Wednesday, December 17, 2008

WRC INDONESIA DITUNDA HINGGA 2011

Jakarta,-- Kejuaraan dunia reli mobil (World Rally Championship=WRC) yang dijadwalkan berlangsung di Indonesia pada 2010 ditunda hingga 2011 dengan alasan teknis dan nonteknis, kata promotor penyelenggara Jeffrey JP, Jumat.

"Jadi salah kalau ada yang mengatakan WRC Indonesia batal atau dihapus, karena yang pasti ditunda untuk kepentingan yang realistis," kata Jeffrey, direktur utama PT Bloedus Management Indonesia (BMI) sebagai promotor reli nasional dan internasional di Tanah Air.

Jeffrey yang sedang berada di Malaysia untuk kepentingan berkaitan dengan reli Asia Pasifik (APRC) di negara itu, mengatakan FIA memberikan dua opsi kepada Indonesia.

"Opsi pertama, kalau Indonesia tetap sebagai tuan rumah pada 2010 dan sebagai kandidat pada 2009, namun dianggap gagal sebagai kandidat, maka Indonesia secara permanen akan dihapus dari kalender penyelenggara WRC. Tapi kalau rencana sebagai tuan rumah diundur hingga 2011 dan sebagai kandidat pada 2010, maka kita memiliki waktu untuk mengadakan perbaikan. FIA meyarankan kita mengambil opsi kedua, karena mereka juga tidak ingin kita gagal," kata Jeffrey.

Ia juga menuturkan, dari sisi teknis, FIA meminta Indonesia meningkatkan infrastruktur reli, diantaranya lintasan perlombaan harus diperbaiki agar memenuhi standar WRC, yaitu pereli harus mampu mengembangkan kecepatan rata-rata antara 80-85 km per jam, sedangkan dalam reli APRC yang diadakan di Makassar 24 Agustus 2008 kecepatan rata-rata baru 70-75 km per jam.

"Selain itu, kepulan debu barus dikurangi, karena persyaratan WRC jarak pelepasan pereli antara dua hingga satu menit sedangkan di reli yang lalu gapnya tiga menit. Jadi kita harus mengeraskan lintasan," kata Jeffrey, mantan navigator nasional.

Ia juga mengatakan, karena kegiatan Pemilu di Tanah Air diadakan pada 2009, maka konsentrasi tidak akan terpusat.
Ketika disinggung adanya demo berkelanjutan petani tebu di Takalar yang sempat menjadi berita nasional usai Lebaran lalu, Jeffrey mengatakan,

"Makanya syukur kita dapat pengunduran satu tahun dari FIA, jadi kita dapat lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi WRC itu."
WRC pernah diadakan di Sumatera Utara pada 1996 dan 1997 dan keduanya dimenangi Carlos Sainz dari Spanyol.(arl)

RINI S BONO GROGI DAN BERDOA TERUS

Balikpapan, 15/11 - Rini S Bono, ibunda Sean Ricardo, yang terus mendampingi puteranya setiap memasuki service area atau kawasan re-grouping para pereli, terlihat sesekali memandang kagum pada puteranya yang baru berusia 12 tahun itu.
Setelah sebelumnya mendampingi David Maslen dari Inggris dan beberapa kali memenangi perlombaan di Indonesia, kali ini, tepatnya Sabtu dan Minggu (15-16/November 2008), Sean sebagai navigator mendampingi Cody Crocker dari Australia. Cody adalah juara Reli Asia Pasifik (APRC) 2006-2007, 2008.
"Bagaimana perasaan ibu saat melihat Sean mendampingi juara APRC Cody dalam reli kali ini? Dulu ibu mengatakan selalu deg-degan dan bedoa terus, bagaimana kali ini," ditanyakan kepada mantan bintang film era 70-80-an itu dalam tenda tim Serge KFC di service area reli nasional di Penajam Passer Utara (PPU), Kalimantan Timur, Sabtu (15/11).
"Saya sebagai ibu tetap deg-degan dan tetap berdoa terus untuk putera saya dan suami saya. Semalaman bahkan saya tidak dapat tidur. Saya tetap khawatir dengan hobi mereka olahraga keras itu. Tapi Tuhan lah yang maha tahu dan semoga mereka selamat dan menang," kata Rini.
Ia menyiapkan makanan untuk Ricardo yang akrab dipanggil Kadok dan untuk puteranya Sean Sabtu siang di tenda tim mereka, namun beberapa menit kemudian sudah harus mempersiapkan mobil dan diri untuk berlaga kembali. "Wah nasi masih di leher sudah dipanggil lagi," kata Ricardo yang berlaga didampingi navigator Hervian Soejono, sembari keluar tenda.
Sean juga dipanggil Cody keluar tenda karena mereka masih harus berlaga lagi hingga Sabtu petang, setelah sejak pagi hingga siang mereka tampil sebagai yang tercepat hingga SS-3.
"Tolong doakan keselamatan Sean. Ia masih amat muda untuk menggeluti olahraga keras ini, tetapi itu hobinya dan memang harus dilakoninya sejak sekarang," kata Rini.
"Ibu mengutamakan Sean sekolah atau bertanding otomotif? Toh suatu saat ia bisa saja jadi juara dunia."
"Saya tetap ingin ia mendahulukan sekolahnya. Kalau papanya menginginkan ia sekolah sembari melakoni olahraga itu secara seimbang. Itu nanti semua terpulang kepada Sean, tentu saja bila studynya sudah rampung," tutur Rini.
Ricardo Gelael menginginkan Sean suatu saat tampil dalam kejuaraan dunia reli khusus kendaraan produksi massal atau PWRC (Production World Rally Championship), seperti yang musim ini diikuti seniornya Subhan Aksa.
"Mungkin dua atau tiga tahun mendatang ia baru dapat tampil sebagai driver. Sekarang biar ia menjadi navigator dulu, karena para pereli dunia pun umumnya berangkat dari navigator baru menjadi driver," kata Ricardo.

INDONESIA TETAP DIHARAPKAN JADI BAGIAN WRC

Jakarta, 10/11 - Penyelenggara kejuaraan dunia reli mobil (WRC) tetap mengharapkan Indonesia menjadi bagian dari WRC, setelah terjadi penundaan penunjukan Indonesia sebagai negara tuan rumah penyelenggara kejuaraan dunia dari 2010 menjadi 2011.
Penundaan Indonesia menjadi kandidat reli dunia pada 2009 dan peralihan tuan rumah 2010 menjadi 2011, diputuskan WRC setelah melakukan observasi pada penyelenggaraan reli Asia Pasifik (APRC) di Makassar 2008.
Kemudian tim pelaksana WRC Indonesia, Sadikin Aksa dan Jeffrey JP diminta FIA agar melakukan pertemuan dan pembicaraan lebih lanjut dengan President WRC Morrie Chandler dan FIA Senior Observer Piero Sodano langsung di kantor FIA di 8 Place de la Concorde, Paris, mingu lalu (6/11).
Jeffrey mengatakan di Jakarta, Senin, dalam pertemuan itu dinyatakan bahwa Indonesia tetap diharapkan menjadi bagian dari rangkaian WRC agar kompetisi menjadi lebih bervariasi dan menambah negara penyelenggara di kawasan Asia dengan karakteristik tersendiri.
"Penundaan WRC Indonesia menjadi 2011 adalah agar negara Indonesia tidak gagal dalam rencana menyelenggarakan kembali WRC serrta dapat dipertanggungjawabkan penyelenggaraan eventnya untuk tahun-tahun selanjutnya dengan pertimbangan tambahan waktu satu tahun untuk peningkatan mutu serta adanya pemilihan umum pada 2009," kata Jeffrey.
"Indonesia juga diharapkan agar Indonesia lebih serius dan bekerja lebih keras lagi dalam dalam mempersiapkan berbagai faktor yang harus ditingkatkan untuk mencapai standard WRC berdasarkan hasil observasi tahun 2008," katanya.
Selain itu, katanya, dalam diskusi itu disebutkan area penyelenggaraan sebaiknya tetap berlokasi di Sulawesi Selatan berdasarkan data penyelenggaraan yang telah dilakukan oleh pihak BMI baik di Sumatera Utara maupun Sulawesi Selatan.
"Kita juga diminta agar lebih melakukan sosialisasi penyelenggaraan event kepada semua lapisan masyarakat dan pembentukan tenaga kerja (SDM) dengan pelatihan yang menjadikan tenaga terampil sesuai standard WRC," kata Jeffrey, yang juga mantan atlet otomotif nasional.
Ia menambahkan, penentuan kalendar WRC 2011 akan dilaksanakan pada akhir Januari 2009 dikarenakan mulai 2011 penyelenggaraan WRC akan ditangani oleh promotor baru dan juga dari FIA akan melakukan perubahan format regulasi reli secara keseluruhan agar menjadi lebih sederhana dan mudah untuk dipahami.
"Keberhasilan penyelenggaraan WRC di Indonesia pada 2011 akan sangat tergantung pada kerjasama dan dukungan semua pihak yaitu pemerintah pusat dan daerah; IMI; instansi terkait; media cetak dan elektronik serta partisipasi langsung dari para sponsor / produk, karena event tersebut merupakan event yang mewakili negara Indonesia dalam rangkaian Kejuaraan Dunia Rally (WRC)," kata Jeffrey.

KUARTET KONSTAN DI RELI KALTIM

Jakarta, 19/11 - Mungkin untuk pertama kalinya dalam sejarah reli nasional bahkan dunia, ketika empat pereli teratas tidak berubah kedudukannya mulai dari awal hingga usai melahap 11 trayek khusus (SS=special stage) sepanjang 166,50 km pada Kejurnas Reli Mobil di Kaltim, 14-16 November 2008.
Mereka adalah Cody Crocker, Rifat Sungkar, Rizal Sungkar dan Ricardo Gelael, sedangkan Subhan Aksa di posisi kelima pada etape I mengalami kerusakan kendaraan menjelang etape II sehingga posisinya digantikan Akbar Hadianto.
Dua pereli teratas, Cody dan Rifat, menggenjot Subaru Impreza WRX, disusul Rizal di atas Mitsubishi Evolution VIII, kemudian Ricardo di atas Subaru Impreza WRX dan Akbar tampil di atas Mitsubishi Evolution IX.
Namun yang mencengangkan ditilik dari segi apa pun, Cody didampingi navigator remaja Sean Gelael, tidak dapat ditembus pereli lain sejak SS-1 hingga SS-11, sehingga pereli Australia juara Reli Asia Pasifik 2006-2007-2008 itu tidak saja tampil sebagai pemenang, tetapi juga menghantarkan Sean sebagai juara nasional kategori navigator (co-pilot) 2008.
Lintasan reli yang diadakan di perkebunan akasia di kawasan Desa Sepaku, Kabupaten Penajam Passer Utara (PPU), sekitar 80 km baratdaya Balikpapan itu, dirancang amat sederhana dengan melintasi hanya tiga kawasan.
Kawasan pertama dinamai Logdump 1500-1 sepanjang 17,61 km, lintasan kedua 1500 Meriden-1 dan tempat ketiga Terunen A-1. Para pereli menyantap lintasan itu dalam tiga SS sebelum melakukan re-grouping siang hari dan setelah makan siang meneruskan perlombaan tiga SS berikutnya di tempat sama alias mengulang lomba.
Pada lima SS hari kedua, sebanyak 20 pereli -berkurang satu orang dari hari pertama,--menerusakan adu kecepatan di tempat sama dengan arah berlawanan. "Karakter jalan bila berlawanan biasanya ada perbedaannya," kata Subhan Aksa, pereli PWRC yang menaiki Mitsubishi Evolution VI, yang mengalami kerusakan kendaraan ketika akan memulai permainan di hari kedua pada SS-7.
"Hujan subuh tadi membuat lintasan amat licin. Kalau esok masih hujan juga, maka perlombaan akan sukar diprediksi," kata Akbar Hadianto yang menggenjot Misubishi Evolution IX, pada perlombaan hari pertama, ketika menempati urutan keenam dan akhirnya naik ke tangga kelima setelah Subhan bersama navigator Hade Mboi mengalami masalah dengan kendaraan mereka.
Cody mengatakan, setelah berhasil menguasai permainan pada hari pertama dengan waktu 51 menit 43, 33 detik, terpaut dua menit lebih dari Rifat, Rizal dan Ricardo maka ia harus berusaha tidak mengambil risiko pada hari kedua. "Kami harus konstan tetapi berusaha tidak menurunkan irama kecepatan dan tidak ambil risiko," kata Cody.
Dalam Kejurnas Gudang Garam International Rally 2008 sebagai putaran akhir untuk musim lomba 2008, praktis persaingan ketat terjadi antara dua bersaudara Rifat dan Rizal setelah Ricardo stabil di urutan keempat. Pada 11 SS yang dilombakan, Ricardo secara berurutan pada setiap SS menempati posisi 4, 5, 4, 5, 5, 4, 5, 3, 5, 4, 5.
Rifat yang dipandu Bill Hayes (Australia), navigatornya di putaran Asia Pasifik (APRC) dan satu tim dengan Cody di Subaru Motorimage Singapura, tiap SS menempati posisi 3, 3, 5, 4, 4, 3, 3, 2, 4, 3, 3. Sedangkan Rizal memposisikan diri pada urutan 3, 3, 5, 4, 4, 3, 2, 4, 3, 2, 2.
Posisi terbaik Subhan Aksa berada di urutan kedua dan ketiga pada SS-4 dan SS-5 sedangkan Akbar Hadianto urutan kedua pada SS-2 dan ketiga pada SS-3 serta kedua pada SS-9.
Pada akhir perlombaan hari kedua, Cody membuktikan kepiawannya sebagai pereli APRC, menyelesaikan perlombaan dengan waktu satu jam 51 menit, 53,33 detik, terpaut tiga menit 9,63 detik dengan Rifat.

GR-2 dan N-15

Pereli remaja Adwitya Amandio yang menggenjot Mitsubishi Lancer GT-i dan tampil sebagai juara Grip GR-2, juga stabil pada posisinya di tangga kesembilan overall, setelah melaju dari gerak awal ke-17.
Posisi pereli DKI yang didampingi Boy Martadinata itu mulai SS-1 hingga SS-11 secara berurutan adalah 9, 9, 9, 9, 9, 10, 10, 8, 10, 10 dan 11sedangkan posisi Mago Sarwono di atas Suzuki SX-4 sebagai juara Grup N-15 dan overall ke-11 secara berurutan menempati posisi 11, 12, 11, 13, 11, 12, 9, 13, 8, 9, 10.
Pimpinan Lomba Jeffrey JP menuturkan, perlombaan putaran terakhir Kejurnas itu berlangsung mulus, arena lomba tidak merusak kendaraan kendati faktor kecepatan tinggi masih tetap memegang peranan.
"Di sini butuh skill pereli karena jalur lomba di tanah berkerikil itu amat keras tetapi amat licin bila terkena siraman hujan. Jalur panjang untuk mengembangkan kecepatan ada dan ada pula tikungan yang harus dijinakkan para pereli," kata Jeffrey.
Ketrampilan untuk melarikan kendaraan, apalagi mobil canggih, amat menentukan dalam perlombaan itu. Pada lintasan terpanjang di SS-2 (17, 72km), Cody mencetak waktu 10. 58, 90 sedangkan urutan kedua Akbar (11.14,70) sementara Rizal di tangga ketiga (11.16, 70) dan Rifat keempat (11.21, 30).
Ketika petang hari saat lintasan semakin kering, Cody melaju lebih cepat pada SS-5 yang merupakan ulangan dari SS-2. Ia membuat angka 10.14, 10, terpaut sekitar 18 detik dengan Rifat (10.33,80). Subhan di urutan ketiga (10.35, 60) sedangkan Rizal keempat (10.41, 80).
Dengan hasil konstan perlombaan putaran akhir Kejurnas reli musim 2008 itu, kendati Cody tampil sebagai juara, namun Rifat yang mendapat tambahan 20 poin sehingga ia tampil sebagai juara nasional 2008 sekaligus mempertahankan gelar juara 2007.
Posisi kedua gelar nasional musim ini adalah Rifat Sungkar disusul Ricardo Gelael yang pernah menjadi juara nasional 2006.
Sedangkan juara nasional kategori navigator jatuh pada Sean Gelael, yang tahun depan ditargetkan orangtuanya, Ricardo Gelael, untuk duduk di bangku driver dan akan menyetir sendiri kendaraanya di medan laga kejuaraan reli.

Thursday, December 11, 2008

RELI MOBIL: PRESTASI DAN GENGSI

Kejuaraan nasional reli mobil 2008 berakhir November lalu dan menampilkan para juara nasional antara muka lama dan baru dengan diwarnai peran serta pereli asing yang membuat perlombaan semakin menarik sementara kejuaraan dunia (WRC) menjauh dari Indonesia.
Rifat Sungkar masih mendominasi pengumpulan poin dan tampil sebagai juara nasional sekaligus mempertahankan gelar 2007 dan posisi kedua ditempati adiknya Rizal Sungkar dan posisi ketiga dihuni juara nasional 2006, Ricardo Gelael.
Perlombaan menarik disimak, karena pereli papan atas berlomba didampingi atlet asing, Rifat didampingi Bill Hayes (Australia) sementara Sean Gelael yang masih berusia 12 tahun didampingi driver Cody Crocker (Australia), juara Reli Asia Pasifik (APRC) 2006, 2007, 2008.
Sebelum berlaga pada putaran terakhir yang keempat di Kalimantan Timur 14-16 November, posisi teratas klasemen driver ditempati Rifat (58 poin), disusul Rizal (42), Ricardo Gelael (38), Akbar Hadianto (35,5) dan Subhan Aksa (26).
Sedangkan posisi teratas klasemen navigator (co-pilot) hingga putaran ketiga dibagi navigator veteran Anthony ?Wono? Sarwono (49 tahun) dan Sean Gelael (12) dengan sama-sama mengumpulkan 45 poin, disusul Arianto Syarief (40 poin) dan Hade Mboi (33 poin).
Dengan tidak ikutnya Bill Hayes memperebutkan poin, maka Wono dan Sean mempertaruhkan pamor mereka, termasuk Arianto Syarief (navigator Akbar Hadianto), yang tetap berada di urutan ketiga.
Pada perlombaan itu, Crocker yang belum pernah tampil dalam reli Indonesia, dengan menggenjot Subaru Imprezza WRX milik Ricardo Gelael mendominasi perlombaan mulai SS-1 hingga SS-11 sepanjang 166, 50 kilometer.
Namun sebagai pereli asing yang baru sekali turun di reli nasional, Crocker pun tidak mendapat poin sehingga perburuan gelar juara praktis antara dua Sungkar bersaudara, Rifat yang menaiki Subaru Imprezza WRX besama navigator Hayes yang mendampinginya di APRC dan Rizal yang menggenjot Mitsubishi Lancer Evolution VIII.
Namun bila Ricardo yang mengendarai Subaru Imprezza WRX bersama Hervian Soejono berhasil mengejar Rizal untuk mendapatkan posisi kedua dan Rizal minimal berada di urutan keempat, maka Ricardo naik ke urutan kedua overall nasional.
Crocker yang tampil tercepat sejak SS-1 hingga akhir perlombaan, membukukan angka hukuman terkecil satu jam 38 menit 25, 08 detik, terpaut tiga menit lebih dengan Rifat yang mencetak waktu 1:41.34, 71 dan Rizal (1:41.54, 18) dan Ricardo (1:42.57,55).
Dengan posisi akhir putaran keempat Kejurnas Gudang Garam International Rally 2008 seperti itu maka Rifat mempertahankan gelarnya di kategori driver sedangkan Sean Gelael yang dipayungi Tim Serge KFC menyabet gelar nasional kategori navigator dari tangan M Herkusuma.
Subhan Aksa, pereli nasional yang mengikuti seri PWRC (kejuaraan dunia production car) 2008 sempat membayangi di urutan kelima pada hari pertama, namun Mitsubishi Evolution VI yang dikendarainya ngadat pada hari kedua sehingga runner-up nasional 2007 itu tidak mendapat poin.

Pereli berbakat
Crocker mengatakan, ia amat bangga dengan kemampuan Sean memberikan komando kepadanya dalam mengikuti perlombaan nasional itu.
"Dalam usia semuda itu ia sudah mampu membuat pace-note yang dapat dimengerti dengan baik. Saya salut dan saya memperhitungkan ia akan menjadi pereli tangguh di kemudian hari," kata Crocker.
Sebagai calon pereli yang harus mendapat perhatian, Sean tidak sendiri, karena Adwitya Amandio yang masih berusia 15 tahun pun sudah menunjukkan kiprahnya dengan tampil sebagai juara kategori driver pada Grup GR-2.
Pelajar SMA PSKD Jakarta yang pada musim tahun lalu berada di urutan ketiga, dengan mengejutkan mengalahkan para seniornya dengan menggeber Mitsubishi Lancer Gti dan berada di urutan kesembilan overall dan di puncak pada kelas yang diikutinya.
"Kalau ada mobil Grup N saya ingin belomba di grup itu," kata pembalap pendiam yang sempat mengeluarkan darah dari hidung bahkan tidak sadarkan diri sesaat saat berlomba pada putaran pertama nasional Maret lalu di Palembang.
Sean pun tidak kalah sengitnya. "Saya sudah ingin mengemudi dalam reli nasional, tidak lagi sebagai navigator," tutur pelajar kelas tujuh di sekolah dasar internasional di Cita Buana Cilandak, Jakarta, yang pada Kejurnas Reli Sprint di Bali dan KFC Sprint Rally di Dawuan, Cikampek, sudah berada di balik stir sebagai pengemudi (driver).
"Saya mengikuti hobi Sean dan kalau ia menekuni hobi itu sebagai olahraga prestasi maka saya akan mendukungnya menjadi pereli profesional," kata ayahnya, Ricardo Gelael.
Pada 2009, katanya, Sean akan didampingi Bill Hayes dan Tony Sircomba (juara dunia navigator PWRC 2006) sebagai penasihat nonteknis dan teknis sedangkan Crocker akan mendampinginya dalam dua putaran reli mendatang.
Ricardo kelihatannya tidak main-main dengan niatnya mengarahkan putranya ke jenjang internasional, sedangkan Sean pun dengan lantang mengatakan ia ingin menjadi pereli tangguh di masa mendatang. "Saya ingin ikut reli dunia," kata Sean dengan nada masih kekanak-kanakan bila ditanya apa cita-citanya.

Gengsi dunia
Kalau prestasi pereli pemula mulai kelihatan menanjak, pamor Indonesia sebagai tuan rumah seri kejuaraan dunia (WRC=world rally championship) 1996-1997 di Sumatera Utara memudar karena belum berhasil mengembalikan kejuaraan itu ke Indonesia, padahal sebelum sudah sempat dijadwalkan akan berlangsung pada 2010.
"Perlombaan dunia 2010 itu ditunda hingga 2011 dengan alasan teknis dan nonteknis," kata promotor penyelenggara Jeffrey JP.
"Opsi pertama, kalau Indonesia tetap sebagai tuan rumah pada 2010 maka akan sebagai kandidat pada 2009. Kalau dianggap gagal sebagai kandidat, maka Indonesia secara permanen akan dihapus dari kalender penyelenggara WRC. Tapi kalau rencana sebagai tuan rumah diundur hingga 2011 dan sebagai kandidat pada 2010, maka kita memiliki waktu untuk mengadakan perbaikan. FIA menyarankan kita mengambil opsi kedua, karena mereka juga tidak ingin kita gagal," kata Jeffrey.
Ia juga menuturkan, dari sisi teknis, FIA meminta Indonesia meningkatkan infrastruktur reli, di antaranya lintasan perlombaan harus diperbaiki agar memenuhi standar WRC, yaitu pereli harus mampu mengembangkan kecepatan rata-rata antara 80-85 km per jam, sedangkan dalam reli APRC yang diadakan di Makassar 24 Agustus 2008 kecepatan rata-rata baru 70-75 km per jam.
"Selain itu, kepulan debu harus dikurangi, karena persyaratan WRC jarak pelepasan pereli antara dua hingga satu menit sedangkan di reli yang lalu gap-nya tiga menit. Jadi kita harus mengeraskan lintasan," kata Jeffrey, mantan navigator nasional.
Ia juga mengatakan, karena kegiatan Pemilu di Tanah Air diadakan pada 2009, maka konsentrasi tidak akan terpusat.
Pada WRC di Sumatera Utara pada 1996 dan 1997, keduanya dimenangi Carlos Sainz dari Spanyol. WRC 2011 direncanakan akan diadakan di kawasan perkebunan di Sulawesi Selatan.
Kancah reli mobil di Tanah Air 2008, kelihatan saling berkejaran antara menanjaknya prestasi para atlet bintang muda dan tingginya konsentrasi untuk membawa sirkus WRC itu ke Indonesia, sehingga tidak salah bila diibaratkan dengan lomba lari antara prestasi dan gengsi!