filipina 2-1 sebelum kandas di tangan Vietnam 0-2.

Sebelumnya, pelatih Timnas U-23 Timor Leste, Antonio Carlos Veira, menyatakan pihaknya beruntung karena laga diadakan di Indonesia, sehingga suporter mereka bisa datang ke Jakarta untuk memberikan dukungan kepada tim itu.
"Tanding di Indonesia memberikan keuntungan bagi kami, karena pendukung kami bisa datang ke sini, sebab Jakarta tidak jauh dari Timor Leste," kata Veira kepada wartawan, setelah para pemain asuhannya memukul Filipina 2-1 (1-1) .
Luar biasa, selama laga berlangsung, Stadion Lebak Bulus praktis seperti dikuasai suporter Timor Leste. Mereka tidak henti-hentinya meneriakkan sorak-sorai sebagai dukungan. Kekuatan baru memang muncul dari negara baru itu.
Pengamat sepak bola dari Bandung, Risnandar, menilai di antara peserta SEA Games 2011, penampilan Timor Leste paling mengejutkan. Selama ini kekuatan mereka tidak banyak diketahui, tetapi tanpa diduga menekuk Filipina dan Brunei Darusalam yang lebih berpengalaman.
"Melejitnya kekuatan Timor Leste, tak lepas dari konstribusi para pemain hasil naturalisasi yang menjadi inti kekuatan mereka," ujar Risnandar, yang memberi apreesiasi kepada federasi sepak bola Timor Leste yang telah bekerja keras membenahi persepakbolaan negara mereka yang pernah menjadi bagian dari Indonesia ini.

"Tim yang tampil di SEA Games ini dipersiapkan dengan serius. Bahkan kabarnya mereka juga banyak menggelar uji coba di luar negeri, termasuk di Indonesia," tambah Risnandar.

Di cabang silat, kelas D puteri, atlet Timor Leste Alcinda Da Costa kalah 0-5 atas atlet tuan rumah Rosmayani , sedangkan di kelas D Rawadee Damsri (Thailand) menang WO atas Agusta De Rego Barbosa (Timor Leste).

Pantas bangga
Luisa Dos Santos pantas bangga kendati hanya meraih medali perunggu, karena medali utama itu akan menjadi bahan kebanggan para atlet negara itu bila kelak pulang ke negara mereka.

Timor Leste resmi diakui secara internasional pada 20 Mei 2002, karena sebelumnya Timor Leste masuk dalam wilayah Indonesia dengan nama Timor Timur.

Tapi pada Arafuru Games 19-26 Mei 2001, mereka sudah melakukan gebrakan dengan memboyong enam medali emas, satu medali perak dan dua medali perunggu.
Pada acara olahraga yang diikuti 25 negara dengan menandingkan 29 cabang di Darwin, Australia, mereka memperlihatkan kepiawaian atlet mereka di cabang atletik, cabang ibu olahraga di dunia ini.

Di antara atlet mereka yang menonjol ketika itu, Mariana Dias Ximenes yang meraih medali emas di nomor 5000m dan 10.000m puteri serta Dominggus Monterrey di nomor 1500m putera. Mereka unggul di cabang basket, sepeda, tinju, bola voli pada laga itu.
Kini mereka tampil dengan kekuatan 100 lebih atlet, lebih banyak dibanding Brunai Darussalam yang hanya mengirim 88 atlet (75 putera 13 puteri) yang posisinya satu tingkat di atas mereka pada klasemen umum.
Kebetulan unik keikutsertaan Timor Leste di SEA Games dari empat kali mengikutinya sejak 2003 sampai 2009, mereka memperoleh medali dengan pola 0-3-0-3, dengan rincian (2003 nol medali, 2005 tiga perunggu, 2007 nol medali dan 2009 tiga perunggu).

Akankan negara tetangga itu masih akan pulang dengan tiga medali, mari kita tunggu hingga akhir pertandingan.
Timor Leste sedang berjuang membangun supremasi olahraga mereka dan negara itu kemungkinan akan mendapat banyak medali saat menjadi tuan rumah SEA Games ke-42 pada 2043.***6***

(T.A008/B/I015/I015) 15-11-2011 17:54:43

No comments: