Jakarta,
26/3-2013 (Antara) - Pemilik Double R Racing Team, Anthony "Boyo" Hieatt,,
menyatakan takjub menyaksikan penampilan Sean Gelael, di usianya 16
tahun, termuda dari seluruh peserta dan paling minim pengalaman, tapi
melakoni debutnya dengan amat tenang pada laga putaran pertama FIA F3
Eropa 2013.
Pebalap "rookie" itu baru tujuh kali menaiki
kendaraan Dallara-Marcedes di sirkuit bersejarah Monza, Italia, namun
ia mampu menempatkan diri di urutan ke-14 pada race pertama, kemudian
para race kedua di urutan ke-16 dan race ketiga urutan ke-18.
"Boyo" menyatakan kekagumannya, karena Sean sebagai pebalap termuda tapi
mampu meningkatkan performanya dan ia menunjukkan bakat dan minat yang
cukup tinggi.
"Begitu banyak kecelakaan di depannya pada race
pertama, tetapi ia tetap berhasil fokus dan mempertahankan
konsentrasinya. Ia melakukan hal tidak biasa, yaitu membuat waktu lebih
cepat dari waktu sesi penyisihan. Ia kelihatan amat ingin belajar. Semua
masih baru bagi dia. Ia juga belum pernah melaju kencang menggunakan
ban basah. Ia berlomba di Asia menggunakan ban yang tidak pernah dalam
cuaca dingin," katanya.
Tiga urutan teratas pengumpulan poin
pada laga diwarnai hujan dan salju Sabtu dan Minggu itu, sudah kenyang
makan asam garam perlombaan F3. Mereka adalah Raffaella Marciello
kelahiran Zurich dan tinggal di Caslano, Italia, Pascal Wehrlein
kelahiran Jerman dan Herry Tinckbell dari Inggris.
Marciello
kelahiran 1994 pada 2011 urutan ketiga F3 Italia dan pada 2011 tujuh
kali memenangi lomba F3 Eropa dan sebagai runner-up klasemen umum.
Wehrlein kelahiran 1994 pada musim 2012 urutan kedua Seri F3 Eropa dan
keempat Formula Eropa sedangkan Tinckbell yang lahir pada 1991 urutan
kelima F3 Inggris pada 2012.
Sean
pada musim 2012 urutan kedua klasemen Asia pada Kejuaraan Formula
Pilota China dan di tangga keempat pada klasemen umum. Semua para
pebalap F3 yang merupakan anak tangga menunju F1 itu, sebelumnya
berkecimpung dalam kejuaraan karting di Eropa.
Siswa setingkat
kelas dua SMA, Sean Gelael (16), menempati urutan ke-14 dari 30
peserta yang berlomba pada Race 1 di Sirkuit Monza , setelah meluncur
dari posisi start ke-27 dan membuat catatan total 34 menit 24, 061
detik setelah melaju selama 19 putaran.
Waktu yang diukir Sean terpaut 56, 183 detik dari juara pertama Raffaele Marcielo yang menoreh catatan 33.27, 878 detik.
Rekan
setim Sean dari Double R Racing Team, Antonio Giovinazzi asal Italia,
mengalami masalah mesin setelah tabrakan, padahal hingga putaran ke-18
ia sudah tampil cepat dengan catatan 32.38, 994, namun berhenti pada
putaran terakhir dan berada di urutan ke-22 pada klasemen akhir. Rekan
setimnya pebalap puteri Tatiana Calderon asal Bogottta dan tinggal di
Madrid, di urutan ke-19.
Setelah tampil sebagai tercepat ke-14 pada Race 1, Sean menyelesaikan Race 2 dan Race 3 di urutan ke-16 dan ke-18.
Setelah melaju dari posisi start ke-26 pada Race 2, Sean menyelesaikan
balapan sebanyak 14 putaran di lintasan sepanjang 5,793 km itu dengan
catatan waktu 37 menit 35,576 detik, berada di urutan ke-16 dan terpaut
17,106 detik dari juara Pascal Wehrlein dari Worndorf, Jerman, yang
mencetak waktu 37:18.470.
Antonio Giovinazzi, berada di urutan ke-17 dan Tatiana Calderon di urutan ke-22.
Pada Race 3 yang diadakan Minggu waktu setempat, Sean melaju dari
posisi start 24 dan setelah melaju dalam delapan putaran, ia menyentuh
garis finis di urutan ke-18 dengan catatan 21: 09.194, terpaut 1:03. 648
detik dari pebalap tuan rumah Raffaele Marciello yang mengukir waktu
20:05. 546.
Antonio berada di urutan ke-13 dan Tatiana di
tangga ke-22. Marciello sebagai juara Race 1 dan Race 3, kini memimpin
perolehan poin sementara (55,5 poin) dan berada di puncak klasemen.
"Saya berharap dari waktu ke waktu dapat lebih baik lagi," kata Sean mengomentari perlombaan itu.
Mampu bersaing
Siaran pers dari panitia menyebutkan, pebalap Double R Racing itu mampu
bersaing dengan penyandang gelar juara British Formula 3 National
Class, Spike Goddard dari Australia, dan juara Formula 3 Italia
Nicholas Latifi dari Kanada, ketika ia akhirnya berada di urutan
ke-14.
"Hujan deras yang turun Minggu, sedangkan temperatur
menurun, masih mampu diatas Sean yang kurang pengalaman itu, sampai
akhirnya ia berada di urutan ke-16 dan ke-18," kata Jeffrey JP dari
anggota tim Sean GP.
"Ini merupakan pengalaman besar bagi saya,"
kata Sean,sambil menambahkan "Saya kecewa pada babak kualifikasi,
khususnya ketika saya mendapatkan tanda salah pengibaran bendera itu.
Tapi pada race pertama saya berhasil naik dari urutan ke-27 ke urutan
ke-14. Saya gembira dengan pencapaian saya itu".
"Saya belum
pernah mengemudi kendaraan dalam kondisi buruk seperti Minggu itu.
Rasanya buruk sekali mengalami hal seperti itu pada debut saya di
Formula 3, tetapi saya berhasil menaikkan kecepatan saya dari waktu ke
waktu. Masalahnya, saya tidak bisa melihat ke depan ketika ingin
menyalib lawan saya. Akhirnya, balap itu hanya untuk bertahan saja. Saya
sempat melaju di atas krikil karena saya tidak bisa melihat arah jalan
saya," kata Sean.
Persaingan dalam Kejuaraan FIA F3 Eropa itu memang cukup sengit, karena banyaknya pebalap berbakat yang tampil.
"Tak dipungkiri lagi bintang balap profesional di masa depan sudah
mulai kelihatan di ajang Kejuaraan Formula 3 Eropa ini," kata Presiden
FIA, Jean Todt.
Apakah pebalap Indonesia suatu saat akan
berlaga bersama para pebalap dunia di ajang perlombaan Formula Satu yang
berputar dari satu negara ke negara lain itu?
Kita tunggu dan saksikan, yang terpenting perlu dukungan semua pihak! ***4***
a008/b/a011
arnaz
Wednesday, April 17, 2013
SEAN TAKJUB IKUTI F3 MONZA
Jakarta,
22/3 (ANTARA) - Sean Gelael melakukan debut luar biasa pada usia 16
tahun, ketika berada di tengah 30 pebalap dari berbagai benua yang akan
berlomba pada putaran pertama Kejuaraan FIA Fomula 3 Eropa 2013 di
Sirkuit Monza, Italia, pada akhir minggu ini.
Kejuaraan itu merupakan jenjang menunju ajang perlombaan Formula Satu (F1) dan setelah "lulus" pada F3, pebalap belia putera Ricardo Gelael itu akan naik satu tingkat ke perlombaan GP-2.
"Saya tahu perlombaan nanti pasti sangat ketat, apalagi hampir semua pebalap lawan saya sudah mencicipi lomba ini ketika saya masih berusia 10 tahun," kata Sean mengomentari balapan awal dari 10 putaran yang akan berlansgung sepanjang 2013.
"Saya merasa takjub. Target saya adalah belajar dan maju terus dan saya akan melakukan yang terbaik bersama tim saya," ungkap juara kedua Formula Pilota China itu.
"Bila saya berhasil menghindari semua insiden seperti yang selalu terjadi di Monza, saya yakin saya akan memiliki peluang mendapatkan poin. Dan bila itu terjadi, bagi saya itu sama dengan suatu kemenangan. Tapi hal yang paling penting adalah tampil bertambah baik dari waktu ke waktu," kata Sean.
Hitung angka mundur sudah akan berlalu dan Sean Gelael pasti amat takjub, karena Jumat merupakan hari pertamanya beraksi dalam kompetisi di sirkuit bersejarah, Monza.
Sebagai pebalap termuda, Sean juga merupakan pebalap paling minim pengalamannya di antara 30 pebalap yang akan mengikuti kejuaraan itu. Hampir semua peserta yang berdatangan dari berbagai negara, sudah beberapa tahun mengikuti kejuaraan itu.
Setelah tahun lalu mencicipi perlombaan Formula Pilota China, ia melangkah panjang ke jenjang F3 ¿ merupakan jenjang ketiga di bawah balapan tertinggi di dunia ¿ setelah Formula 1 dan GP2.
Acara balapan ini menjadi amat berat bagi Sean, apalagi ia harus bolak-balik Eropa-Indonesia, karena ia harus meneruskan studinya. Ia butuh banyak waktu untuk latihan, tapi satu dari dua hari latihan di Monza dibatalkan karena tebalnya salju.
Tapi ia harus berada di dalam kendaraan Dallara yang dipasok mesin Mercedes itu dan bersama dua teman lainnya dari tim Double R Racing harus siap untuk beraksi pada perlombaan Sabtu dan Minggu.
Pada latihan Selasa (19/3), para pebalap melaju dengan kecepatan rata-rata 260 km per jam, meluncur kencang di atas aspal yang memercikkan salju di bagian kanan dan kiri kendaraan.
"Setidaknya, Sean berhasil menemukan irama permainannya," demikian komentar Jeffrey JP dari tim Sean GP.
Lomba putaran pertama musim ini, dimulai Jumat dengan latihan bebas pagi selama 80 menit, disusul 40 menit berikutnya sebagai babak kualifikasi pada petang hari. Ini penting, karena sebagai penentu posisi grid pada tiga lomba (race) Sabtu dan Minggu.
Sirkuit Monza akan menjadi saksi sejarah berawalnya kejuaraan bergengsi itu.
Autodromo di Monza yang terkenal, tidak jauh dari Milan, merupakan trek tercepat dalam kalender perlombaan FIA Formula 3 European Championship.
Trek itu mulai digunakan pada 1922 dan menjadi tuan rumah Italian Grand Prix hampir setiap tahun. Sirkuit ini letaknya amat strategis, dikelilingi pepohonan dan membangkitkan kenangan tentang kemegahan olahraga bermotor sejak zaman dahulu, melalui patung-patung dan bangunannya.
Ini merupakan lintasan yang pernah dijajal Sean - di atas Formula Abarth pada tahun lalu - tapi perlombaan Sabtu dan Minggu pasti berbeda dan akan lebih menakjubkan ketika lampu hijau menyala.
(T.A008/B/A. Budiman/A. Budiman) 22-03-2013 11:31:04
Kejuaraan itu merupakan jenjang menunju ajang perlombaan Formula Satu (F1) dan setelah "lulus" pada F3, pebalap belia putera Ricardo Gelael itu akan naik satu tingkat ke perlombaan GP-2.
"Saya tahu perlombaan nanti pasti sangat ketat, apalagi hampir semua pebalap lawan saya sudah mencicipi lomba ini ketika saya masih berusia 10 tahun," kata Sean mengomentari balapan awal dari 10 putaran yang akan berlansgung sepanjang 2013.
"Saya merasa takjub. Target saya adalah belajar dan maju terus dan saya akan melakukan yang terbaik bersama tim saya," ungkap juara kedua Formula Pilota China itu.
"Bila saya berhasil menghindari semua insiden seperti yang selalu terjadi di Monza, saya yakin saya akan memiliki peluang mendapatkan poin. Dan bila itu terjadi, bagi saya itu sama dengan suatu kemenangan. Tapi hal yang paling penting adalah tampil bertambah baik dari waktu ke waktu," kata Sean.
Hitung angka mundur sudah akan berlalu dan Sean Gelael pasti amat takjub, karena Jumat merupakan hari pertamanya beraksi dalam kompetisi di sirkuit bersejarah, Monza.
Sebagai pebalap termuda, Sean juga merupakan pebalap paling minim pengalamannya di antara 30 pebalap yang akan mengikuti kejuaraan itu. Hampir semua peserta yang berdatangan dari berbagai negara, sudah beberapa tahun mengikuti kejuaraan itu.
Setelah tahun lalu mencicipi perlombaan Formula Pilota China, ia melangkah panjang ke jenjang F3 ¿ merupakan jenjang ketiga di bawah balapan tertinggi di dunia ¿ setelah Formula 1 dan GP2.
Acara balapan ini menjadi amat berat bagi Sean, apalagi ia harus bolak-balik Eropa-Indonesia, karena ia harus meneruskan studinya. Ia butuh banyak waktu untuk latihan, tapi satu dari dua hari latihan di Monza dibatalkan karena tebalnya salju.
Tapi ia harus berada di dalam kendaraan Dallara yang dipasok mesin Mercedes itu dan bersama dua teman lainnya dari tim Double R Racing harus siap untuk beraksi pada perlombaan Sabtu dan Minggu.
Pada latihan Selasa (19/3), para pebalap melaju dengan kecepatan rata-rata 260 km per jam, meluncur kencang di atas aspal yang memercikkan salju di bagian kanan dan kiri kendaraan.
"Setidaknya, Sean berhasil menemukan irama permainannya," demikian komentar Jeffrey JP dari tim Sean GP.
Lomba putaran pertama musim ini, dimulai Jumat dengan latihan bebas pagi selama 80 menit, disusul 40 menit berikutnya sebagai babak kualifikasi pada petang hari. Ini penting, karena sebagai penentu posisi grid pada tiga lomba (race) Sabtu dan Minggu.
Sirkuit Monza akan menjadi saksi sejarah berawalnya kejuaraan bergengsi itu.
Autodromo di Monza yang terkenal, tidak jauh dari Milan, merupakan trek tercepat dalam kalender perlombaan FIA Formula 3 European Championship.
Trek itu mulai digunakan pada 1922 dan menjadi tuan rumah Italian Grand Prix hampir setiap tahun. Sirkuit ini letaknya amat strategis, dikelilingi pepohonan dan membangkitkan kenangan tentang kemegahan olahraga bermotor sejak zaman dahulu, melalui patung-patung dan bangunannya.
Ini merupakan lintasan yang pernah dijajal Sean - di atas Formula Abarth pada tahun lalu - tapi perlombaan Sabtu dan Minggu pasti berbeda dan akan lebih menakjubkan ketika lampu hijau menyala.
(T.A008/B/A. Budiman/A. Budiman) 22-03-2013 11:31:04
KUSNAN, KONI DKI DAN JAS MERAH Oleh A.R. Loebis
Jakarta,
3/4 (ANTARA) - Tokoh olahraga dari jaman ke jaman, Kusnan Ismukanto,
kini sedang sakit tapi suaranya amat lantang saat berbicara tentang
kegalauan menjelang Musorprov KONI DKI 2013, malah mengkaitkannya dengan
"Jas Merah" Soekarno.
"Jangan sekali-kali melupakan sejarah" atau ketika itu biasa disingkat dengan "Jas Merah", merupakan tajuk pidato Ir Soekarno sebelum lengser dari kursi kepresidenan.
Pesan singkat itu diungkapkan presiden pertama RI, agar orang tidak melupakan sejarah yang akhirnya berujung menjadi harapan hampa. Sejarah hanya dimaknai dalam urutan tanggal untuk sekadar diperingati sebatas momen seremonial, sehingga makna hakiki peristiwanya jarang atau bahkan sama sekali tak disentuh, kata Bung Karno ketika itu.
"Para peserta yang terlibat nanti dalam Musorprov KONI DKI harus Jas Merah alias jangan sekali-kali melupakan sejarah," kata Kusnan, yang menjabat wakil ketua umum KONI DKI, mengomentari pemilihan ketua umum KONI DKI di salah satu hotel di Ancol, 6 April.
"Jangan sekali-kali melupakan sejarah" atau ketika itu biasa disingkat dengan "Jas Merah", merupakan tajuk pidato Ir Soekarno sebelum lengser dari kursi kepresidenan.
Pesan singkat itu diungkapkan presiden pertama RI, agar orang tidak melupakan sejarah yang akhirnya berujung menjadi harapan hampa. Sejarah hanya dimaknai dalam urutan tanggal untuk sekadar diperingati sebatas momen seremonial, sehingga makna hakiki peristiwanya jarang atau bahkan sama sekali tak disentuh, kata Bung Karno ketika itu.
"Para peserta yang terlibat nanti dalam Musorprov KONI DKI harus Jas Merah alias jangan sekali-kali melupakan sejarah," kata Kusnan, yang menjabat wakil ketua umum KONI DKI, mengomentari pemilihan ketua umum KONI DKI di salah satu hotel di Ancol, 6 April.
Kusnan
saat ini sedang berobat jalan, - karena menderita penyakit kanker, -
namun suaranya masih amat lantang ketika berbicara di tengah pertemuan
kangen-kangenan dengan wartawan masa lalu di Jakarta, Selasa.
Apa pasalnya sehingga mantan ketua umum KONI DKI dua periode awal 90-an ini uring-uringan?
Pada awalnya ia mambagikan naskah tulisannya dengan judul "Mengapa Musorprov DKI Jakarta Tahun 2013 Memprihatinkan"? Ia mengupas dinamika berdirinya KONI DKI sejak masa Ali Sadikin pada 1967, yang tidak mungkin berjalan sendiri tanpa berafiliasi dengan pemerintah.
"Bung Karno memilih Gubernur Ali Sadikin sebagai ketua KONI DKI pada 28 April 1966 karena kemampuannya mengatasi kesulitan dan membawa Jakarta menjadi kebanggaan rakyat," kata Kusnan.
"Saya perlu orang yang keras, tegas dan pemberani," kata Bung Karno ketika itu dan Bang Ali pun, kata Kusnan, mengatakan bahwa olahraga ibarat pegangan hidupnya.
Apa pasalnya sehingga mantan ketua umum KONI DKI dua periode awal 90-an ini uring-uringan?
Pada awalnya ia mambagikan naskah tulisannya dengan judul "Mengapa Musorprov DKI Jakarta Tahun 2013 Memprihatinkan"? Ia mengupas dinamika berdirinya KONI DKI sejak masa Ali Sadikin pada 1967, yang tidak mungkin berjalan sendiri tanpa berafiliasi dengan pemerintah.
"Bung Karno memilih Gubernur Ali Sadikin sebagai ketua KONI DKI pada 28 April 1966 karena kemampuannya mengatasi kesulitan dan membawa Jakarta menjadi kebanggaan rakyat," kata Kusnan.
"Saya perlu orang yang keras, tegas dan pemberani," kata Bung Karno ketika itu dan Bang Ali pun, kata Kusnan, mengatakan bahwa olahraga ibarat pegangan hidupnya.
Persiapan
kontingen PON VII 1969 di Surabaya, disiapkan Bang Ali dengan serius
dan akhirnya Jakarta mendapat medali terbanyak, melebihi jumlah medali
tiga propinsi, Jabar, Jateng dan Jatim.
Kusnan dengan bersemangat membeberkan sejarah olahraga Jakarta dengan segala sepak terjang kepengurusan dan prestasi yang diraih para atletnya.
Kusnan dengan bersemangat membeberkan sejarah olahraga Jakarta dengan segala sepak terjang kepengurusan dan prestasi yang diraih para atletnya.
"Saya pecinta olahraga, saya pecinta KONI DKI, gak mungkin saya tinggalkan," katanya.
"Saya tidak ingin ada gontok-gontokan menjelang Musorprov 6 April mendatang. Saya tidak ingin ada politisasi dalam organisasi itu," katanya.
Rebutan kursi
"Banyak orang yang ingin jadi ketua umum KONI DKI, tapi orang yang bagaimana?," kata Kusnan, yang merasa khawatir organisasi olahraga Jakarta itu "jatuh" kepada orang yang salah.
Setelah Audy Tambunan mundur sebagai bakal calon ketua umum, lalu muncul manuver ketika Sekretaris daerah (Sekda) DKI Jakarta Fadjar Panjaitan diusung maju bersaing dengan incumbent Winny Erwindia dan Yudhi Suyoto.
"Saya tidak ingin ada gontok-gontokan menjelang Musorprov 6 April mendatang. Saya tidak ingin ada politisasi dalam organisasi itu," katanya.
Rebutan kursi
"Banyak orang yang ingin jadi ketua umum KONI DKI, tapi orang yang bagaimana?," kata Kusnan, yang merasa khawatir organisasi olahraga Jakarta itu "jatuh" kepada orang yang salah.
Setelah Audy Tambunan mundur sebagai bakal calon ketua umum, lalu muncul manuver ketika Sekretaris daerah (Sekda) DKI Jakarta Fadjar Panjaitan diusung maju bersaing dengan incumbent Winny Erwindia dan Yudhi Suyoto.
Pencalonan
Fadjar dianggap terbentur dengan kriteria yang dibuat Tim 9 Penjaringan
Calon Ketum KONI DKI. Salah satu syarat seseorang bisa mencalonkan diri
adalah mereka tidak sedang menjabat sebagai pejabat publik, mengacu
kepada Undang Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional (SKN) pasal 40.
Menurut
Tim 9, seperti diberitakan media massa, bila Fadjar tetap maju sebagai
calon ia harus sudah tidak menjabat sebagai pejabat publik.
Calon
incumbent Winny Erwindia mengklaim didukung 39 cabor saat mendaftar ke
Tim 9, Februari lalu, dan Yudi Suyoto dengan 13 cabang. Fadjar Panjatian
yang juga ketua IPSI Pengprov DKI Jakarta mendapat dukungan 11 cabang.
Dengan
demikian, terjadi peluberan dukungan cabor, karena dari klaim ketiga
kandidat, jumlahnya mencapai 63, padahal total suara adalah 57 tambah
suara KONI wilayah.
"Berarti ada suara ganda dan nanti akan diketahui. Konsekuensinya, jika terdapat ganda, maka suaranya hangus," kata Audy Tambunan, salah seorang anggota Tim 9.
"Berarti ada suara ganda dan nanti akan diketahui. Konsekuensinya, jika terdapat ganda, maka suaranya hangus," kata Audy Tambunan, salah seorang anggota Tim 9.
Seorang
bakal calon ketua umum minimal didukung 10 cabang olahraga. Terkait
pencalonan Fadjar Panjaitan kemungkinan akan terganjal karena terbentur
dengan UU Olahraga NO.3 tentang pelarangan pejabat publik rangkap
jabatan.
"Tapi.
nanti akan kita periksa dulu, tim 9 pasti meneliti satu-persatu
persyaratan untuk lolos verifikasi sesuai klasul yang telah disepakati,"
ujar Audy.
Dengan
demikian, ada tiga tokoh yang bersaing menuju kursi nomor satu KONI DKI
periode 2013-2018, yaitu incumbent Winny Erwinidia yang mengantar
Jakarta sebagai juara PON Riau 2012, mantan kepala Dinas Pemuda dan
Olahraga DKI Yudhi Suyoto serta Fadjar Panjaitan.
Kusnan yang kenyang makan asam garam pengalaman baik di KONI DKI maupun sebagai pengurus di KONI Pusat, kelihatannya amat faham dengan "permainan" yang terjadi di belakang layar menjelang pemilihan ketua umum pada 6 April.
Ia khawatir organisasi olahraga itu menjadi landasan berpolitik kalangan yang tidak murni untuk mengurus olahraga, sehingga ia memandang perlu melihat ke belakang dengan moto dan prinsip "Jas Merah" Soekarno, karena orang yang berjiwa besar selalu memandang sejarah sebagai pijakan masa kini menuju keutuhan masa depan.
Kusnan Ismukanto, di usia senjanya yang divonis dokter menderita penyakit kanker, bukannya termangu memikirkan penyakitnya, tapi malah tergugah dengan perjalanan organisasi KONI DKI.
Kusnan yang kenyang makan asam garam pengalaman baik di KONI DKI maupun sebagai pengurus di KONI Pusat, kelihatannya amat faham dengan "permainan" yang terjadi di belakang layar menjelang pemilihan ketua umum pada 6 April.
Ia khawatir organisasi olahraga itu menjadi landasan berpolitik kalangan yang tidak murni untuk mengurus olahraga, sehingga ia memandang perlu melihat ke belakang dengan moto dan prinsip "Jas Merah" Soekarno, karena orang yang berjiwa besar selalu memandang sejarah sebagai pijakan masa kini menuju keutuhan masa depan.
Kusnan Ismukanto, di usia senjanya yang divonis dokter menderita penyakit kanker, bukannya termangu memikirkan penyakitnya, tapi malah tergugah dengan perjalanan organisasi KONI DKI.
Selamat Musorprov 2013 KONI DKI.
(T.A008/B/A. Budiman/A. Budiman) 03-04-2013 14:44:08
(T.A008/B/A. Budiman/A. Budiman) 03-04-2013 14:44:08
Subscribe to:
Posts (Atom)