Jakarta,
26/3-2013 (Antara) - Pemilik Double R Racing Team, Anthony "Boyo" Hieatt,,
menyatakan takjub menyaksikan penampilan Sean Gelael, di usianya 16
tahun, termuda dari seluruh peserta dan paling minim pengalaman, tapi
melakoni debutnya dengan amat tenang pada laga putaran pertama FIA F3
Eropa 2013.
Pebalap "rookie" itu baru tujuh kali menaiki
kendaraan Dallara-Marcedes di sirkuit bersejarah Monza, Italia, namun
ia mampu menempatkan diri di urutan ke-14 pada race pertama, kemudian
para race kedua di urutan ke-16 dan race ketiga urutan ke-18.
"Boyo" menyatakan kekagumannya, karena Sean sebagai pebalap termuda tapi
mampu meningkatkan performanya dan ia menunjukkan bakat dan minat yang
cukup tinggi.
"Begitu banyak kecelakaan di depannya pada race
pertama, tetapi ia tetap berhasil fokus dan mempertahankan
konsentrasinya. Ia melakukan hal tidak biasa, yaitu membuat waktu lebih
cepat dari waktu sesi penyisihan. Ia kelihatan amat ingin belajar. Semua
masih baru bagi dia. Ia juga belum pernah melaju kencang menggunakan
ban basah. Ia berlomba di Asia menggunakan ban yang tidak pernah dalam
cuaca dingin," katanya.
Tiga urutan teratas pengumpulan poin
pada laga diwarnai hujan dan salju Sabtu dan Minggu itu, sudah kenyang
makan asam garam perlombaan F3. Mereka adalah Raffaella Marciello
kelahiran Zurich dan tinggal di Caslano, Italia, Pascal Wehrlein
kelahiran Jerman dan Herry Tinckbell dari Inggris.
Marciello
kelahiran 1994 pada 2011 urutan ketiga F3 Italia dan pada 2011 tujuh
kali memenangi lomba F3 Eropa dan sebagai runner-up klasemen umum.
Wehrlein kelahiran 1994 pada musim 2012 urutan kedua Seri F3 Eropa dan
keempat Formula Eropa sedangkan Tinckbell yang lahir pada 1991 urutan
kelima F3 Inggris pada 2012.
Sean
pada musim 2012 urutan kedua klasemen Asia pada Kejuaraan Formula
Pilota China dan di tangga keempat pada klasemen umum. Semua para
pebalap F3 yang merupakan anak tangga menunju F1 itu, sebelumnya
berkecimpung dalam kejuaraan karting di Eropa.
Siswa setingkat
kelas dua SMA, Sean Gelael (16), menempati urutan ke-14 dari 30
peserta yang berlomba pada Race 1 di Sirkuit Monza , setelah meluncur
dari posisi start ke-27 dan membuat catatan total 34 menit 24, 061
detik setelah melaju selama 19 putaran.
Waktu yang diukir Sean terpaut 56, 183 detik dari juara pertama Raffaele Marcielo yang menoreh catatan 33.27, 878 detik.
Rekan
setim Sean dari Double R Racing Team, Antonio Giovinazzi asal Italia,
mengalami masalah mesin setelah tabrakan, padahal hingga putaran ke-18
ia sudah tampil cepat dengan catatan 32.38, 994, namun berhenti pada
putaran terakhir dan berada di urutan ke-22 pada klasemen akhir. Rekan
setimnya pebalap puteri Tatiana Calderon asal Bogottta dan tinggal di
Madrid, di urutan ke-19.
Setelah tampil sebagai tercepat ke-14 pada Race 1, Sean menyelesaikan Race 2 dan Race 3 di urutan ke-16 dan ke-18.
Setelah melaju dari posisi start ke-26 pada Race 2, Sean menyelesaikan
balapan sebanyak 14 putaran di lintasan sepanjang 5,793 km itu dengan
catatan waktu 37 menit 35,576 detik, berada di urutan ke-16 dan terpaut
17,106 detik dari juara Pascal Wehrlein dari Worndorf, Jerman, yang
mencetak waktu 37:18.470.
Antonio Giovinazzi, berada di urutan ke-17 dan Tatiana Calderon di urutan ke-22.
Pada Race 3 yang diadakan Minggu waktu setempat, Sean melaju dari
posisi start 24 dan setelah melaju dalam delapan putaran, ia menyentuh
garis finis di urutan ke-18 dengan catatan 21: 09.194, terpaut 1:03. 648
detik dari pebalap tuan rumah Raffaele Marciello yang mengukir waktu
20:05. 546.
Antonio berada di urutan ke-13 dan Tatiana di
tangga ke-22. Marciello sebagai juara Race 1 dan Race 3, kini memimpin
perolehan poin sementara (55,5 poin) dan berada di puncak klasemen.
"Saya berharap dari waktu ke waktu dapat lebih baik lagi," kata Sean mengomentari perlombaan itu.
Mampu bersaing
Siaran pers dari panitia menyebutkan, pebalap Double R Racing itu mampu
bersaing dengan penyandang gelar juara British Formula 3 National
Class, Spike Goddard dari Australia, dan juara Formula 3 Italia
Nicholas Latifi dari Kanada, ketika ia akhirnya berada di urutan
ke-14.
"Hujan deras yang turun Minggu, sedangkan temperatur
menurun, masih mampu diatas Sean yang kurang pengalaman itu, sampai
akhirnya ia berada di urutan ke-16 dan ke-18," kata Jeffrey JP dari
anggota tim Sean GP.
"Ini merupakan pengalaman besar bagi saya,"
kata Sean,sambil menambahkan "Saya kecewa pada babak kualifikasi,
khususnya ketika saya mendapatkan tanda salah pengibaran bendera itu.
Tapi pada race pertama saya berhasil naik dari urutan ke-27 ke urutan
ke-14. Saya gembira dengan pencapaian saya itu".
"Saya belum
pernah mengemudi kendaraan dalam kondisi buruk seperti Minggu itu.
Rasanya buruk sekali mengalami hal seperti itu pada debut saya di
Formula 3, tetapi saya berhasil menaikkan kecepatan saya dari waktu ke
waktu. Masalahnya, saya tidak bisa melihat ke depan ketika ingin
menyalib lawan saya. Akhirnya, balap itu hanya untuk bertahan saja. Saya
sempat melaju di atas krikil karena saya tidak bisa melihat arah jalan
saya," kata Sean.
Persaingan dalam Kejuaraan FIA F3 Eropa itu memang cukup sengit, karena banyaknya pebalap berbakat yang tampil.
"Tak dipungkiri lagi bintang balap profesional di masa depan sudah
mulai kelihatan di ajang Kejuaraan Formula 3 Eropa ini," kata Presiden
FIA, Jean Todt.
Apakah pebalap Indonesia suatu saat akan
berlaga bersama para pebalap dunia di ajang perlombaan Formula Satu yang
berputar dari satu negara ke negara lain itu?
Kita tunggu dan saksikan, yang terpenting perlu dukungan semua pihak! ***4***
a008/b/a011
arnaz
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment