Monday, February 4, 2008

SAJAK KEPADA HMS

Kisi-kisi besi kisi-kisi maya membalut
pembaringanmu
jiwamu sisa hidupmu
jasadmu sisa kegagahanmu
tenagamu sisa kekuatanmu
lunglaimu sisa perbawamu
seringaimu sisa senyummu
pucatmu sisa ceriamu

Kisi-kisi besi kisi-kisi maya membalut
istanamu keranjang sampah sumpah serapah
keluargamu penggali kubur kejantanan masa lalu
piring sendok dan garpu
bekas makan warisan pada setelahmu
sumbatan kran demokrasi terpimpinmu ciptaanmu
sentralisasi kekuasaan yang kini jadi sebab akibat

Benarkan itu semua?

Benarkan sebab kekinian semua ditumpahkan
pada kesilaman
benarkan masa lalu
merupakan sentra kegamangan kekinian pimpinan
kalau tak ada reformasi
dan tak dicanangkan dekokratisasi
apakah akan timbul kemoratmaritan kehidupan
yang sekarang
yang melanda semua pusat gerakan hidup
dan kehidupan
benarkan ordemu aib nasional
tumpuan penyebab seperti disimpulkan pengamat
mengapa hingga kini orang tua
mengingatkan lebih enaknya “jaman normal”?

Tapi!

mengapa tak mengalir air bersih pencuci piring kotor
mengapa tak mengucur
cairan kemaslahatan dari kran yang terbuka
mengapa reformasi
dan demokratisasi tak menuangkan rasa persatuan
mengapa semakin banyak kata membingungkan
mengapa semakin banyak rakyat ketakutan di jalanan
mengapa semakin banyak orang
yang membakar orang
mengapa semakin banyak fitnah berkeliaran di udara
mengapa agama menjadi medan laga
mengapa orang saling membunuh
membiarkan setan
dan iblis bebas bersemayam dalam dada
mengapa pemimpin utama
membuat kebijakan seenak perutnya
apakah semua karena peralihan
dan kesalahan orde sebelumnya?
yang jelas kini teori-teori
lahir setelah terjadinya peristiwa
praktek-praktek membuat sarjana
semakin mampu berkata-kata
kemunafikan semakin membuat
pembela perkara laku di pasaran
menjajakan ilmunya,
membolak balik buku tebal simpanannya
yang dulu berdebu di lemari tua
tengoklah di layar kaca
setiap saat mereka sperti selebriti saja
para ekonom, politisi, polisi pun selalu bermuka dua
berkoar-koar
tapi seperti cecungukan begitu dekat dengan penguasa
tak ada bedanya orde-orde itu.

Kisi-kisi besi kisi-kisi maya membalut
fisikmu dianalisis 62 dokter independent
tak bisa kau duduk di meja pesakitan
kau sama dengan ahli warismu
yang duduk di kursi utama itu
tetap tak tersentuh jerat-jerat teori buku tebal
walau banyak “gate”
yang sudah terpampang di layar massa
inilah orde ordo kekuasaan yang sama saja
walau beruah dinastinya
bahkan lebih menghalalkan segala haram

Kepada HMA yang dibalut kisi-kisi maya di jiwanya
yang sedang digerogoti detik-detik
mundur batas akhir geraknya
entah bagaimana nanti bila malaikat mengajaknya
apakah masih ada sisa ingatan
ketika ia membela negaranya
seperti kesenduan mendalam mingguan lamanya
saat pendampingnya meninggalkannya
apalagi tak ditengok Tommy
yang saat ini entah dimana
putra mantan kepala negara itu hilang dari negaranya
polisi sibuk menanyai siapa saja
entah mengapa kok tidak semua perusahaannya disita
agar ia keluar dari persembunyiannya
atau mungkin ia memang tak bersembunyi
ini memang jaman penuh tanda tanya
seperti dituangkan dari langit saja, rakyat kelelep
reformasi dan demokratisasi
memang dicirikan tanda tanya
bertanyalah kepada siapa saja
pasti dijawab dengan tanya
tanya menjadi segenap tanya
tanda meninggalkan tanya
tanda negeriku saat ini adalah tanda tanya.

Kepada HMS yang kini terbaring tak bisa ditanya
tidurlah dikelilingi kisi-kisi besi maya
yang mendekam dalam jiwamu
diamlah dalam rekaman ribuan tanya
yang memenuhi syaraf, urat dan aliran darahmu
tergoleklah dalam jutaan jawab
yang diselimuti tanya dari mantan rakyatmu
siapkan jawaban dalam perjalanan panjangmu
yang akan ditanyakan satu per satu
lewat buku tebal malaikat
yang mencatat amal makruf dan nahi mungkar
yang selalu disebut-sebut pejabat
yang mengaku Islami itu
yang hanya menghapal hadis kebaikan
untuk pidato-pidato di atas mimbar
mempelajari tingkah laku sahabat Rasululloh
di jaman hulafaurasyidin
untuk membuat perbandingan
bahwa agama itu rakhmatanlilalamin
tapi setelah itu mereka terseok-seok
di lorong-lorong kemunafikan
menambah data perbuatan di buku tebal malaikat
yang tak sama dengan buku tebal pengacara itu
yang tak tapat dputarbalikkan ayat-ayatnya
yang akan dipertanggungjawabkan di yaumilakhir
masa depan yang akan kehilangan tanda tanya
karena semua sudah menjadi jawaban-jawaban

Kepada HMS yang kini mungkin
hanya mampu berzikir dalam hati
berzikirlah di atas jutaan tanya
untuk menjawab pertanyaan masa depan
atau mungkin tak akan ditanyakan
karena malaikat tak berurusan dengan masalah negara
kecuali hati manusia
kita-kita semua
tentang masalah negara dalam diri sendiri
Nanti!
(Sajak ini kutulis ketika merenung tentang dua negara
Negara takhta di dunia dan negara kelak menuju surga)

A.R. Loebis
Jakarta, 03 Desember 2000

No comments: