Monday, April 5, 2010

REKOMENDASI MALANG Oleh A.R. Loebis

Malang, 30/3 (ANTARA) - Rekomendasi merupakan kata ajaib yang isinya amat dinantikan siapa pun yang terlibat langsung atau tidak dalam Kongres Sepakbola Nasional (KSN) di Malang, 30-31 Maret yang dibuka resmi oleh Presiden SBY, Senin pagi, di GOR Ken Arok Malang.

Pada akhir sambutannya dalam acara yang amat meriah itu, Presiden SBY mengatakan, "Kita semua menantikan adanya rekomendasi dari kongres ini, yang amat dibutuhkan untuk mengingkatkan prestasi sepak bola kita."

Presiden berharap, melalui rekomendasi itu, sepak bola Indonesia menjadi "Macan Asia Tenggara" dalam tempo lima tahun ke depan, menjadi "Macan Asia" dalam 10 tahun ke depan dan seterusnya menjadi "macan lainnya dalam kancah sepak bola internasional.

Semua orang mengharapkan apa yang diinginkan SBY itu akan terejawantahkan, yaitu Indonesia menjadi "macan" yang mampu menunjukkan taring, menguakkan cakar, dan mengaum di kancah sepak bola internasional. SBY malah dengan fasih meruntun kehebatan Indonesia saat menahan Uni Sovyet 0-0 di Olmpiade Melbourne 1956.

Dalam Sidang Pleno I Senin siang, ketiga pembicara, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid, Ketua KONI Rita Subowo, Ketua Umum PWI Margiono, dengan senada pada akhir presentasi mereka mengucapkan keinginan mereka agar sepak bola Indonesia mampu berbicara di tingkat internasional.

Margiono berharap Malang menjadi Kota Bola Indonesia dan miniature sepak bola nasional akan mencuat dari kota itu, baik dari sisi pembinaan, sponsor, penonton, dan dari sisi lainnya, termasuk dukungan pemerintah. "Nurdin Halid dengan program yang luar biasa tidak akan dapat bekerja sendiri tanpa dukungan pemerintah," kata Margiono.

"Kongres ini bukan untuk pemakzulan Nurdin Halid. Tapi kalau kongres meminta maka usul itu baik juga. Tujuan kongres ini memang untuk itu, tidak usah ditutup-tutupi, kata Margiono.

Mantan pemain sepak bola nasional Sarman Panggabean malah dengan keras mengatakan, Nurdin Halid harus turun dari jabatannya bukan karena kongres itu, tetapi karena ia pernah bermasalah dari sisi hukum.

Anggota Komisi X DPR-RI, Parlindungan Hutabarat malah lebih terbuka, ketika mengatakan kongres itu harus menghasilkan pimpinan yang tepat dan para "stake-holder" harus mencari pimpinan yang mampu mendukung amanah. Peserta sidang sempat ramai, karena Parlindungan tidak seharusnya mengatakan hal itu, karena kongres itu bukan kongres PSSI.

Pada Senin malam, sekitar 500 peserta kongres dari berbagai unsur, akan melanjutkan acara kongres dengan melangsungkan sidang komisi membicarakan masalah organisasi, pembinaan dan bidang umum serta dana. Rekomendasi kongres baru akan dikeluarkan Selasa siang.

Rekomendasi memang menjadi inti kongres yang amat dinantikan. Sepanjang Senin dan Selasa, setelah kongres ini menjadi pembicaraan hangat di berbagai daerah dan menjadi tambah hangat karena ada kubu-kubu dengan berbagai kepentingan.

Presiden SBY sudah wanti-wanti dalam amanatnya, bahwa persatuan dan kesatuan merupakan salah satu unsur dasar dalam kongres itu, karena intinya hanyalah untuk memajukan sepak bola nasional.

"Semua harus bersatu, karena itu merukan dasar awal dalam kongres ini," kata SBY yang sebelumnya amat antusias menuturkan "tiga cerita dan lima keinginan" dalam cabang tendang menendang si kulit bundar itu.

Sepak bola Indonesia memang sedang dalam masalah besar, setelah keteter terus dalam berbagai pertandingan tingkat Asia Tenggara, apalagi Asia. Pengurus PSSI saat ini memiliki program amat bagus seperti dilukiskan Nurdin Halid. "Tapi dimana kesalahannya, kenapa kita kalah terus," kata Rita, "Nah inilah yang dibicarakan dalam kongres ini."

Sepak bola nasional sedang "kusut", sehingga siapa pun ketuanya akan sulit mengurai benangnya dan PSSI saat ini dapat dikatakan merupakan ?replika? negara Indonesia, yang sedang mengalami berbagai masalah dari sisi moral, menyangkut penyalahgunaan wewenang dan jabatan.

Di sisi lain, sepak bola menjadi perhatian besar karena merupakan olahraga paling popular dan diminati masyarakat dari berbagi unsur, sehingga SBY dengan tegas meminta diadakan kongres sepak bola. Permintaan itu diajukan kepada PWI, bukannya kepada PSSI.

Kebijakan SBY ini bisa saja menimbulkan ?kecemburuan sosial? bagi cabang lain, sehingga bukan tidak mungkin akan ada kongres-kongres lainnya, termasuk kongres olahraga nasional secara umum, karena tidak dapat dipungkiri, Indonesia terpuruk di segala cabang, termasuk di tingkat Asia Tenggara (SEA Games).

Ini mungkin dimulai dari cabang sepak bola yang banyak bersinggungan dengan masalah sosio-kultural, yang semoga akan dapat dibenahi, dengan tentu saja menyisihkan berbagai kepentingan perorangan dan kelompok yang ada di dalamnya.

Kata "rekomendasi", dengan tidak disadari, menjadi kata yang intinya amat dinantikan, yang dianggap sebagai "alat" untuk membenahi sepak bola Indonesia, namun rekomendasi itu kelihatannya masih merupakan jalan panjang, yang akan tiba di ujung harapan bila ada moral dan keinginan untuk besatu.

Semoga Rekomendasi Malang tidak membuat sepak bola Indonesia menjadi semakin malang.
(T.A008/B/S005/S005) 30-03-2010 19:25:11

No comments: