Sunday, November 20, 2011

DITANTANG DI LONDON DAN INCHEON Oleh A.R. Loebis

Jakarta, 18/11 (ANTARA) - Indonesia hampir dipastikan menjadi juara umum SEA Games XXVI, tapi tantangan sebenarnya akan terjadi di London 2012 dan Incheon 2014, apakah mampu tetap berada di atas negara Asia Tenggara.

Sebagai tuan rumah, boleh-boleh saja tampil sebagai juara umum, -- itulah toleransi sesama Asia Tenggara -- tapi lihat saja nanti di Olimpiade London 2010 dan Asian Games Incheon, Korsel, 2014.

Di Asian Games Ghuangzhou, China, 2010, Indonesia berada di urutan ke-15 dengan meraih empat medali emas, sembilan perak, dan 13 perunggu, sedangkan Thailand di tangga kesembilan (11-9-32) dan Malaysia di urutan ke-10 (9-18-14).

Ketika itu, Singapura di urutan ke-16 dengan jumlah medali (4-7-6) dan Filipina di tangga ke-19 (3-4-9), disusul Myanmar di urutan ke-22 (2-5-3) dan Vietnam di urutan ke-24 (1-17-15).

Tiga medali emas Merah Putih berasal dari nomor tidak populer, perahu naga, dan satu lainnya dari nomor ganda bulu tangkis.

Di Olimpiade Beijing 2008, Thailand di urutan ke-31 dengan raihan (2-2-0) dan Indonesia di tempat ke-42 (1-1-3). Emas Indonesia lahir dari duet bulutangkis putera, Markis Kido dan Hendra Setiawan.

Ketika Indonesia masih berkutat di nomor permainan, yang penentuan juaranya bisa amat sukyektif, negara lain di kawasan Asia Tenggara sudah bermain di nomor-nomor terukur.
Thailand di Asian Games XVI 2010 meraih medali emas dari cabang atletik (1) dan menembak (3), selain dari nomor permainan biliar, rugbi, dan sepak takraw.
Singapura berjaya di nomor biliar, boling dan renang, Filipina di cabang biliar, boling, tinju, Myanmar di cabang sepak takraw sedangkan Vietnam melalui cabang karate.
Kebanyakan atlet Asia Tenggara yang datang ke Jakarta dan Palembang merupakan atlet lapis kedua, karena mereka sudah mempersiapkan atlet untuk mengikuti babak penyisihan ke London.
Pada laga terukur di SEA Games XXVI, hingga Jumat dipecahkan 11 rekor SEA Games oleh atlet dari Indonesia (3), Thailand (3), Singapura (4) dan Vietnam (1), semua dari cabang renang.
Pada hari pertama, dua rekor SEA Games dipertajam atlet Thailand atas nama Nutthapong Ketin di nomor 200 meter gaya dada putra dengan waktu dua menit 12,99 detik, lebih cepat dari rekor lama dua menit 13,42 detik atas namanya sendiri, pada 2009.

Rekor-rekor itu umumnya pertajaman atas nama sendiri, sementara atlet nasional I Gede Siman Sudartawa di nomor 100 meter gaya punggung membuat waktu 55,59 detik, lebih tajam dari rekor lama 56,16 detik yang dibuat Lim Keng Liat asal Malaysia pada 2001. Di nomor estafet, Siman juga memperbaiki rekor SEAG atas nama tim Indonesia yang dibuat di Laos.
Atletik Indonesia di SEA Games 2011 melampaui target dari tujuh yang diharapkan ternyata diperoleh 13 medali emas, semua dari nomor lari. Triyaningsih meraih emas maraton, 10.000m, 5.000m, sedangkan Franklin menyumbang emas 100m, 200m dan estafet 4x100m.

Agus Prayogo mempersembahkan dua medali emas melalui nomor 10.000m dan 5000m sisanya oleh Serafi (100m), Rini Budiarti (3000m halang rintang), Heru Astriyanto (400m), Ridwan (1.500m)dan Yahuza (maraton). Beberapa di antara mereka tidak berhasil memperbaiki rekor lamanya.

Di nomor bergengsi 100m putera, Franklin membuat catatan 10,37 detik, masih jauh dari catatan seniornya Suryo Agung Wibowo di SEA Games Laos 10,17 detik. Sekedar perbandingan, pelari kondang Usain Bolt pada 2009 sudah membuat catatan 9,19 dan 9, 58 detik.
Ketika itu, Suryo Agung memecahkan dua rekor, yakni rekor SEA Games atas namanya sendiri yang diukir pada SEA Games 2007 di Nakhon Ratchasima, Thailand, dengan catatan waktu 10,25 detik dan Rekornas atas nama Mardi Lestari pada PON 1989 yang 10,20 detik.


Tradisi emas
Tim Merah Putih pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade 1952 di Helsinki, Finlandia, kemudian selanjutnya tak pernah absen pada 1956, 1960 1964, 1968, 1972, 1976, 1980, 1984, 1988, 1992, 1996, 2000, 2004, 2008.

Medali pertama bagi kontingen Indonesia pada Olimpiade Seoul 1988 di Seoul, Korea Selatan, ketika trio pemanah Indonesia meraih medali perak cabang panahan beregu putri yang anggotanya adalah Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani dan Lilies Handayani
Pada Olimpiade Barcelona 1992 di Barcelona, Spanyol, medali emas pertama sepanjang sejarah Olimpiade dipersembahkan Susi Susanti (bulu tangkis, tunggal putri) disusul Alan Budikusuma (bulu tangkis, tunggal putra).

Perak diperoleh melalui Ardi B. Wiranata (bulu tangkis, tunggal putra), Eddy Hartono/Rudy Gunawan (bulu tangkis, ganda putra) dan medali perunggu lewat Hermawan Susanto (bulu tangkis, tunggal putra). Pada Olimpiade ini, Indonesia meraih dua emas, dua perak dan satu perunggu, yang semuanya dipersembahkan oleh kontingen bulu tangkis.

Di Atlanta, Amerika Serikat, Indonesia meraih satu emas, satu perak dan dua perunggu. Semua medali Indonesia dari tim bulu tangkis. Emas dari Rexy Mainaky/Ricky Subagja (nomor ganda Putra); perak Mia Audina (tunggal puteri); perunggu Susi Susanti (tunggal putri), Denny Kantono/Antonius B. Ariantho (ganda putra).

Pada Olimpiade Sydney 2000 di Sydney, Australia, Indonesia meraih satu emas, tiga perak dan dua perunggu. Emas dari Tony Gunawan/Chandra Wijaya (bulu tangkis, ganda putra); perak Hendrawan (bulu tangkis, tunggal putra), Tri Kusharjanto/Minarti Timur (bulu tangkis, ganda campuran), Raema Lisa Rumbewas (angkat berat putri 48 kg.); perunggu Sri Indriyani (Angkat berat, putri 48 kg.), Winarni Weightlifting, (angkat berat, putri 53 kg.)
Di Athena, Yunani, satu medali emas diperoleh melalui Taufik Hidayat dan dua perunggu dari Soni Dwi Kuncoro (bulu tangkis, tunggal putra) dan Flandy Limpele/Eng Hian (bulu tangkis, ganda putra).

Pada Olimpiade Beijing 2008 di Beijing, Merah Putih mendapatkan emas melalui cabang bulu tangkis oleh pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan. Perak dari Nova Widianto/Lilyana Natsir (bulu tangkis, ganda campuran), perunggu dari Maria Kristin Yulianti (bulu tangkis, tunggal putri), Eko Yuli Irawan (angkat Besi, Total angkatan 288 kg), Triyatno (angkat besi, total angkatan 298 kg).

Indonesia masih berkutat di cabang permainan, sementara negara lain fokus kepada cabang Olimpiade (compulsary sport) yang mengutamakan cabang terukur. Keberhasilan cabang terukur di SEA Games XXVI harus ditingkatkan.

Kehebatan tuan rumah di kandang sendiri pada 2011, akan dibuktikan lagi di London 2012 dan Incheon 2014, terutama pertarungan kembali sesama negara tetangga Asia Tenggara.

***6***

(T.A008/B/I015/I015) 18-11-2011 17:40:14

No comments: