Thursday, April 24, 2008

MASA DEPAN RELI SPRINT

Kejuaraan reli sprint diharapkan menjadi massal, siapa pun memiliki peluang tampil sebagai pemenang dan penonton datang berbondong-bondong menyaksikan.
Demikian kira-kira konsep masa depan kejuaraan reli sprint yang menjadi pelatihan bagi para atlet otomotif pemula, untuk maju ke kancah yang lebih akbar, yaitu reli kecepatan (speed rally).
Lantas apa selanjutnya yang akan dilakukan untuk mengejawentahkan konsep itu?
"Kita siapkan sirkuit permanen. Kemudian beberapa aturan permainan diubah agar lebih menguntungkan semua peserta," kata Ricardo "Kadok" Gelael yang menjadi promotor penyelenggara reli sprint sepanjang musim lomba 2008.
Lahan seluas 500 hektar di kawasan Cikampek sudah disiapkan Kadok dan disebutkan amat layak dijadikan sirkuit permanen, dengan panjang lintasan sekitar enam kilometer, dapat dibuat satu jalur sebagai satu lintasan atau lintasan ganda (double track).
Di kawasan itu sirkuit itu dapat dibangun tenda penonton, dengan fasilitas pendingin udara dan pesawat televisi yang menyuguhkan adegan perlombaan lengkap dengan waktu lomba para peserta. Di bagian lain sirkuit ada, kafetaria serta panggung untuk pertunjukan band agar ada hiburan bagi para pengunjung.
Beberapa unit mobil disiapkan. Kendaraan berpenggerak roda dua (belakang dan depan) yang disiapkan bekerja sama dengan ATPM, dapat dinaiki siapa pun, bahkan menjadi salah satu unsur lomba bagi peserta senior dan junior.
"Ayo nyupir semua, mobil gua pinjamin, agar tidak ada dugaan yang punya mobil canggih saja yang menang," kata Kadok.
Bahkan Kadok menginginkan dalam seri perlombaan itu, termasuk putaran speed rally, akan diikuti kendaraan sejenis (one make race), misalnya Suzuki, yang dalam lomba beberapa tahun ini sudah ada satu-dua yang menaikinya.
"Kita siapkan kendaraan, kita cari sponsor dan pereli tinggal naik mobil. Atau beli kendaraan standar, kemudian kita bangun kendaraan reli dengan biaya murah, misalnya 40 jutaan rupiah. Setelah itu mereka dapat ikut lomba, sedangkan bayaran 40 juta itu kita beli spare parts untuk reli seterusnya," kata Kadok.
Nantinya, kata Kadok, tidak ada pembagian kelas dan kategori kendaraan karena semua bisa dikendarai secara bergantian oleh pereli yang menaiki kendaraan canggih dan kendaraan GR-2 yang baru dibangun itu.
"Siapa pun yang masuk urutan 10 besar dapat poin, karena kelas GR-2 pun akan masuk dalam urutan overall, tidak dimasukkan dalam kategori podium GR-2. Saya kira ini tidak bertentangan dengan aturan, karena niat kita untuk memajukan atlet kita," katanya.

Sistem Poin
Kalau Serge dipercaya sebagai promotor nasional, khususnya reli sprint, maka diusulkan mengubah point system (sistem raihan angka), yaitu pereli urutan 10 besar overall akan mendapat poin mulai dari 10 hingga satu (10-1).
"Beda angka hanya satu poin sehingga perlombaan dari satu putaran ke putaran lainnya tetap seru dan membuat para peserta bersemangat, karena peluang tetap terbuka," kata Kadok.
"Ini yang saya usulkan kepada IMI Pusat. Saya niatnya baik, agar perlombaan reli sprint banyak peminat, baik dari sisi peserta mau pun dari sisi penonton," kata Kadok, yang sependapat reli sprint akan menjadi perhatian masyarakat penggila otomotif, seperti yang saat ini terjadi dalam perlombaan slalom test.
"Kita harus memikirkan hal ini, kalau bukan kita siapa lagi? Kalau tentang peraturan, saya kira bisa dibicaran dan diubah. Undang-undang dasar saja bisa diubah," kata Kadok, juara nasional reli 2006, dengan nada bersemangat.
Bahkan, katanya, untuk mendatangkan penonton ke arena lomba, ia pun bersedia menyiapkan kendaraan yang kelak akan dinaiki tidak saja oleh para pereli junior, tetapi juga para artis.
"Jenis olahraga ini diawali dengan minat peserta dan penonton, karena berkaitan dengan sponsorship, setelah itu baru kelak menjadi ajang perlombaan yang mengetengahkan kualitas tinggi," kata Kadok, pereli senior yang masih aktip berlomba hingga kini, dan sedang mempersiapkan puteranya, Sean Ricardo yang masih berusia 11 tahun, ke jenjang seri kejuaraan reli dunia (WRC).
"Toh para pereli dunia yang kita kenal sekarang, mengawali karir mereka dari perlombaan reli jarak pendek seperti reli sprint di negara kita," kata Kadok.
Indonesia terpilih lagi sebagai tuan rumah seri kejuaraan dunia reli (WRC) pada 2010, setelah sebelumnya menjadi tuan rumah pada 1996-1997, sehingga niat untuk memajukan mutu para pereli lokal agar dapat tampil di tingkat internasional, memang harus dipupuk sejak dini, seperti yang sudah dilakoni Rifat Sungkar dan Subhan Aksa.

No comments: