Wednesday, November 23, 2011

KEBIASAAN "MISTIS" TIBO Oleh A.R. Loebis

Jakarta, 22/11 (ANTARA) - Titus "Tibo" Bonai selalu memegang-megang tiang dan menggoyang jala gawang lawan, ia selalu mencuri fokus pada tiap pertandingan, ada apa sebenarnya?
Tibo bahkan sempat mendapat teguran keras dari wasit Supresencia Sistido Steve ketika ia mengguncang-guncang jala Thailand pada penyisihan SEA Games XXV lawan Thailand (13/11).
Tapi penyerang berusia 22 tahun yang bernama lengakap Titus John Londouw Bonai itu tidak kapok. Ia kembali memegang jala gawang lawan pada beberapa laga berikutnya, karena ia sudah terbiasa melakukan hal aneh itu sejak tampil di PON 2008 di Kalimantan Timur.
Ini tentu saja merupakan kebiasaan, seperti yang ada pada diri setiap orang. Ada yang biasa mengerenyitkan kening, menjentikkan tangan, melirik-lirik, melangkah maju mundur beberapa kali sebelum berjalan, dan berbagai kebiasaan lainnya.
Pelatih tim Italia di Piala Dunia 2002, Giovanni Trapattoni, selalu memercikkan air ke bangku cadangan, kemudian ada pemain yang menggigit-gigit rumput yang diambil dari lapangan, memakai celana kolor yang sama pada tiap pertandingan, bahkan mengubur binatang pada malam hari. Pemain dari Amerika Latin ada yang menciumi tiang gawang lawan sebelum pertandingan dimulai dan wasit pun berdoa dulu.

Menurut laporan kantor berita Reuters, ketika berlangsung Piala Nasional Afrika, banyak terjadi praktIk spiritual bersifat mistis. Di antaranya, mengorbankan binatang dan mengubur beberapa bagiannya di Gurun Sahara Afrika. Banyak bubuk dan cairan bau melingkari beberapa bagian tertentu di gurun itu.
Konfederasi Sepak Bola Afrika malah melarang para tukang sihir itu masuk stadion saat berlangsung kompetisi perebutan Piala Nasional Afrika. Kendati demikian, dalam Piala Dunia 2002, hanya Senegal dan Afrika Selatan yang mampu maju ke putaran final dan kedua tim itu pula yang mengatakan amat anti dengan vodoo dalam usaha memajukan sepak bola mereka.
Penyerang tim Afrika Selatan ketika itu, Benny McCarthy, mengatakan mereka tidak menggunakan vodoo dalam tim mereka. ?Kami berlatih jujur dan saya pikir kami sama dengan negara Eropa, yaitu berlatih dan berlatih.?
Tapi Trapattoni, seperti halnya pelatih Brazil Luiz Felipe Scolari, yang menganut agama Katolik, seperti dilaporkan Reuters pada Piala Dunia 2002, merapalkan doa menurut agamanya dan Trapattoni ketika itu menyatakan yakin doanya didengar Tuhan, sampai akhirnya Alessandro Del Piero menyamakan kedudukan saat melawan Meksiko dan membawa mereka ke putaran 16 besar.
"Saya merapalkan doa saya yang biasa. Keadilan dan Tuhan itu ada. Saya percaya Tuhan menonton pertandingan dan Ia akan melakukan keadilan. Kami memiliki lima atau enam peluang bagus dan salah satunya pasti berhasil berdasar keadilan itu," ujarnya.
Tuhan menonton pertandingan? Tuhan menentukan angka akhir pertandingan? Doa siapa yang paling makbul yang dikabulkan Tuhan? Apakah Tuhan tidak bingung menerima begitu banyak doa untuk kepentingan masing-masing tim tiap negara? Akhirnya, kemana Tuhan akan berpihak?
Itu semua merupakan pertanyaan musykil dan tidak pada tempatnya untuk didiskusikan atau dipertanyakan. Bila dipaksakan untuk membicarakannya, maka alasan yang mendasarinya akan bersifat inklusif, irasional, mistis, takhayul, sihir, karena semuanya membawa topik pembicaraan ke arah yang berbau supranatural.

Kalau begitu, apa yang dapat ditimba dari masalah itu, termasuk kebiasaan Tibo yang boleh jadi semakin lama akan semakin bersifat ?mistis? itu?
Masalah manusia adalah masalah kausa-efektif, adanya kebutuhan manusia untuk bersinggungan dengan alam di luar dirinya, sekaligus membuktikan keberadaan (eksistensi) manusia di muka bumi ini, terdiri atas bebera alemen alam, (A.R. Loebis, 2002).
Gerak kehidupan manusia di mana pun bersifat kodrati, merupakan pertautan dari beberapa alam, baik bersifat jasmani mau pun ruhani. Baik dalam bentuk kepercayaan (agama) mau pun dalam bentuk keilmuan,perbedaan alam itu amat dikenal dan diakui.

Makanya, dalam kehidupan sehari-hari, ada orang yang mengurusi jasmani (dokter) dan orang mengurusi ruhani (ahli agama) serta mengurusi masalah kejiwaan (psikiater).

Dalam agama Islam pun, ada yang disebut alam jasmani, alam nafsani dan alam ruhani, yang sebenarnya merupakan pemilahan umum unsur fisik dan pemikiran manusia yang sudah diolah para pemikir seperti Plato, Socrates, Descartes, Nietzche dan yang lain, yang unsur ruhaninya biasa disebut The Ultimate Being atau The Truth.
Dalam agama Islam, yang disebut alam jasmani adalah alam dunia, baik berupa makro kosmos (alam raya) mau pun mikro kosmos (alam kecil=manusia). Pada alam jasmani, unsurnya dikaitkan dengan panca indera, berupa pengilhatan, penciuman, pendengaran, pencicipan dan perabaan, yang semuanya melekat pada fisik an sich.
Alam nafsani berupa pemikiran, perasaan, kemauan, yang meliputi unsur pemikiran, kejiwaan dan nalar, yang melekat pada unsur jasmani sedangkan alam ruhani adalah alam gaib, berupa ujung jangkauan ruhani yang tidak dapat dipikirkan secaRa nalar fisik dan nafsani.
Alam itu berupa alam seberang, alam tujuan, alam kehidupan setelah kematian atau alam abadi, alam kubur dan alam akhirat. Inilah alam The Ultimate atau alam The Truth.

Selagi manusia mampu berpikir waras dan normal, maka ketiga unsur itu tetap merupakan ikatan kodrati yang akan menyertai manusia ke mana pun ia pergi, di mana pun ia berada. Manusia di muka bumi ini, walau beragama apa pun, memikirkan dan mempercayai hal ini. Maka, setiap ada kematian, pasti ada proses penguburan, untuk mengantarkan jasad mereka yang meningal ke persarehan terakhir, sekaligus memuja Sang Pencipta agar sudi menerima kedatangannya.
Permohonan kepada The Ultimate itu bermacam-macam, sesuai dengan kepercayaan atau keturunan, pemahaman, ajaran, atau latar belakang anutan manusia atau kelompoknya dan upacara yang mereka lakukan berupa prosesi normatif. Prosesi normatif itu, bagi umat Islam, berupa rukun Islam dan rukun iman yang didasarkan pada kitab dan sunnah Nabi.


Percaya yang gaib

Manusia yang tidak dapat merasakan The Ultimate akan selalu merasa hampa, karena manusia pada galibnya mendambakan ketergantungan atau kedekatan dengan yang gaib. Manusia tidak bertuhan (atheis) sekali pun sebenarnya mempercayai hari setelah kematian, yang berarti mereka percaya pada yang gaib.
Bedanya: manusia bertuhan mengasalkan sesuatu dari Tuhan, sedangkan bagi atheis, akhir dari segala sesuatu berujung pada Yang Maha Gaib, Kodrati ketiga unsur alam tadi, tidak dapat melekang begitu saja dari gerak kehidupan manusia.
Itu karena manusia terdiri atas daging, darah dan udara yang berasal dari unsur api, angin, air dan tanah dan kelak akan diminta asalnya. Manusia tidak seperti Tuhan yang tidak berasal dan tidak akan dituntut asalnya. Seluruh manusia mempercayai bahwa suatu saat jasadnya akan dituntut asalnya, kembali ke tanah, ke api, ke air atau ke angin.
Gerak fisik sebenarnya berjalan simultan dengan gerak ruhani, yaitu gerak kemauan, pemikiran dan perasaan dengan gerak tuntutan pertautan dengan yang maha gaib, sehingga sejak dahulu kala sudah ada kata Ora et Labora (bekerja sembari berdoa).
Pertautan atau permintaan atau doa dengan yang maha gaib itu sekaligus juga semacam penumbuhan unsur katarsis dalam diri manusia. Segala niat yang akan dilaksanakan diawali dengan upacara, prosesi atau menjalankan hal yang normatif.

Manusia dalam melakukan upacara atau prosesi yang bersifat spiritual atau supranatural senenarnya sedang mengadakan hubungan dengan yang maha gaib, untuk mengatasi ketegangan fisik (alam jasad) atau jiwanya (alam nafsani). Ia sedang berusaha memadukan kedua alam itu dengan alam ruhani (gaib), untuk menyatukan kekuatan.
Manusia secara sadar atau tidak sadar sedang bersumlimasi memadukan eksistensinya yang kodrati dan manakala berhasil menjuruskan pikiran, sikap, perbuatannya ke arah yang gaib tadi, maka manusia merasakan unsur kelegaan (relief).
Bukankah umat Islam yang saleh merasa lega dan batinnya kuat serta bersih setelah melakukan shalat, setelah berpuasa, setelah naik haji atau ketika telah atau sedang berzikir?.
Setelah merasakan adanya semacam relief, maka manusia akan merasakan kakinya enteng untuk melangkah melakukan niat atau kegiatannya. Inilah yang sudah dilakukan para ahli mistik dari negara Afrika dan Amerika Selatan itu. Inilah yang dilakukan beberapa penjaga gawang yang menciumi tiang gawang. Inilah yang dilakukan pemain yang menggigit-gigit rumput. Inilah yang sudah dilakukan Tibo, yang berusaha mempengaruhi atau sudah dipengaruhi bawah sadarnya.
Kenyataan yang terjadi di depan mata penonton, di belahan dunia mana pun, akan terus dan tetap terlihat, dan hal itu tidak dapat ditangkap dengan sensor kesadaran intelektual.

Tibo yang sebelumnya membela PKT Bontang (Bontang FC) dan Persisam Raja Amat, percayalah, akan terus menggoyang-goyang jala gawang lawan.
***6***
(T.A008/B/Z002/Z002) 22-11-2011 12:21:06

GELAR KEHORMATAN Oleh A.R. Loebis

Jakarta, 22/11 (ANTARA) - Dalam psikologis olahraga, mempertahankan gelar lebih berat ketimbang meraih gelar, karena adanya tekanan dan beban yang berbeda yang menyelimuti para atlet secara kejiwaan.
Ini pasti dialami tim sepak bola Malaysia ketika berusaha mempertahankan gelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Senin malam, berbeda dengan "rasa" yang dialami atlet ketika berusaha meraih gelar secara umum, atau pun yang akan dirasakan di Myanmar pada 2013.
Malaysia merasa "lega" setelah menang adu penalti dengan tim Garuda Muda, kendati pada raihan medali total mereka hanya berada di urutan keempat (59-50-81) setelah tuan rumah Indonesia (182-151-142), Thailand (117-100-120), Vietnam (96-90-100).
Mereka akan pulang dengan dada terbusung dan kepala tegak, karena bangga membawa kemenangan kepada negara dan rakyat mereka, setelah berhasil membendung tuan rumah yang ingin menuntaskan "dendam kesumat" yang lama terpendam dalam dada. Ini pasti, kendati di cabang lain medali mereka tercecer.
Di dalam negari, anak asuh Rachmad Darmawan itu sedikit pun tidak ada dihujat, bahkan dielu-elukan sebagai pahlawan yang kalah secara wajar dan terhormat. Dari sisi sejarah, pertandingan pada turnamen lain akan seru sekali bila kedua tim ini bertemu.
Nah, Indonesia berhasil meraih gelar juara umum, yang terakhir kali diraih pada 1997 saat Indonesia menjadi tuan rumah. Kini Indonesia sudah empat kali menjadi tuan rumah dan tampil sebagai juara umum untuk ke-10 kalinya.

Tim Merah Putih berjaya di hampir semua cabang yang diikuti, sekaligus berhasil dan ada yang melewati target raihan medali serta mempertajam rekor SEA Games di cabang renang dan angkat besi. Dari seluruh atlet 11 negara, tidak ada yang memperbaiki rekor Asia atau Asian Games.

Tapi yang paling memprihatinkan, cabang peraih tiga medali emas di Asian Games Guangzhou, China, 2010, perahu naga, tidak berhasil meraih satu pun medali emas dari 10 yang diperebutkan, padahal target menyapu enam medali emas.
"Lawan kita (Myanmar) lebih kuat saat ini," kata Ketua Umum PB PODSI Sucipto, mengomentari atlet negara pesaing Myanmar yang mendominasi perolehan medali dan akan menjadi tuan rumah pada SEA Gemes 2013.
Atlet Merah Putih mulai memperlihatkan peningkatan permainan di cabang terukur lewat medali yang diraih pada cabang renang, atletik, menembak dan angkat besi.

Apa selanjutnya?

Menurut rencana, atlet Indonesia yang tampil di SEA Games 2011, diproyeksikan mengikuti kualifikasi Olimpiade 2012 London sedangkan yang tidak, diprioritaskan mengikuti Asian Beach Game, Youth Olipic Games 2012 serta SEA Games 2013.
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rita Subowo, mengatakan di Palembang (21/11), SEA Games Jakarta-Palembang menjadi momentum kembangkitan olahraga nasional.

"Program Satlak Prima ini akan terus dalam jangka panjang hingga Olimpiade 2016 Brasil. Setiap atlet yang ikut SEA Games akan kita proyeksikan ke kualifikasi Olimpiade 2012," kata Rita, "Sedangkan yang tidak ke Olimpiade, kita turunkan ke ke Asian Beach Games, Youth Olimpic Games, dan SEA Games 2013."
Rita Subowo yang juga Ketua KONI Pusat, mengatakan, fokus saat ini adalah memperbaiki peringkat Indonesia di Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan. "Kalau untuk Olimpiade, fokusnya terlalu dekat. Mungkin untuk Olimpiade 2016 saja. Mudah-mudahan kita bisa masuk antara 20-25 besar Asian Games," katanya.
Ia mengimbau agar atlet dan petinggi olahraga nasional jangan cepat puas dan terlena, karena di depan ada event yang lebih besar yang membutuhkan penanganan lebih serius.

Untuk itu, Rita menyatakan, pihaknya dan pemerintah akan meneruskan program Prima (Program Indonesia Emas) yang ditangani Tono Suratman sedangkan atlet Pratama ditangani Djoko Pramono. ?Kita meminta kepada pemerintah untuk membuat sentra-sentra pembinaan di berbagai daerah sebab kantong pembinaan itu adanya di daerah,? katanya.
Program terarah memang amat dibutuhkan, baik perencanaannya apalagi pengejawentahannya di lapangan. Tantangan ke depan tidak hanya untuk mempertahankan gelar di Myanmar, tetapi tahun depan ada Olimpiade London 2012 dan Asian Games Incheon, Korsel, 2014.

Di Asian Games Ghuangzhou, China, 2010, Indonesia berada di urutan ke-15 dengan meraih empat medali emas, sembilan perak, dan 13 perunggu, sedangkan Thailand di tangga kesembilan (11-9-32) dan Malaysia di urutan ke-10 (9-18-14).

Ketika itu, Singapura di urutan ke-16 dengan jumlah medali (4-7-6) dan Filipina di tangga ke-19 (3-4-9), disusul Myanmar di urutan ke-22 (2-5-3) dan Vietnam di urutan ke-24 (1-17-15).

Tiga medali emas Merah Putih berasal dari nomor tidak populer, perahu naga, dan satu lainnya dari nomor ganda bulu tangkis.

Di Olimpiade Beijing 2008, Thailand di urutan ke-31 dengan raihan (2-2-0) dan Indonesia di tempat ke-42 (1-1-3). Emas Indonesia lahir dari duet bulutangkis putera, Markis Kido dan Hendra Setiawan.

SEA Games XXVI sudah usai, ditutup resmi Selasa malam, tapi pekerjaan tidak akan ada usainya, masih ada Asian Games, Olimpiade dan laga lainnya, dengan cita-rasa dan semangat yang berbeda.

Di level yang lebih tinggi, persaingan antarnegara Asia Tenggara pun pasti akan terjadi, karena gelar kemenangan dimana pun identik dengan menjunjung tinggi kehormatan bangsa.

***6***
(T.A008/B/Z002/Z002) 22-11-2011 14:35:42

Sunday, November 20, 2011

"GOOD BYE JAKABARING" Oleh A.R. Loebis

Jakarta, 21/11 (ANTARA) - Bila sejenak ingin merenung apa yang paling diingat, paling mengesankan, paling bersejarah dan kelak paling menentukan jalannya olahraga nasional, tak lain tak bukan adalah: Jakabaring!
Jakabaring merupakan kata paling banyak disebut-sebut sepanjang berlangsungnya SEA Games ke-26, bukan Gelora Senayan, Waduk Cipule, Kelapa Gading, UI Depok, Sawangan, Kuningan, TMII, Pulau Putri, Rawa Mangun, Sentul, Subang, Jagorawi, Puncak, Cibubur, Pantai Marina dan beberapa lainnya tempat event pertandingan.
Mengapa kawasan rawa-rawa di Seberang Ulu dan 8 Ulu Bungaran dan Silaberanti itu disebut Jakabaring?
Ini masalah sejarah dan mungkin luput dari perhatian para tamu yang berkunjung ke kota mpek-mpek itu.
Tapi apakah ia ada dalam catatatan sejarah Bumi Sriwijaya itu?
Apakah Jakabaring nama seorang tokoh pada jaman kerajaan Sriwijaya?
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin amat sederhana menjawabnya: Dulu daerah itu berupa rawa-rawa. Hanya beberapa orang yang menghuni tempat itu, terdiri atas suku Jawa, Kabale, Batak dan Komering.

"Jika disingkat menjadi Jakabaring. Bukan nama seorang tokoh tapi namanya enak didengar. Kalau dijadikan semacam tokoh atau maskot tidak ada masalah ucapnya," kata Alex dalam salah satu laman nasional.
Dalam catatan sejarah pada laman lain, disebutkan, nama Jakabaring tidak bisa dilepaskan dari sosok Sersan Mayor Inf Tjik Umar, anggota TNI yang pernah bertugas di Kodam II Sriwijaya.

Tjik Umar turut andil dalam penentuan nama Jakabaring. Ia adalah warga Lampung yang membangun rumah di dalam hutan belukar berawa-rawa di belakang Markas Poltabes Palembang sekarang. Tjik Umar (71) sesudah pensiun tinggal bersama isteri keduanya di Jalan Ki Merogan Lorong Mawar Kertapati Palembang.

Tjik Umar menuturkan, pemberian nama Jakabaring adalah hasil pemikirannya sendiri. Ketika itu, pada 1972 pemerintah menggusur pemukiman warga di kawasan 7 dan 8 Ulu, karena terkena proyek pengembangan kawasan Jembatan Ampera.

Tjik Umar pada tahun itu masuk Jakabaring. Saat itu kawasan Jakabaring masih hutan belukar dan berawa. Ia langsung membangun rumah dengan menimbun rawa.

Setelah isterinya meninggal, Tjik Umar menikah lagi dan membiarkan rumahnya didiami mertua, anak serta cucu- cucunya. Sedangkan dia pindah ke Kertapati bersama isteri keduanya. Pada 1972 juga, dirinya diangkat sebagai Ketua RT 14, Kelurahan 8 Ulu.

Sebagai Ketua RT, ia menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, bahkan hingga jumlah warganya mencapai 460 KK. Tjik Umar cukup disegani dan dihormati di kawasan Jakabaring.

Tjik Umar melakukan penelitian dan mendapati asal warga di sana ada dari Jawa, Batak (Sumut), Kaba (Lekipali), Komering Ilir, Komering Ulu dan Lampung.
Kebetulan, lanjut Tjik Umar, warga di sana ada yang namanya Suparto asal Jawa disingkatnya menjadi JA. Ada pula Drs Zulkipli asal Kaba (Lekipali) disingkat KA. Ada warga namanya A Kadir Siregar asal Batak Sumut disingkat BA dan Ali Karto (Purn TNI AD) asal Komering Ilir serta Kamaluddin (Purn TNI) asal Komering Ulu, disingkat RING. Maka diperoleh singkatan JA, KA, BA, Ring lalu digabung menjadi akronim Jakabaring.
Hari jadi terbentuknya kawasan Jakabaring, seperti disebutkan Tjik Umar dalam laman (wikimu.com), ditetapkan pada 26 April 1972. Harapan Tjik Umar bahwa daerah ini akan berkembang sekarang hampir menjadi kenyataan.

Simbol persatuan
Kendati tidak ada catatan sejarah konkret, tapi kalau ungkapan Alex Noerdin dan Tjik Umar benar --bahwa Jakabaring merupakan singkatan Jawa-Kaba-Batak-Komering-- maka ini merupakan simpul persatuan luar biasa sebagai representasi NKRI.
Jakabaring adalah miniatur Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi bersatu, bersatunya berbagai etnis dan agama membentuk kekuatan hebat, yang harus direpresentasikan melalui olahraga.
Di atas lahan Jakabaring sekitar 325 hektar yang dahulu rawa-rawa atau tempat "jin buang anak" itu, kini sudah berdiri berbagai fasilitas olahraga lengkap dan modern, ada penampungan atlet sedangkan danau alam masih tetap menghiasi kawasan itu.
Alex memandang jauh ke depan, menganggap sebenarnya SEA Games hanyalah sasaran antara, bukan sasaran akhir, karena di Jakabaring bukan saja merupakan tempat pemusatan olahraga tetapi juga akan di bangun sekolah tinggi olahraga nasional.
Kini Jakabaring menggeliat. Jakabaring sudah lama menjadi bukti bagi yang menganggap ada perbedaan perlakuan pembangunan antara kawasan di Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Di kawasan itu dibangun Gedung Islamic Centre, Masjid Agung di simpang empat, terminal dan pasar induk, serta pembangunan Jembatan Musi 3 yang menjadi penyangga transportasi.

Berbagai kantor ada di kawasan Jakabaring seperti Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumsel, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Poltabes Palembang, Graha Teknologi, serta gedung DPRD Kota Palembang dan tentu saja Stadion Jakabaring yang megah itu.

"Bagi jajaran pemerintah yang menggunakan fasilitas negara, selesaikan pertanggungjawaban dengan baik," diperingati Presiden SBY ketika meresmikan penggunaan Jakabaring Sport City (JSC) pada momentum bersejarah (11/11/11).

Selain pertanggungjawaban pembangunan fasilitas Jakabaring, tentu SBY ingin mengatakan, pertanggungjawaban masa depan kawasan itu, artinya, jangan ditelantarkan.

Sekian ribu atlet, ofisial, wartawan dari 11 negara peserta event olahraga Asia Tenggara, dengan terharu pasti akan berulang kali memandang ke belakang, saat meninggalkan Jakabaring usai penutupan SEA Games XXVI Selasa malam.
"Good bye Jakabaring, we meet again in Yangoon and Nay Pyi Taw, 2013."
***6***
(T.A008/A/T010/T010) 21-11-2011 12:24:18

TOMOR LESTE, ASEAN DAN MEDALI EMAS Oleh A.R. Loebis

Jakarta, 20/11 (ANTARA) - Ketika para Menlu Negara Asia Tenggara (ASEAN) di Bali sepakat menyambut baik proposal Timor Leste untuk masuk kelompok ASEAN, Julianto Perreira berpasangan dengan Dorceyana Borger pun membuat sejarah mempersembahkan medali emas pertama untuk negeri itu.

"Pada tingkat Menlu, para menteri menyambut baik minat dan aplikasi resmi Timor Leste untuk bergabung dengan ASEAN," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Bali minggu lalu.
Tiga hari kemudian di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Julianto Perreira berpasangan Dorceyana Borger menyabet medali emas pertama untuk Timor Leste pada cabang kempo SEA Games XXVI/2011.

"Ini adalah persembahan medali emas pertama untuk negara, berasal dari kelas gerak kekompakan dan keindahan sabuk coklat (kyukenshi)," kata pelatih Endri Soessilisa.
Pada kelas sabuk hitam (yudansha), Timor Leste meraih medali perak dari atlet Domingos Savio berpasangan dengan Fidelia da Costa Perreira dengan skor 261,5.
"Pertandingan yang baru pertama kali digelar pada ajang SEA Games ini, bagi kami sangat berat lawan-lawannya. Namun yang menjadi tekad atlet kami adalah semangat untuk meraih medali," ucap Francisco Amaral yang didampingi pelatih Endri Soesilisa.

"Kami harapkan emas dari cabang kempo akan menjadi pemacu bagi atlet Timor Leste. Karena dengan semangat dan sportivitas tinggi ternyata peluang kemenangan dalam bertanding sangat terbuka. Ini kita buktikan pada cabang kempo," ujarnya.

Dengan demikian, Timor Leste pada hari kesembilan event itu meraih satu medali emas satu perak dan tiga perunggu dari cabang kempo sedangkan satu medali perunggu sebelumnya lainnya diraih dari cabang taekwondo melalui atlet puteri Luisa Dos Santos.

Sementara di Bali, Menlu Marty mengatakan, sesuai pasal 6 Piagam ASEAN, masalah keanggotaan negara harus diputuskan dalam pertemuan puncak antarkepala negara.

"Yang mengusulkan kepada kepala negara adalah Dewan Koordinasi ASEAN," kata Marty yang memimpin rapat dewan. Dewan Koordinasi ASEAN sepakat mengusulkan kepada para kepala negara/pemerintahan ASEAN untuk membentuk kelompok kerja yang akan membahas permohonan Timor Leste secara khusus dan rinci.

Perkembangan situasi pada KTT ke-19 ASEAN di Bali serta hasil yang diperoleh di GOR Jakarta Timur, tentu membahagiakan dan membanggakan bagi Timor Leste yang dulu bernaung di bawah NKRI itu.

Terlebih lagi ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Timor Leste Ramos Horta di lokasi pelaksanaan KTT di Nusa Dua, Bali, mereka membahas topik penting tentang permohonan Timor Leste untuk bergabung dengan ASEAN.


Menyodok Brunei
Kalau Indonesia mencapai target menjadi juara umum SEA Games XXVI, maka Timor Leste berhasil merangkak dari urutan juru kunci dan melewati Brunei Darussalam yang terkulai di urutan terakhir dari 11 negara dengan hanya dua perak dan tujuh perunggu.
Timor Leste datang ke Jakarta dan Pelembang, dengan hanya mengoleksi enam medali perunggu sejak mengikuti pesta olahraga Asia Tenggara pada 2003 di Hanoi.
Pada 2003, Timor Leste pulang ke negaranya dengan tidak membawa satu pun medali, kemudian dua tahun kemudian di Manila mereka meraih tiga medali perunggu, kemudian pada 2007 nasibnya sama dengan 2003 dan pada 2009 di Laos hanya mendulang tiga medali perunggu.
Dari sekitar 6374 atlet yang tampil di wilayah Jakarta dan Palembang, Timor Leste menurunkan 103 atlet putera dan 44 atlet puteri yang mendaftarkan diri turun di cabang atletik, bulu tangkis, tinju, balap sepeda, sepak bola, karate, kempo, menembak, tenis meja, pencak silat, taekwondo, bola voli dan angkat besi.
Tapi pada cabang sepak bola, negara kecil dengan jumlah penduduk 1.019. 252 (wikipedia.com, 2011) ini membuat kejutan dalam penyisihan Grup B, ketika berhasil mengalahkan Brunei 2-1 sereta Filipina 2-1 sebelum kandas di tangan Vietnam 0-2.

Tapi Timor Leste tidak lolos dari penyisihan grup B SEA Games XXVI setelah berada di urutan keempat dengan simpanan enam poin disusul Laos (4), Brunei (4), Filipina (3) sedangkan di puncak bercokol Vietnam dan Myanmar.
Timor Leste resmi diakui secara internasional pada 20 Mei 2002, karena sebelumnya Timor Leste masuk dalam wilayah Indonesia dengan nama Timor Timur. Tapi negara itu masih belum masuk anggota ASEAN.
Ketrampilan olahraga Timor Leste mulai terlihat pada Arafuru Games 2001, ketika mereka memboyong enam medali emas, satu medali perak dan dua medali perunggu.
Pada acara olahraga yang diikuti 25 negara dengan menandingkan 29 cabang di Darwin, Australia, mereka memperlihatkan kepiawaian atlet mereka di cabang atletik, cabang ibu olahraga di dunia ini.

Julianto Perreira, Dorceyana Borger, Luisa Dos Santos dan rekan mereka lainnya, akan menjadi pahlawan olahraga negara dan akan dielu-elukan sekembalinya ke Timor Leste. Raihan medali emas untuk pertama kali di SEA Games pecah dan ini akan menjadi catantan sejarah tinta emas bagi negara itu.
Akhirnya Timor Leste menutup tahun 2011 dengan prestasi mengesankan di SEA Games serta tak lama lagi akan mengikat tali persaudaraan menjadi anggota negara ASEAN.

***6***
(T.A008/B/A016/C/A016) 20-11-2011 13:32:02

SEMOGA JAKABARING TAK GARING Oleh A.R. Loebis

Jakarta, 19/11 (ANTARA) - Kalau Jakabaring bisa ngomong, ia akan menuntut janji seusai perhelatan SEA Games XXVI, seperti juga janji yang diikrarkan ketika kawasan itu menjadi areal pertandingan PON XVI 2004.

Pemda dan petinggi olahraga Sumsel seusai PON tujuh tahun lalu mengatakan Jakabaring akan menjadi pusat olahraga nasional, namun kawasan itu menjadi kawasan "antah barantah" dan kini pemerintah menjanjikan hal sama.
Menpora Andi Alifian Mallarangeng mengatakan, kawasan seluas sekitar 25 hektare yang dijuluki "Jakabaring Sport City" (JSC) di Palembang itu, di masa depan akan dijadikan pusat pembinaan olahraga Indonesia.

"Saya akan memperjuangkan Jakabaring menjadi tempat pembinaan atlet muda Indonesia yang dipersiapkan untuk masa depan, sehingga kita tidak kehilangan atau terputus satu generasi lagi di bidang olahraga," kata Andi Mallarangeng.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika membuka fasilitas olahraga JSC pun berharap keberadaan JSC bisa dimaksimalkan setelah perhelatan SEA Games 2011.

"Saya tahu banyak suka-duka yang dilalui dalam membangun daerah ini. Saya sudah meninjau langsung beberapa waktu lalu dan terus mendapat informasi kemajuan. Atas ridho Allah SWT, Jabakaring Sports Center bisa diresmikan," kata SBY.

"Banyak yang pesimistis, ada berita-berita yang menohok. Saya sampaikan bahwa jadikan itu sebagai cambuk dan jadikan sebagai karya nyata. Kritik adalah bagian dari sukses," sambung Presiden Yudhoyono.

"Saya sudah melihat banyak venue-venue di berbagai negara, dan saya senang kawasan Jakabaring ini bertaraf internasional. Itu menunjukkan kesungguhan pemerintah, baik pusat dan daerah," katanya.
Si "gila" olahraga Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin amat mendambakan daerahnya itu menjadi pusat kegiatan olahraga nasional.
Jakabaring sangat memungkinkan menjadi pusat kota olahraga nasional dengan menggunakan standar internasional. "Sebab kegiatan SEA Games sebagai sasaran utama untuk meningkat lapangan kerja. Lebih dari itu, karena kompleks ini dibangun dengan 17 venue cabang olahraga berstandar internasional," kata Alex.

Sebanyak 17 tempat pertandingan olahraga dibangun di kawasan itu, di antaranya stadion sepak bola, gulat, senam (artistik, ritmik, dan aerobik), angkat besi, atletik, fin swimming, ski air, aquatik (renang, loncat indah, dan renang indah), panjat tebing, menembak, pentaque, billiar, sepak takraw, sepatu roda, bola voli dan bola voli pantai, sofbol, bisbol dan tenis lapangan.

Jakabaring yang terletak di Seberang Ulu, Kota Palembang itu, kata Gubernur, akan dibuat sebagai sentra olahraga Indonesia dan akan didirikan sekolah khusus olahraga setingkat SD, SMP, SMA dan sekolah tinggi setingkat sarjana.

Seperti halnya Menpora, Gubernur mendambakan dengan adanya kota olahraga di Jakabaring, maka Indonesia suatu saat kembali menjadi "mancan" olahraga di Asia Tenggara dan bahkan Asia.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Utut Adianto amat setuju jika kompleks Jakabaring dikembangkan menjadi pemusatan latihan nasional serta menjadi pusat pendidikan keolahragaan dengan mendirikan universitas yang memiliki beberapa fakultas.

"Saya setuju di Jakabaring ini berdiri universitas olahraga, dan juga jadi area pelatnas, jangan sampai setelah SEA Games berakhir, area Jakabaring terlantar dan tidak bisa dimanfaatkan lagi," kata Utut di Palembang, Jumat.

Ia mengatakan, Jakabaring akan menjadi bahasan di Komisi X. Gubernur Sumsel nanti bisa melakukan pemaparan ke Komisi X tentang program Jakabaring pascaSEA Games," katanya.


Sport University

Bila pemerintah ingin mewujudkan impian mulia itu, maka akan ada pekerjaan besar yang harus diejawantahkan kepada masyarakat seusai gelaran SEA Games XXVI.
Pemprov Sumsel mengaku sudah mulai menyiapkan rencana pemeliharaan JSC yang ada di atas lahan seluas 325 hektare itu.
Alex Noerdin mengatakan, proses perawatan JSC diperkirakan menelan dana sekitar Rp4 miliar sampai Rp5 miliar per bulan.

"Kami sangat serius mengerjakan JSC, termasuk juga perawatan ke depan. Kalau biaya pembangunan saja butuh Rp2,2 triliun lebih, sekitar Rp1,6 triliun kami dapat dari pihak ketiga, seperti hibah, CSR dan lain-lain. Nah kalau pembiayaan ke depan kira-kira kebutuhannya sekitar Rp4 miliar sampai Rp5 miliar per bulan," ujar Alex.
Untuk menutupi dana perawatan tersebut, Alex menjelaskan, pihaknya menyiapkan beberapa program jangka panjang. Salah satunya menjadikan JSC sebagai pusat Perguruan Tinggi Olahraga (Sport University).

"Masterplan (rencana induk-Red) sudah ada sedari dulu sebelum JSC dibangun. Pembangunan sarana tambahan juga terus berlangsung. Rencananya kami akan dirikan Sport University. Diperkirakan 2013 sudah bisa menerima mahasiswa baru," tutur Alex.

Dengan dimanfaatkan sebagai Sport University, diharapkan pemasukan untuk biaya perawatan JSC bisa lebih pasti dan berkesinambungan. "Selain itu, keberadaan Sport University diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan keolahragaan nasional," katanya.
Rencana besar ini pasti berdampak luas dan yang pasti masalah lahan di sekitar kawasan itu akan menjadi rebutan karena harganya pasti melangit, seperti yang pernah terjadi di kawasan Desa Sentul saat desa tak terkenal itu tiba-tiba menjadi pembicaraan di tingkat dunia.
Tapi yang pasti, Jakabaring akan menjadi mirip dengan kawasan Senayan di masa lalu, saat semua atlet berlatih di daerah itu dan bermarkas serta bermukim di wisma mereka.

Jakabaring mendapat bencana ketika terbetik kasus korupsi wisma atlet dan kini tiba gilirannya untuk mengubah kesan (imej) itu menjadi suatu hal berharga bagi rakyat Indonesia.

Semoga Jakabaring tidak garing dimakan janji!
***6***
(T.A008/B/Z002/Z002) 19-11-2011 21:22:56

DITANTANG DI LONDON DAN INCHEON Oleh A.R. Loebis

Jakarta, 18/11 (ANTARA) - Indonesia hampir dipastikan menjadi juara umum SEA Games XXVI, tapi tantangan sebenarnya akan terjadi di London 2012 dan Incheon 2014, apakah mampu tetap berada di atas negara Asia Tenggara.

Sebagai tuan rumah, boleh-boleh saja tampil sebagai juara umum, -- itulah toleransi sesama Asia Tenggara -- tapi lihat saja nanti di Olimpiade London 2010 dan Asian Games Incheon, Korsel, 2014.

Di Asian Games Ghuangzhou, China, 2010, Indonesia berada di urutan ke-15 dengan meraih empat medali emas, sembilan perak, dan 13 perunggu, sedangkan Thailand di tangga kesembilan (11-9-32) dan Malaysia di urutan ke-10 (9-18-14).

Ketika itu, Singapura di urutan ke-16 dengan jumlah medali (4-7-6) dan Filipina di tangga ke-19 (3-4-9), disusul Myanmar di urutan ke-22 (2-5-3) dan Vietnam di urutan ke-24 (1-17-15).

Tiga medali emas Merah Putih berasal dari nomor tidak populer, perahu naga, dan satu lainnya dari nomor ganda bulu tangkis.

Di Olimpiade Beijing 2008, Thailand di urutan ke-31 dengan raihan (2-2-0) dan Indonesia di tempat ke-42 (1-1-3). Emas Indonesia lahir dari duet bulutangkis putera, Markis Kido dan Hendra Setiawan.

Ketika Indonesia masih berkutat di nomor permainan, yang penentuan juaranya bisa amat sukyektif, negara lain di kawasan Asia Tenggara sudah bermain di nomor-nomor terukur.
Thailand di Asian Games XVI 2010 meraih medali emas dari cabang atletik (1) dan menembak (3), selain dari nomor permainan biliar, rugbi, dan sepak takraw.
Singapura berjaya di nomor biliar, boling dan renang, Filipina di cabang biliar, boling, tinju, Myanmar di cabang sepak takraw sedangkan Vietnam melalui cabang karate.
Kebanyakan atlet Asia Tenggara yang datang ke Jakarta dan Palembang merupakan atlet lapis kedua, karena mereka sudah mempersiapkan atlet untuk mengikuti babak penyisihan ke London.
Pada laga terukur di SEA Games XXVI, hingga Jumat dipecahkan 11 rekor SEA Games oleh atlet dari Indonesia (3), Thailand (3), Singapura (4) dan Vietnam (1), semua dari cabang renang.
Pada hari pertama, dua rekor SEA Games dipertajam atlet Thailand atas nama Nutthapong Ketin di nomor 200 meter gaya dada putra dengan waktu dua menit 12,99 detik, lebih cepat dari rekor lama dua menit 13,42 detik atas namanya sendiri, pada 2009.

Rekor-rekor itu umumnya pertajaman atas nama sendiri, sementara atlet nasional I Gede Siman Sudartawa di nomor 100 meter gaya punggung membuat waktu 55,59 detik, lebih tajam dari rekor lama 56,16 detik yang dibuat Lim Keng Liat asal Malaysia pada 2001. Di nomor estafet, Siman juga memperbaiki rekor SEAG atas nama tim Indonesia yang dibuat di Laos.
Atletik Indonesia di SEA Games 2011 melampaui target dari tujuh yang diharapkan ternyata diperoleh 13 medali emas, semua dari nomor lari. Triyaningsih meraih emas maraton, 10.000m, 5.000m, sedangkan Franklin menyumbang emas 100m, 200m dan estafet 4x100m.

Agus Prayogo mempersembahkan dua medali emas melalui nomor 10.000m dan 5000m sisanya oleh Serafi (100m), Rini Budiarti (3000m halang rintang), Heru Astriyanto (400m), Ridwan (1.500m)dan Yahuza (maraton). Beberapa di antara mereka tidak berhasil memperbaiki rekor lamanya.

Di nomor bergengsi 100m putera, Franklin membuat catatan 10,37 detik, masih jauh dari catatan seniornya Suryo Agung Wibowo di SEA Games Laos 10,17 detik. Sekedar perbandingan, pelari kondang Usain Bolt pada 2009 sudah membuat catatan 9,19 dan 9, 58 detik.
Ketika itu, Suryo Agung memecahkan dua rekor, yakni rekor SEA Games atas namanya sendiri yang diukir pada SEA Games 2007 di Nakhon Ratchasima, Thailand, dengan catatan waktu 10,25 detik dan Rekornas atas nama Mardi Lestari pada PON 1989 yang 10,20 detik.


Tradisi emas
Tim Merah Putih pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade 1952 di Helsinki, Finlandia, kemudian selanjutnya tak pernah absen pada 1956, 1960 1964, 1968, 1972, 1976, 1980, 1984, 1988, 1992, 1996, 2000, 2004, 2008.

Medali pertama bagi kontingen Indonesia pada Olimpiade Seoul 1988 di Seoul, Korea Selatan, ketika trio pemanah Indonesia meraih medali perak cabang panahan beregu putri yang anggotanya adalah Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani dan Lilies Handayani
Pada Olimpiade Barcelona 1992 di Barcelona, Spanyol, medali emas pertama sepanjang sejarah Olimpiade dipersembahkan Susi Susanti (bulu tangkis, tunggal putri) disusul Alan Budikusuma (bulu tangkis, tunggal putra).

Perak diperoleh melalui Ardi B. Wiranata (bulu tangkis, tunggal putra), Eddy Hartono/Rudy Gunawan (bulu tangkis, ganda putra) dan medali perunggu lewat Hermawan Susanto (bulu tangkis, tunggal putra). Pada Olimpiade ini, Indonesia meraih dua emas, dua perak dan satu perunggu, yang semuanya dipersembahkan oleh kontingen bulu tangkis.

Di Atlanta, Amerika Serikat, Indonesia meraih satu emas, satu perak dan dua perunggu. Semua medali Indonesia dari tim bulu tangkis. Emas dari Rexy Mainaky/Ricky Subagja (nomor ganda Putra); perak Mia Audina (tunggal puteri); perunggu Susi Susanti (tunggal putri), Denny Kantono/Antonius B. Ariantho (ganda putra).

Pada Olimpiade Sydney 2000 di Sydney, Australia, Indonesia meraih satu emas, tiga perak dan dua perunggu. Emas dari Tony Gunawan/Chandra Wijaya (bulu tangkis, ganda putra); perak Hendrawan (bulu tangkis, tunggal putra), Tri Kusharjanto/Minarti Timur (bulu tangkis, ganda campuran), Raema Lisa Rumbewas (angkat berat putri 48 kg.); perunggu Sri Indriyani (Angkat berat, putri 48 kg.), Winarni Weightlifting, (angkat berat, putri 53 kg.)
Di Athena, Yunani, satu medali emas diperoleh melalui Taufik Hidayat dan dua perunggu dari Soni Dwi Kuncoro (bulu tangkis, tunggal putra) dan Flandy Limpele/Eng Hian (bulu tangkis, ganda putra).

Pada Olimpiade Beijing 2008 di Beijing, Merah Putih mendapatkan emas melalui cabang bulu tangkis oleh pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan. Perak dari Nova Widianto/Lilyana Natsir (bulu tangkis, ganda campuran), perunggu dari Maria Kristin Yulianti (bulu tangkis, tunggal putri), Eko Yuli Irawan (angkat Besi, Total angkatan 288 kg), Triyatno (angkat besi, total angkatan 298 kg).

Indonesia masih berkutat di cabang permainan, sementara negara lain fokus kepada cabang Olimpiade (compulsary sport) yang mengutamakan cabang terukur. Keberhasilan cabang terukur di SEA Games XXVI harus ditingkatkan.

Kehebatan tuan rumah di kandang sendiri pada 2011, akan dibuktikan lagi di London 2012 dan Incheon 2014, terutama pertarungan kembali sesama negara tetangga Asia Tenggara.

***6***

(T.A008/B/I015/I015) 18-11-2011 17:40:14

MYANMAR 2013 MYANMAR 2014 Oleh A.R. Loebis

Jakarta, 16/11 (ANTARA) - Ribuan atlet akan numplek di Myanmar pada 2013 saat SEA Games XXVII berlangsung, kemudian pada 2014 negara itu hampir pasti akan menjadi ketua Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menggantikan Brunei Darussalam.
Delegasi Myanmar sudah mempresentasikan di hadapan perwakilan negara peserta SEA Games tentang kesiapan sebagai tuan rumah pada 2013, Sabtu (12/11) di Palembang.

Myanmar menyampaikan rencana lokasi SEA Games yang tengah dibangun, termasuk Stadion Zabuthiri dan Gelora Zayathiri di Naw Pyi Taw, ibu kota Myanmar, sedangkan upacara resmi pembukaan diadakan pada 11 Desember 2013 dengan menghidangkan 32 cabang olahraga.

Kuatnya niat negara itu ditandai pula dengan diperkenalkan maskot berbentuk burung hantu. Dalam kepercayaan masyarakat Myanmar, burung hantu adalah hewan pembawa keberuntungan dan negara itu memilih maskot berbentuk burung hantu berwarna coklat muda yang dinamai Shwe Yoe dan Ma Moe.

Sesuai urutan, Myanmar seharusnya menjadi ketua ASEAN pada 2015, sementara Laos pada 2014. Tetapi pemerintah Myanmar berunding dengan pemerintah Laos untuk bertukar giliran sebagaimana Indonesia dan Brunei Darussalam pada 2011 dan 2013. Kamboja akan menjadi ketua ASEAN pada 2012, disusul Brunei Darussalam tahun 2013.

Myanmar merupakan negara yang baru mengakhiri pemerintahan militeristik dan otoriter. Negara ini disorot dunia internasional atas sejumlah kasus pelanggaran hak asasi manusia dan melakukan tahanan rumah kepada pemimpin gerakan demokrasi Aung San Suu Kyi dan 13 November 2010 dibebaskan dari status tahanan rumah.

Kini, seluruh negara anggota ASEAN mendukung Myanmar sebagai ketua ASEAN tahun 2014. "Sekarang waktunya sudah tepat bagi negara itu untuk jadi ketua," kata Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa usai Konferensi Tingkat Menteri ASEAN di Bali Nusa Dua Convention Centre, Bali, Selasa, 15 November 2011.

Myanmar yang gabung dengan ASEAN pada 1997, mengajukan secara resmi permohonan menjadi Ketua ASEAN pada 2014 dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-18 pada Mei lalu di Jakarta. Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011 membawa permohonan tersebut untuk dibahas oleh semua negara anggota ASEAN.

Marty mengatakan, ada kesan kuat dari negara-negara ASEAN bahwa sudah ada kemajuan yang signifikan di Myanmar. "Tentu ini bukan akhir, masih berlangsung," ujarnya, seperti diberitakan media.

Kiprah Myanmar

Myanmar hingga hari ke-15 SEA Games Jakarta-Palembang, Rabu siang, baru mengumpulkan 12 medali perak dan 16 perunggu dan bertengger di urutan ketiga dari bawah klasemen sementara.

Negara yang dahulu bernama Burma (1948-1992) ini, belum meraih satu pun medali emas, sedangkan pada SEA Games XXVI Laos mereka meraup (12-22-37) dan berada di urutan keempat dari bawah setelah Kamboja (3-10-27), Brunei Darussalam (1-1-8) dan Timor Leste (0-0-3).


SEAP GAMES

Kiprah negara itu amat jauh berbeda dibanding awal penyelenggaraan pesta olahraga se-Asia Tenggara ini. Pada 1959 saat pertama kali ajang olahraga ini digelar dengan nama Southeast Asian Pennisula Games (SEAP Games) atau Pesta Olahraga semenanjung Asia Tenggara, Myanmar menjadi negara dengan nomor urut kedua.

Ketika itu, Myanmar mendapatkan 11 medali emas. Thailand, yang ada di posisi juara umum, mendapatkan 35 medali emas.

Dua tahun berikutnya, Myanmar mampu membalik keadaan ketika pada 1961 menggeser Thailand sebagai juara umum. Myanmar menjadi juara dengan perolehan medali sama dengan Thailand dua tahun sebelumnya. Thailand meraih 21 emas.

Lama tak menduduki posisi tiga besar pasca SEAP Games 1961, Burma kembali menjadi raja di SEAP Games kelima 1969. Myanmar memperoleh medali emas terbanyak dengan jumlah 57 medali.

Pasang surut prestasi Myanmar di SEAP Games tercatat dua kali menjadi juara umum dan satu kali menjadi juara dua. Terakhir SEAP Games, Myanmar menempati posisi ketiga dengan memperoleh 28 emas di tahun 1975.

Dari SEAP Games, Myanmar memperoleh total medali sebanyak 619. Rinciannya adalah medali emas 198, medali perak 207 dan 214 perunggu. Myanmar (Burma) juga pernah sebagai tuan rumah pada 1961 dan 1969, diadakan di Rangoon.

Pada 1977, SEAP Games diganti menjadi SEA Games dan pesertanya bertambah tiga negara, Brunei Darussalam, Indonesia, serta Filipina dan sejak itu Myanmar tenggelam.
Raihan total medali tiap negara sejak 1977 sampai 2009 secara berurutan sebagai berikut (emas, perak, perunggu, total) : Indonesia 1422 - 1262 - 1251 - 3934, Thailand 1402 - 1208 - 1193 - 3803, Filipina 802 - 923 - 1121 2846, Malaysia 745 - 722 - 986 - 2453, Vietnam 490 - 448 - 518 - 1456, Singapura 464 - 514 - 768 - 1746, Myanmar 233 - 383 - 543 - 1159, Laos 44 - 46 - 130 ? 220, seperti dilansir dalam anakindonesia.com
Di SEA Games XXVI, Myanmar meraih 12 medali perak dan 16 medali perunggu dari cabang kano, atletik, takwondo, biliar/snooker, dayung, catur, panahan, menembak, loncat indah, gulat, karate dan silat.
Atlet negara itu masih bertarung dalam beberapa cabang lagi untuk mendapatkan medali emas pada nomor-nomor pertandingan yang mereka ikuti.
Myanmar berusaha mengangkat pamor mereka menjelang dan saat menjadi tuan rumah SEA Games XXVII 2013, kemudian menjadi ketua ASEAN pada 2014. ***6***



(T.A008/A/Z002/Z002) 16-11-2011 16:51:26

Tuesday, November 15, 2011

TIMOR LESTE DAN MEDALI PERUNGGU by A.R. Loebis

Jakarta, 15/11 (ANTARA) - Luisa Dos Santos menjadi pahlawan mengisi dahaga medali Timor Leste, ketika mempersembahkan medali pertama bagi negaranya, walaupun hanya medali perunggu.
Atlet puteri berusia 19 tahun itu mempersembahkan medali pertama bagi negara bekas propinsi Merah Putih itu lewat pertandingan taekwondo di kelas 46 kilogram di SEA Games XXVI, ketika di semi final kalah dari atlet tuan rumah, Fransisca Valentina, Senin.

Walaupun medali perunggu itu dibagi dua dengan semifinalis kalah lainnya Leight Anne Nugui dari Filipina, tapi perunggu itu menjadi buah mata amat berarti bagi negara itu, setelah kamar tempat medali mereka kosong melompong selama empat hari berlangsung laga olahraga Asia Tenggara itu.
Kalau Indonesia mencapai target dengan meraih enam medali emas di cabang taekwondo, maka bagi Timor Leste, medali perunggu itu merupakan medali perunggu ketujuh yang diraih mereka sejak mengikuti pesta olahraga Asia Tenggara itu mulai 2003 di Hanoi, Vietnam.
Pada 2003, Timor Leste pulang ke negaranya dengan tidak membawa satu pun medali, kemudian dua tahun kemudian di Manila mereka meraih tiga medali perunggu, kemudian pada 2007 nasibnya sama dengan 2003 dan pada 2009 di Laos hanya mendulang tiga medali perunggu.
Dari sekitar 6374 atlet yang tampil di wilayah Jakarta dan Palembang, Timor Leste menurunkan 103 atlet putera dan 44 atlet puteri yang mendaftarkan diri turun di cabang atletik, bulu tangkis, tinju, balap sepeda, sepak bola, karate, kempo, menembak, tenis meja, pencak silat, taekwondo, bola voli dan angkat besi.

Pesilat putri mereka Leste Agusta De Rego Barbosa gagal bertarung melawan pesilat Rawadee Damsri asal Thailand pada SEA Games XXVI.

Pelatih Leste Higionio Zamor di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta Timur mengatakan, Agusta gagal turun bertanding di kelas D karena berat badannya tidak mencukupi sehingga ia harus turun di kelas A.

"Tapi kami terlambat mendapat informasi dari panitia, karena kami kira untuk kelas A putri dipertandingkan dalam ajang olahraga ini," katanya. Manajer Timnas Pencak Silat Timor Leste Delfin Alwis sebelumnya menyatakan yakin akan meraih medali.

Ia mengatakan khusus untuk atlet pencak silat pihaknya mengirim delapan pesilat andalan. "Dari delapan pesilat yang kami siapkan untuk berlaga di antaranya lima pesilat putra dan tiga putri," kata Delfin. Dikatakannya, atlet tersebut akan turun di kelas B putra dan putri serta di kelas C.

Tapi pada cabang sepak bola, negara kecil dengan jumlah penduduk 1.019. 252 (wikipedia.com, 2011) ini membuat kejutan dalam penyisihan Grup B, ketika berhasil mengalahkan Brunei 2-1 sereta Filipina 2-1 sebelum kandas di tangan Vietnam 0-2.

Sebelumnya, pelatih Timnas U-23 Timor Leste, Antonio Carlos Veira, menyatakan pihaknya beruntung karena laga diadakan di Indonesia, sehingga suporter mereka bisa datang ke Jakarta untuk memberikan dukungan kepada tim itu.
"Tanding di Indonesia memberikan keuntungan bagi kami, karena pendukung kami bisa datang ke sini, sebab Jakarta tidak jauh dari Timor Leste," kata Veira kepada wartawan, setelah para pemain asuhannya memukul Filipina 2-1 (1-1) .
Luar biasa, selama laga berlangsung, Stadion Lebak Bulus praktis seperti dikuasai suporter Timor Leste. Mereka tidak henti-hentinya meneriakkan sorak-sorai sebagai dukungan. Kekuatan baru memang muncul dari negara baru itu.
Pengamat sepak bola dari Bandung, Risnandar, menilai di antara peserta SEA Games 2011, penampilan Timor Leste paling mengejutkan. Selama ini kekuatan mereka tidak banyak diketahui, tetapi tanpa diduga menekuk Filipina dan Brunei Darusalam yang lebih berpengalaman.
"Melejitnya kekuatan Timor Leste, tak lepas dari konstribusi para pemain hasil naturalisasi yang menjadi inti kekuatan mereka," ujar Risnandar, yang memberi apreesiasi kepada federasi sepak bola Timor Leste yang telah bekerja keras membenahi persepakbolaan negara mereka yang pernah menjadi bagian dari Indonesia ini.

"Tim yang tampil di SEA Games ini dipersiapkan dengan serius. Bahkan kabarnya mereka juga banyak menggelar uji coba di luar negeri, termasuk di Indonesia," tambah Risnandar.

Di cabang silat, kelas D puteri, atlet Timor Leste Alcinda Da Costa kalah 0-5 atas atlet tuan rumah Rosmayani , sedangkan di kelas D Rawadee Damsri (Thailand) menang WO atas Agusta De Rego Barbosa (Timor Leste).

Pantas bangga
Luisa Dos Santos pantas bangga kendati hanya meraih medali perunggu, karena medali utama itu akan menjadi bahan kebanggan para atlet negara itu bila kelak pulang ke negara mereka.

Timor Leste resmi diakui secara internasional pada 20 Mei 2002, karena sebelumnya Timor Leste masuk dalam wilayah Indonesia dengan nama Timor Timur.

Tapi pada Arafuru Games 19-26 Mei 2001, mereka sudah melakukan gebrakan dengan memboyong enam medali emas, satu medali perak dan dua medali perunggu.
Pada acara olahraga yang diikuti 25 negara dengan menandingkan 29 cabang di Darwin, Australia, mereka memperlihatkan kepiawaian atlet mereka di cabang atletik, cabang ibu olahraga di dunia ini.

Di antara atlet mereka yang menonjol ketika itu, Mariana Dias Ximenes yang meraih medali emas di nomor 5000m dan 10.000m puteri serta Dominggus Monterrey di nomor 1500m putera. Mereka unggul di cabang basket, sepeda, tinju, bola voli pada laga itu.
Kini mereka tampil dengan kekuatan 100 lebih atlet, lebih banyak dibanding Brunai Darussalam yang hanya mengirim 88 atlet (75 putera 13 puteri) yang posisinya satu tingkat di atas mereka pada klasemen umum.
Kebetulan unik keikutsertaan Timor Leste di SEA Games dari empat kali mengikutinya sejak 2003 sampai 2009, mereka memperoleh medali dengan pola 0-3-0-3, dengan rincian (2003 nol medali, 2005 tiga perunggu, 2007 nol medali dan 2009 tiga perunggu).

Akankan negara tetangga itu masih akan pulang dengan tiga medali, mari kita tunggu hingga akhir pertandingan.
Timor Leste sedang berjuang membangun supremasi olahraga mereka dan negara itu kemungkinan akan mendapat banyak medali saat menjadi tuan rumah SEA Games ke-42 pada 2043.***6***

(T.A008/B/I015/I015) 15-11-2011 17:54:43

THAILAND ANTARA BANJIR DAN MEDALI by A.R. Loebis

Jakarta, 14/11 (ANTARA) - Para atlet Thailand berusaha keras mempertahankan supremasi mereka sebagai juara umum pada SEA Games XXVI di tengah kegalauan banjir di negaranya yang sudah memakan korban 562 jiwa.

Banjir terburuk lebih dari 50 tahun di Thailand dikhawatirkan akan menewaskan lebih banyak lagi sementara dua orang hilang selama negara itu dilanda banjir lebih dari tiga bulan.
Departemen Pencegahan Bencana dan Mitigasi negara itu menyebutkan, banjir masih terjadi di 22 provinsi, termasuk ibukota Bangkok, di wilayah tengah dan timur laut, sementara di 42 provinsi lainnya berangsur mulai pulih. Tapi sekitar lima juta warga saat ini masih menderita.

Di Bangkok, 27 komunitas di 13 kabupaten telah terpengaruh oleh banjir disebabkan hujan lebat dan badai tropis yang menyerang 64 dari 77 provinsi di seluruh negara itu sejak akhir Juli, berdampak terhadap lebih dari 13 juta orang, atau satu dari setiap lima warga Thailand.

Puluhan ribu pabrik juga kebanjiran, mengakibatkan lebih dari satu juta karyawan menanggung risiko kehilangan pekerjaan, dan menyebabkan kerugian sekitar 4,5 miliar dolar AS. Kerusakan ekonomi diperkirakan mencapai antara 23-28 miliar dolar AS.

Di tengah kegalauan itu, sebanyak 405 atlet Thailand (236 putera dan 169 puteri) meninggalkan kampung dan sanak keluarga mereka yang kedinginan, demi menegakkan panji olahraga mereka sekaligus guna mempertahankan gelar pada event yang diadakan di kawasan Jakarta dan Palembang.
Sejak laga diadakan Jumat lalu, negara Gajah Putih itu sudah mengumpulkan 22 medali emas hingga Senin siang, sedangkan Indonesia yang berusaha meraih gelar dari mereka, berada di puncak klasemen dengan raihan 42 medali emas.

Negara tetangga yang sudah menjadi tuan rumah sebanyak enam kali itu, sejak 1959, meraih medali emas mereka dari cabang atletik (7 keping), dayung (5), taekwondo (4), dayung (3), tembak (1), pentaque (1) dan sepeda (1). Selain itu, mereka sudah mengoleksi 22 medali perak dan 25 perunggu.
Sedangkan Indonesia di puncak klasemen dengan raihan sementara 42 medali emas yang didulang dari karate (9), sepatu roda (8), atletik (7), kano (6), sepeda (3) taekwondo (3), renang (2), tembak (2), loncat indah (1) dan panjat tebing (1). Selain itu sudah ada 31 medali perak dan 25 perunggu.

Di bawa posisi Thailand menyusul juara umum 2003 Vietnam dengan 19 medali emas 19 perak dan 24 perunggu, dibayangi Singapura (13-12-18) dan juara umum 2001 Malaysia (10-10-20).
Dalam memberikan dukungan moral kepada para atletnya, Putri Raja Thailand, HRH Princess Sirivannavari Nariratana, menyaksikan langsung beberapa pertandingan di Palembang, termasuk laga sepak takraw putri beregu Thailand melawan Indonesia, ketika mereka mengalahkan tim tuan rumah 3-0, Sabtu.

Manajer tim Pairoj Archarungroj mengatakan, mereka amat senang dan motivasi para pemain terpacu menyaksikan putri Raja Bhumibol Adulyadej tersebut hadir mendukung penampilan mereka.
Di cabang sepak bola, yang paling populer di SEA Games, Thailand yang pernah juara sebanyak 12 kali dan empat kali sebagai runner-up, kini berada di urutan keempat klasemen penyisihan Grup A.

Tim Gajah Putih itu tersingkir setelah Indonesia berada di puncak dengan simpanan sembilan poin setelah menang tiga kali termasuk menundukkan mereka 3-1, sedangkan urutan kedua ditempati Malaysia (7) dan Singapura (4). Di bawah Thailand, bertengger Kamboja dengan nilai nol setelah kalah empat kali dan kemasukan 16 gol.
Tim sepak bola Thailand merupakan salah satu cabang yang mengalami pukulan berat dengan adanya banjir, karena mereka tidak dapat menyusun kekuatan sebagai persiapan ke Jakarta, juga untuk menghadapi penyisihan Piala Dunia 2014.

Manajer tim Kasem Jariyawatwong mengakui ia berusaha keras menaikkan semangat dan mental para pemainnya, terlebih setelah mereka kalah atas Malaysia dan Indonesia. "Hasil dengan Indonesia amat menentukan nasib kami dan ternyata kami kalah," katanya.

Terus maju
Namun Thailand masih terus menyusun kekuatan mereka dan terus akan maju, karena kontingen itu tampil di semua cabang yang dipertandingkan dan mereka masih memiliki kekuatan besar di beberapa cabang yang belum dan sedang dipertandingkan, di antaranya tinju, boling, angkat besi, menembak, sepak takraw dan atletik.
Ketika Puteri Raja Thailand Sirivannavari Nariratana datang ke Indonesia untuk memberikan moral kepada para pasukan olahraganya, PM Yingluck Shinawatra mengutarakan batal ke KTT Asia-Pasifik di Hawaii, sehingga menunda debutnya di panggung dunia karena harus menangani banjir terburuk di kerajaan itu.

PM Yingluck Shinawatra, yang menghadapi krisis pertama dari kepemimpinannya, berencana akan memberikan penjelasan kepada para peserta Forum Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) tentang krisis banjir itu dan meningkatkan kepercayaan investor di negara itu.

Tetapi dengan banjir yang menusuk jantung kota Bangkok yang berpenduduk 12 juta jiwa itu, menyebabkan Yingluck mengirim Wakil PM Kittirat Na-Ranong, yang juga menteri perdagangan, untuk mewakilinya.

"Saya kira pada saat ini seluruh rakyat Thailand harus dibantu dalam krisis banjir itu," katanya kepada wartawan.

Banjir masih mengancam berbagai kehidupan di negara itu, namun semangat juang pada atlet mereka di SEA Games XXVI hingga minggu depan patut diacungi jempol.

Dan sejauh mana "United & Rising" yang merupakan tema SEA Games XXVI yang notabene merupakan pemersatu negara Asia Tenggara menyikapi kesengsaraan akibat musibah nasional di negara tetangga ini?
***6***

(T.A008/B/I015/I015) 14-11-2011 17:26:51

MULAI MENGHITUNG ANGKA by A.R. Loebis

Jakarta, 12/11 (ANTARA) - Sejak pesta olahraga Asia Tenggara (SEA Games) XXVI dibuka resmi pada 11.11.11, maka ratusan juta rakyat Indonesia mulai menghitung angka-angka medali, terlebih dengan lahirnya dua medali emas pada awal pertandingan.

Pada akhir pertandingan setiap hari, mata akan selalu tertuju pada angka-angka dalam daftar raihan medali setiap akhir lomba dan setiap hari hingga akhir pertandingan.

Sebanyak 542 medali emas diperebutkan ribuan atlet yang akan berlaga dalam 44 cabang olah raga pada acara yang dibuka resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11.11.11 itu.

Indonesia menjadi tuan rumah untuk yang keempat kalinya setelah sebelumnya pada 1979, 1987 dan 1997, tampil sebagai juara umum pada ketiga event itu dan bagaimana dengan penyelengaraan tuan rumah kali ini?
Pertempuran sudah dimulai. Pada hari pertama Indonesia sudah mendapat dua medali emas dan hingga tulisan ini diturunkan Sabtu siang, sudah bertambah lagi dua dari cabang sepatu roda dan satu dari balap sepeda nomor "down hill" dan nomor menembak dari Anang Yulianto.

Cabang sepatu roda putra putri pada nomor 5.000 meter dipersembahkan Ajeng Anindia dengan poin 19 dan putera melalui Oki Adriyanto dengan poin 13.

Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Riau Eka Octarorianus menjadi pahlawan ketika mempersembahkan medali emas pertama bagi Indonesia pada hari pertama di nomor Kano 1 1000 meter dari Situ Cipule di Karawang, Jawa Barat.

Eka bersama mitranya Anwar Tarra kembali mempersembahkan medali emas kedua bagi Tim Merah Putih dari nomor Kano 2 Putra 1000 meter.

Tapi jangan cepat-cepat berbesar hati, karena Thailand yang mengincar supremasi gelar juara bertahan SEA Games, pada hari pertama itu sudah meraih tiga medali emas.

Wichan Jaitieng menuai emas dari Kayak 1 Putra 1000 meter, Kayak 2 Putra 1000 meter lewat Piyaphan Phaophat dan Nathaworn Waenphrom, serta dari Kayak 4 Putra 1000 meter dari Piyaphan Phaophat, Nathaworn Waenphrom, Chatchart Bunmuen, dan Natthaphon Yatra.

Pada Kano 1 Putra 1000 meter, Eka pun menoreh waktu amat dekat dengan Win Htike yang menoreh waktu 04:16.00, dibanding Win Htike 04:21.09.

Pada Kano 2 Putra 1000 meter, duet Eka dan Anwar Tarra direstui Dewi Fortuna saat membuat waktu 04:00.44 yang terpaut sedetik lebih dengan duet Win Htike dan Ye aung Soe 04:01.01.

Pada hari pertama itu, tuan rumah lolos ujian kedua pada pertandingan sepak bola, setelah menggulung Singapura 2-0 dan dengan hasil itu, tim Garuda Muda mengoleksi enam poin dari dua pertandingan. Pada laga pertama, Senin (7/11), Egi Melgiansyah dan kawan-kawan melipat Kamboja dengan angka 6-0.
Tim Indonesia U-23 juga menjadi perhatian, karena menoreh gol tercepat dalam pertandingan, ketika Patrick Wanggai menggetarkan gawang lawan pada menit pertama dan Titus Bonai menambahnya pada menit 37.


Meningkatkan perjuangan
Sebanyak 43 medali emas diperebutkan hari kedua Sabtu dan mata pun mulai menyaksikan angka demi angka yang tertoreh saling berubah di papan besar klasemen sementara.

Atletik yang dilombakan di Stadion Atletik Komplek Olahraga Jakabaring Palembang, menyediakan medali terbanyak, yaitu 11 keping medali emas.

Cabang lain adalah karate (7), taekwondo (7), renang (6), kano (3), menembak (3), sepatu roda (4), senam (1) dan polo air (1).

Tim Merah Putih dalam meningkatkan perjuangannya, mengharapkan medali emas dari pelari jarak jauh Triyaningsih di nomor atletik yang merebutkan total 46 medali, sementara taekwondo yang digelar di Stadion POPKI Cibubur Jakarta Timur, optimistis bisa meraih dua emas pada pertandingan hari pertama tersebut.

"Kami berharap meraih medali emas dari Triyaningsih pada nomor lari 10.000 meter putri," ujar manajer tim atletik Indonesia Johanis Paulus Lay.

Pada SEA Games Laos dua tahun lalu, Triyaningsih meraih dua medali emas melalui nomor lari 5.000 meter dan 10.000 meter. Atletik memperebutkan 11 medali emas pada hari pertama lomba, Sabtu, di antaranya nomor jalan cepat 20 km, lompat jauh, lempar cakram, lompat galah, dan tolak peluru.

Pada nomor lempar cakram putra, Indonesia mengandalkan Hermanto, pemecah rekor nasional pada Kejuaraan Nasional 2011 di Stadion Madya, Juli lalu. Saat itu ia menghasilkan lemparan sejauh 52,95 meter.

"Namun ia akan menghadapi tantangan dari atlet Singapura," kata Paulus dengan menambahkan, pada nomor 3.000 meter steeplechase putri, peluang bagi Rini Budiarti adalah 50:50 persen.

Pada nomor tolak peluru putra, lanjut Paulus, Indonesia harus bersaing dengan atlet-atlet Malaysia dan Thailand, begitu pula pada nomor lempar cakram putra, Indonesia kemungkinan dihadang atlet asal Singapura. Secara keseluruhan, atletik pada SEA Games 2011 memperebutkan 46 medali emas.

Sementara itu, manajer tim taekwondo Yosep Hungan mengatakan kontingen olahraga bela diri asal Korea tersebut diperkirakan akan menyumbang dua emas pada pertandingan hari pertama.

"Pada pertandingan perdana besok, kami akan bersaing di lima nomor pertandingan, masing-masing tiga nomor Poomsae dan dua dari nomor Kyurogi. Minimal kita dapat dua emas dari nomor tersebut," kata Yosep.

Di cabang dayung, para srikandi Merah Putih diharapkan mampu menambah koleksi emas Sabtu pada nomor Kayak 1 Putri (K1-W) 500 meter, Kayak 2 Putri (K2-W) 500 meter, dan Kayak 4 Putri (K4-W) 500 meter.

Tim dayung Indonesia turun pada jarak 500 meter putri tersebut ialah Masrifah (K1-W), duet Rasima dan Sarce Aronggear (K2-W) serta Masrifah, Rasima, Sarce Aronggear dan Kanti Satyawati (K4-W).

Dari karate, tujuh nomor akan dipertandingkan meliputi kata perorangan putra putri, kumite putri kelas 68 kilogram, kata beregu putra dan putri serta kumite perorangan putra +84 kg dan kumite perorangan putri -50 kg.

Sebanyak 10 negara mengikuti cabang kareate minus Kamboja.
Dari arena perairan, manajer renang Indonesia, Bambang, mengatakan, Indonesia menargetkan enam medali emas dari perenang muda yang telah berlatih di luar negeri sejak beberapa bulan lalu. Mereka adalah Glend Victor di nomor 50 meter dan 100 meter gaya kupu-kupu putra.

Dua emas lain ditargetkan dari Siman Sudarwata pada gaya punggung putra jarak 50M dan 100M dan dua lainnya pada estafet putra 100M dan 400 meter gaya ganti.

Keempat perenang yang akan diturunkan pada nomor estafet putra tersebut adalah Glend, Siman, Indra Gunawan dan Triaji serta Guntur. Di Laos dua tahun lalu, Merah Putih hanya mendapat dua medali emas dari renang.
Di cabang bergengsi bulu tangkis, jauh-jauh hari Thailand sudah menilai tuan rumah bisa menjadi batu sandungan untuk mengejar medali emas nomor beregu putri, seperti diungkapkan manajer Utis Pakpoom.
"Indonesia tim kuat dan pemainnya bagus-bagus," tambahnya.

"Kalau bertemu Indonesia di final, saya kira peluangnya 'fifty-fifty'," katanya usai pertemuan manajer tim dan undian.

Tuan rumah Indonesia menjadi unggulan kedua di nomor beregu putri dan akan bertemu Vietnam di laga perdana. Jika tidak terjadi kejutan, Thailand dan Indonesia kemungkinan besar akan bertemu di babak final.

Thailand menurunkan pemain kuat untuk mendulang medali emas, seperti Porntip Buranaprasertsuk (peringkat 12 dunia), juara dunia junior 2011 Ratchanok Intanon, dan Salakjit Ponsana (28 dunia). Selain itu ada ganda peringkat 11 dunia, Duanganong Aroonkesorn/Kunchala Voravichitchaikul.

Tim putri Indonesia diperkuat antara lain Lindaweni Fanetri (34 dunia), Ardiyanti Firdasari (39), Maria Febe Kusumastuti (49), Vita Marissa/Nadya Melati (10), dan Anneke Feinya Agustine/Nitya Krishinda (19).

Semua negara peserta SEA Games XXVI mulai saling hitung angka, karena bagi atlet dan para petinggi olahraga, yang terpenting adalah medali emas dalam menunjang supremasi olahraga masing-masing, selain tentu saja untuk wadah mempersatukan bangsa.

"ASEAN kian menjadi kawasan dinamis dan penuh kemajuan. Mari kita tingkatkan kerja sama dan kemitraan lebih tinggi untuk mewujudkan Asia Tenggara yang damai, adil, maju dan sejahtera," kata Presiden SBY ketika membuka resmi pesta olah raga Asia Tenggara itu. Apalagi di Bali juga saat ini, 17-19 November, berlangsung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.

Medali emas Merah Putih mulai bermunculan sejak hari pertama pertandingan dan angka angka pun akan menjadi perhatian utama, hari demi hari angka demi angka, entah sampai hari ke berapa dan entah sampai berapa.

Selamat berjuang anak bangsa!
***6***
(T.A008/A/A016/C/A016) 12-11-2011 14:24:34

VOVINAM PERPADUAN KERAS DAN LEMBUT bu A.R. Loebis

Jakarta, 11/11 (ANTARA) - Vovinam adalah olahraga Vietnam yang memadukan gerakan keras serta lembut dan tampaknya merupakan salah satu cabang olah raga yang menarik disaksikan pada SEA Games ke-26 yang dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat.

Vovinam, seni bela diri yang baru pertama kali dipertandingkan dalam SEA Games, merupakan gabungan antara kekerasan silat serta kelembutan wushu, dan di Indonesia, Bali menjadi sentra berkembangnya cabang olah raga ini.

Jenis laga ini ditandingkan hanya tiga hari (14-16 November) di GOR Tanjung Priok Sport Hall. Saingan terberat kontingen Indonesia adalah Vietnam dan pada pertandingan ini ada dua nomor yang dilombakan, yaitu seni pementasan (art/performance) dan kategori pertandingan.

Vovinam merupakan seni bela diri dengan menggunakan atau tanpa senjata, dan dalam latihan yang diasah adalah ketahanan fisik dan kekuatan pikiran. "Permainan ini mengandalkan kekuatan dan reaksi lawan," demikian dilukiskan dalam laman wikipedia.com.
Vovinam mengandalkan kecepatan dan kekuatan tangan, siku dan tendangan. Keduanya gerakan menyerang dan bertahan dilatih bahkan menggunakan gerakan gulat tradisional, sedangkan senjata di antaranya menggunakan pedang, pisau, tongkat dan kipas berlipat.
Teori dan latihan Yin dan Yang (bahasa Vietnam-nya: Am-Dương) menekankan bahwa dalam kehidupan universal ada kaitan antara Yin (negatif) dan Yang (positif). Vovinam menekankan hal itu, yaitu adanya kekerasan yang mendasari kelembutan dan adanya kelembutan yang mengatasi kekerasan. Kekerasan dan kelembutan sepadan untuk mengatasi segala situasi dan segala masalah.
Para atlet vovinam diajarkan tentang perpaduan antara unsur positif dan negatif yang pada ujungnya bermuara pada filosofi seni bela diri, yaitu: semangat juang, keberanian, keuletan, kejujuran, kesederhanaan dan toleransi. Latihan atlet vovinam mengarah pada ketahanan moral dan aplikasi filosofinya pada karakter mereka.
"Kesulitan paling mendasar adalah menyusup ke dalam ego seseorang dan kemudian mengatasi atau memperbaikinya,? demikian filosofi vovinam yang dijabarkan dalam beberapa laman.
Dengan salam pembukaan, ?Iron Hand over benevolent heart" (Tangan Besi di Atas Kebaikan Hati), para atlet diingatkan tentang prinsipal dan tujuan Vovinam (Việt V? Đạo) dalam setiap latihan. Ini juga berarti, menggunakan kekuatan dan reaksi lawan, untuk mendapatkan hasil maksimum dengan tenaga sedikit.
Vovinam ditemukan Nguyễn Lộc (8 April 1912 - 4 April 1960). Nguyễn lahir di Huu Bang, Distrik Thach That, Propinso Son Tay, Vietnam, anak termuda dari lima bersaudara. Ayahnya, Nguyễn Dinh Xuyen dan ibu Nguyễn Thị Hoa, selalu berpindah-pindah dan terakhir bermukim di dekatr Hano.

Nguyen memperkenalkan vovinam sebagai seni bela diri tradisional Vietnam pada 1938. Setelah diadakan demonstrasi di Hanoi pada 1939, vovinam dengan cepat berkembang di negara itu dan akhirnya menyebar secara internasional.

Mirip pencak silat
Vovinam mirip dengan cabang pencak silat, seni bela diri khas Indonesia sehingga atlet Vovinam Indonesia umumnya punya keahlian pencak silat dan atlet vovinam SEAG berasal dari cabang pencak silat.

"Mereka tidak mengambil kuda-kuda untuk melindungi kepala karena di pencak silat dilarang mengenai kepala. Sebaliknya di cabang vovinam, apabila mengenai kepala lawan justru mendapat poin," demikian penjelasan dalam laman tentang vovinam.
Di kejuaraan Laos Asian Indoor Games pada 2009, Indonesia meraih dua medali emas dan di ajang kejuaraan yang digelar di Kamboja, Indonesia meraih lima medali emas, sehingga pengalaman itu menjadi modal berharga untuk menatap persaingan perebutan medali cabang vovinam di arena SEA Games 2011.

Pada Sea Games 2011, Indonesia menurunkan 27 atlet, di antaranya sembilan putri dan 28 putera dan cabang vovinam hanya diikuti empat negara, Laos, Vietnam, Kamboja dan Indonesia.

Lawan terberat Indonesia yaitu Vietnam yang merupakan olahraga asal Vovinam itu sendiri. Atlet vovinam Indonesia akan menghadapi lawan kuat dari negara yang lebih dulu mengenal vovinam, bela diri asli Vietnam, seperti Laos, Kamboja, Thailand dan Filipina.

Kontingen Indonesia juga pernah berjaya dalam kejuaraan tingkat Asia Tenggara yang digelar di Pnomh Penh, Kamboja, 13-17 Oktober. Mereka pulang dengan titel juara ke dua di bawah Vietnam, dengan memboyong lima medali emas, lima perak dan tujuh medali perunggu.
Vietnam sebagai juara pertama meraih sembilan medali emas dan 10 medali perak. Lima medali emas itu berasal dari nomor penampilan (performance) tunggal puteri melalui Kadek Wulandari, "woman weapon doubleZ" oleh Luh Gede Arista Dewi dan Ni Made Ratna Dewi.
Pada nomor "men weapon double" medali diraih I Kadek Ari Sutara dan Putu Ruwita, pada nomor "women defense" oleh Eni Kusmayanti dan Sulendra sedangkan pada nomor "multi weapon" oleh Ari Wirawan, Wisnu Atmadi Sudewa, Suryawan dan Tomi Sunjaya.

Kesulitan masih dialami para atlet di nomor pertandingan (battle), karena teknik dalam serangan memakai kaki agak berbeda dengan silat.
Tendangannya lebih mengarah ke leher atau bagian atas. Teknik dasar dari Vovinam meliputi pukulan tangan (dong tay), sikut (cho), dan tendangan (da). Jurus yang terkenal dan cukup sulit dilakukan adalah guntingan kaki di leher lawan (Don Chan Tan Cong so 12).

Aturan paling baku dalam vovinam adalah "berbeda dengan pencak silat, dalam vovinam serangan ke kepala lawan legal dan lawan mendapatkan poin", seperti dilansir dalam "mediaanakindonesia.com".

Selamat berjuang atlet Vovinam Indonesia.

***6***

542 MEDALI MULAI DIREBUTKAN by A.R. Loebis

Jakarta, 10/11 (ANTARA) - Sebanyak 542 medali emas mulai diperebutkan ribuan atlet yang akan berlaga dalam 44 cabang olah raga pada SEA Games ke-26 yang akan dibuka resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 November 2011.

Indonesia menjadi tuan rumah untuk yang keempat kalinya setelah sebelumnya pada 1979, 1987 dan 1997, Indonesia tampil sebagai tuan rumah sekaligus juara umum pada ketiga event itu.

SEA Games sebelumnya bernama Southeast Asian Peninsular Games atau SEAP Games, yang dicetuskan oleh Laung Sukhumnaipradit, pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden Komite Olimpiade Thailand, yang bertujuan untuk mengeratkan hubungan antar negara di kawasan ASEAN.

Thailand, Burma (sekarang Myanmar), Malaysia, Laos, Vietnam dan Kamboja (dengan Singapura dimasukkan kemudian) merupakan negara pelopor, ketika SEAP Games pertama diadakan di Bangkok 12-17 Desember 1959, diikuti lebih dari 527 atlet dan atlet dari Thailand, Burma, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Laos, berlaga dalam 12 cabang olahraga.

Pada SEAP Games VIII 1975, Federasi SEAP mempertimbangkan masuknya Indonesia dan Filipina dan akhirnya kedua negara ini masuk secara resmi pada 1977 dan Brunei dimasukkan pada SEA Games X di Jakarta dan Timor Leste di SEAG XXII di Hanoi, Vietnam.

Ketika pertama kali menjadi tuan rumah pada 1997, Indonesia langsung tampil sebagai juara umum, dan kemudian pada SEAG XII di Bangkok, tuan rumah mengambil alih posisi puncak raihan medali. Tapi pada empat SEAG berikutnya, Indonesia kembali sebagai juara umum berturut-turut.

Pada 1995 di Chiang Mai, Thailand sebagai tuan rumah kembali berjaya dan dua tahun berikutnya di Jakarta, Indonesia kembali menggeser negara Gajah itu. Setelah itu, pada enam SEAG berikutnya, secara berurutan tampil sebagai juara umum Thailand, Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand dan Thailand.
Indonesia kini kembali berusaha mengembalikan supremasi harumnya olahraga nasional di kancah internasional, saat menjadi tuan rumah di Jakarta dan Palembang pada 11-22 November 2011. Tapi jangan dulu berharap terlalu banyak, karena media asing sudah mencium banyaknya masalah yang dihadapi tuan rumah.


Laporan media asing
Penyelenggara event SEA Games menyatakan acara itu akan berlangsung sukses, tetapi 'segepok' masalah terjadi, termasuk korupsi dan ancaman tidak siapnya beberapa arena pertandingan (venue) sehingga mengancam keberhasilan itu menjadi bahan tertawaan, demikian laporan wartawan kantor berita Prancis, AFP, Kamis siang, menyangkut persiapan Indonesia sebagai tuan rumah pesta olah raga akbar yang diikuti 11 negara anggota ASEAN itu.

"Kiprah SEA Games ke-26 menjadi buruk sejak bendahara partai berkuasa didakwa menerima suap sebesar tiga juta dolar dari perusahaan tender pembangunan wisma atlet, yang kemudian menghilang ke Kolumbia," demikian lapor AFP.
Potensi tidak sukses itu, seperti yang pernah memalukan India ketika menyelenggarakan pesta olahraga Negara Persemakmuran, semakin terlihat dari belum siapnya tempat pertandingan serta tidak cukupnya penginapan bagi atlet dan tamu negara itu.
Dalam kerepotan mempersiapkan kebutuhan itu, Indonesia menyiapkan kapal untuk tempat tidur ofisial dan media, sedangkan atlet sepak bola dari beberapa negara dilaporkan keracunan makanan di hotel bintang lima tempat mereka menginap, demikian AFP.

Dengan slogan "United and Rising", SEA Games dirancang sebagai bangkitnya kekuatan Indonesia, dengan bangunnya perekonomian di negara berpenduduk 245 juta jiwa itu.
"Tuhan yang menginginkan event ini berlangsung dengan semestinya. Kami sudah bekerja keras dengan berbagai kesulitan yang dihadapi. Tapi saya yakin SEAG akan berjalan dengan baik," kata Ketua Inasoc Rita Subowo seperti disiarkan AFP.
"Kami akhirnya dapat menyelesaikan beberapa tempat pertandingan termasuk penyelesaikan akhir catatan waktu dan matras untuk cabang gulat," katanya.


Kritikan mulai bermunculan
Rabu, ofisial olahraga Filipina menyatakan bahwa ini merupakan event "paling kacau" sepanjang sejarah, seperti dilaporkan harian Filipina, Daily Inquirer, ketika menyinggung parahnya tentang penginapan dan transport.
Koran Singapura Straits Times melaporkan keracunan makanan melanda para pemain sepak bola dari Singapura, Malaysia, Kamboja dan Indonesia, yang menginap di hotel berbintang di Jakarta.

Ketika obor SEAG tiba di Palembang, koresponden AFP menyaksikan ribuan pekerja masih bekerja keras di beberapa tempat termasuk untuk menyelesaikan pengaliran air (drainage).
Di Jakarta, sekitar 500 kilometer dari Palembang, sekitar 12.000 atlet, ofisial dan media akan berlalu-lalang, belum lagi ditambah ribuan penonton. Masalah kemacetan lalu lintas jadi hambatan utama, sehingga para siswa sekolah diliburkan. Tapi itu kelihatannya tidak menyelesaikan masalah.
Laporan media nasional Rabu menyebutkan, hingga petang itu pusat layanan media (MPC) di Gedung Bank Sumsel di Jakabaring, Palembang, masih kosong dari peralatan sedangkan wartawan asing sudah mulai berdatangan.

Ruang kesehatan, ruang kerja media, menara serta toilet pada arena perlombaan dayung di Karawang pun hingga Rabu petang belum selesai, tapi Menpora Andi Mallarangeng menyatakan yakin kekurangan itu akan terpenuhi Kamis sementara awal laga di tempat itu diundur dari Kamis menjadi Jumat.

Setidaknya, semua kritikan ini menjadi "otokritik" bagi semua pihak yang terlibat langsung atau tidak, agar saling mendukung terejawentahkannya dwi sukses sebagai tuan rumah, yaitu sukses mendulang medali dan sukses sebagai negara penyelenggara.

(T.A008/A/A016/C/A016) 10-11-2011 16:01:00