Thursday, December 11, 2008

RELI MOBIL: PRESTASI DAN GENGSI

Kejuaraan nasional reli mobil 2008 berakhir November lalu dan menampilkan para juara nasional antara muka lama dan baru dengan diwarnai peran serta pereli asing yang membuat perlombaan semakin menarik sementara kejuaraan dunia (WRC) menjauh dari Indonesia.
Rifat Sungkar masih mendominasi pengumpulan poin dan tampil sebagai juara nasional sekaligus mempertahankan gelar 2007 dan posisi kedua ditempati adiknya Rizal Sungkar dan posisi ketiga dihuni juara nasional 2006, Ricardo Gelael.
Perlombaan menarik disimak, karena pereli papan atas berlomba didampingi atlet asing, Rifat didampingi Bill Hayes (Australia) sementara Sean Gelael yang masih berusia 12 tahun didampingi driver Cody Crocker (Australia), juara Reli Asia Pasifik (APRC) 2006, 2007, 2008.
Sebelum berlaga pada putaran terakhir yang keempat di Kalimantan Timur 14-16 November, posisi teratas klasemen driver ditempati Rifat (58 poin), disusul Rizal (42), Ricardo Gelael (38), Akbar Hadianto (35,5) dan Subhan Aksa (26).
Sedangkan posisi teratas klasemen navigator (co-pilot) hingga putaran ketiga dibagi navigator veteran Anthony ?Wono? Sarwono (49 tahun) dan Sean Gelael (12) dengan sama-sama mengumpulkan 45 poin, disusul Arianto Syarief (40 poin) dan Hade Mboi (33 poin).
Dengan tidak ikutnya Bill Hayes memperebutkan poin, maka Wono dan Sean mempertaruhkan pamor mereka, termasuk Arianto Syarief (navigator Akbar Hadianto), yang tetap berada di urutan ketiga.
Pada perlombaan itu, Crocker yang belum pernah tampil dalam reli Indonesia, dengan menggenjot Subaru Imprezza WRX milik Ricardo Gelael mendominasi perlombaan mulai SS-1 hingga SS-11 sepanjang 166, 50 kilometer.
Namun sebagai pereli asing yang baru sekali turun di reli nasional, Crocker pun tidak mendapat poin sehingga perburuan gelar juara praktis antara dua Sungkar bersaudara, Rifat yang menaiki Subaru Imprezza WRX besama navigator Hayes yang mendampinginya di APRC dan Rizal yang menggenjot Mitsubishi Lancer Evolution VIII.
Namun bila Ricardo yang mengendarai Subaru Imprezza WRX bersama Hervian Soejono berhasil mengejar Rizal untuk mendapatkan posisi kedua dan Rizal minimal berada di urutan keempat, maka Ricardo naik ke urutan kedua overall nasional.
Crocker yang tampil tercepat sejak SS-1 hingga akhir perlombaan, membukukan angka hukuman terkecil satu jam 38 menit 25, 08 detik, terpaut tiga menit lebih dengan Rifat yang mencetak waktu 1:41.34, 71 dan Rizal (1:41.54, 18) dan Ricardo (1:42.57,55).
Dengan posisi akhir putaran keempat Kejurnas Gudang Garam International Rally 2008 seperti itu maka Rifat mempertahankan gelarnya di kategori driver sedangkan Sean Gelael yang dipayungi Tim Serge KFC menyabet gelar nasional kategori navigator dari tangan M Herkusuma.
Subhan Aksa, pereli nasional yang mengikuti seri PWRC (kejuaraan dunia production car) 2008 sempat membayangi di urutan kelima pada hari pertama, namun Mitsubishi Evolution VI yang dikendarainya ngadat pada hari kedua sehingga runner-up nasional 2007 itu tidak mendapat poin.

Pereli berbakat
Crocker mengatakan, ia amat bangga dengan kemampuan Sean memberikan komando kepadanya dalam mengikuti perlombaan nasional itu.
"Dalam usia semuda itu ia sudah mampu membuat pace-note yang dapat dimengerti dengan baik. Saya salut dan saya memperhitungkan ia akan menjadi pereli tangguh di kemudian hari," kata Crocker.
Sebagai calon pereli yang harus mendapat perhatian, Sean tidak sendiri, karena Adwitya Amandio yang masih berusia 15 tahun pun sudah menunjukkan kiprahnya dengan tampil sebagai juara kategori driver pada Grup GR-2.
Pelajar SMA PSKD Jakarta yang pada musim tahun lalu berada di urutan ketiga, dengan mengejutkan mengalahkan para seniornya dengan menggeber Mitsubishi Lancer Gti dan berada di urutan kesembilan overall dan di puncak pada kelas yang diikutinya.
"Kalau ada mobil Grup N saya ingin belomba di grup itu," kata pembalap pendiam yang sempat mengeluarkan darah dari hidung bahkan tidak sadarkan diri sesaat saat berlomba pada putaran pertama nasional Maret lalu di Palembang.
Sean pun tidak kalah sengitnya. "Saya sudah ingin mengemudi dalam reli nasional, tidak lagi sebagai navigator," tutur pelajar kelas tujuh di sekolah dasar internasional di Cita Buana Cilandak, Jakarta, yang pada Kejurnas Reli Sprint di Bali dan KFC Sprint Rally di Dawuan, Cikampek, sudah berada di balik stir sebagai pengemudi (driver).
"Saya mengikuti hobi Sean dan kalau ia menekuni hobi itu sebagai olahraga prestasi maka saya akan mendukungnya menjadi pereli profesional," kata ayahnya, Ricardo Gelael.
Pada 2009, katanya, Sean akan didampingi Bill Hayes dan Tony Sircomba (juara dunia navigator PWRC 2006) sebagai penasihat nonteknis dan teknis sedangkan Crocker akan mendampinginya dalam dua putaran reli mendatang.
Ricardo kelihatannya tidak main-main dengan niatnya mengarahkan putranya ke jenjang internasional, sedangkan Sean pun dengan lantang mengatakan ia ingin menjadi pereli tangguh di masa mendatang. "Saya ingin ikut reli dunia," kata Sean dengan nada masih kekanak-kanakan bila ditanya apa cita-citanya.

Gengsi dunia
Kalau prestasi pereli pemula mulai kelihatan menanjak, pamor Indonesia sebagai tuan rumah seri kejuaraan dunia (WRC=world rally championship) 1996-1997 di Sumatera Utara memudar karena belum berhasil mengembalikan kejuaraan itu ke Indonesia, padahal sebelum sudah sempat dijadwalkan akan berlangsung pada 2010.
"Perlombaan dunia 2010 itu ditunda hingga 2011 dengan alasan teknis dan nonteknis," kata promotor penyelenggara Jeffrey JP.
"Opsi pertama, kalau Indonesia tetap sebagai tuan rumah pada 2010 maka akan sebagai kandidat pada 2009. Kalau dianggap gagal sebagai kandidat, maka Indonesia secara permanen akan dihapus dari kalender penyelenggara WRC. Tapi kalau rencana sebagai tuan rumah diundur hingga 2011 dan sebagai kandidat pada 2010, maka kita memiliki waktu untuk mengadakan perbaikan. FIA menyarankan kita mengambil opsi kedua, karena mereka juga tidak ingin kita gagal," kata Jeffrey.
Ia juga menuturkan, dari sisi teknis, FIA meminta Indonesia meningkatkan infrastruktur reli, di antaranya lintasan perlombaan harus diperbaiki agar memenuhi standar WRC, yaitu pereli harus mampu mengembangkan kecepatan rata-rata antara 80-85 km per jam, sedangkan dalam reli APRC yang diadakan di Makassar 24 Agustus 2008 kecepatan rata-rata baru 70-75 km per jam.
"Selain itu, kepulan debu harus dikurangi, karena persyaratan WRC jarak pelepasan pereli antara dua hingga satu menit sedangkan di reli yang lalu gap-nya tiga menit. Jadi kita harus mengeraskan lintasan," kata Jeffrey, mantan navigator nasional.
Ia juga mengatakan, karena kegiatan Pemilu di Tanah Air diadakan pada 2009, maka konsentrasi tidak akan terpusat.
Pada WRC di Sumatera Utara pada 1996 dan 1997, keduanya dimenangi Carlos Sainz dari Spanyol. WRC 2011 direncanakan akan diadakan di kawasan perkebunan di Sulawesi Selatan.
Kancah reli mobil di Tanah Air 2008, kelihatan saling berkejaran antara menanjaknya prestasi para atlet bintang muda dan tingginya konsentrasi untuk membawa sirkus WRC itu ke Indonesia, sehingga tidak salah bila diibaratkan dengan lomba lari antara prestasi dan gengsi!

No comments: